Mudadabicara.com_ Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang terkenal di Indonesia. Awalnya pantun merupakan sastra lisan namun sekarang pantun sering kita jumpai dalam bentuk tulisan.
Pantun sendiri terdiri dari dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama dan biasanya tidak memiliki hubungan dengan bagian isi. Sampiran hanya berfungsu sebagai rima.Sedangkan isi adalah dua baris terakhir yang berisi maksud dari pantun itu sendiri.
BACA JUGA : Mengenang Perlawanan Wiji Thukul Lewat “Puisi Untuk Adik”
Selama ini pantun berperan sebagai alat pemelihara bahasa, penjaga fungsi kata sekaligus kemampuan untuk menjaga alur berfikir. Dengan pantun seseorang akan memikirkan makna kata sebelum berucap. Selain itu pantun juga melatif orang untuk berfikir asosiatif terkait kaya ternyata memiliki kaitan dengan kata lainnya.
Secara sosial pantun berfungsi untuk menjalin komunukasi serta memperkuat pergaulan. Faktanya memang tidak semua orang lihai untuk bermain kata-kata, apalagi berhubungan dengan pantun.
Nah! Kali ini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang 11 Jenis Pantun Indonesia, lengkap beserta contohnya. Selengkapnya simak ulasan berikut ini:
Mengenal 11 Jenis Pantun Indonesia
1.Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Ikan berenang di dalam lubuk
ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih Pulang ke gagang
Menanam kelapa di Pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Huku Bersandar di Kitabulloh
BACA JUGA : Pembagian Sastra lama Indonesia, Macam dan Jenisnya
2. Pantun Agama
Bunga kenangan di atas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada tuhan
BACA JUGA : Apa Saja Istilah Dalam Karya Sastra, Ini Jawabanya?
3. Pantun Budi
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat Berlaku lagi dikenang
Inikan Pula budi yang baik
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas ke dalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
BACA JUGA : Pengertian Unsur Intrinsik, Macam dan Contohnya
4. Pantun Jenaka
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada di dalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Jika kamu beli belimbing
Jangan lupa beli durian
Walaupun saya ceking
Tetapi saya yang terkeren
5. Pantun Kepahlawanan
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau orang terceorong kemuka
Ujung keris akan pengahpusnya
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jemari
Esa hilang dua terbilang
Takkan melayu hilang di bumi
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kami pun muda lagi perkasa
BACA JUGA : Pengertian Sastra, Fungsi dan Macamnya
6. Pantun Kias
Di sana gung di sini gunung
Di tengah-tengahnya pulau Jawa
Wayangnya bingung Dalangnya bingung
Yang penting bisa ketawa
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga
7. Pantun Nasihat
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
Di gunung sana kau suka berlibur
Di gunung sini kau suka tertawa
BACA JUGA : Membaca Puisi-Puisi Linus Suryadi AG
Bila sudah masuk kubur
Hanya amal yang dibawa
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
8. Pantun Percintaan
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu digulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
BACA JUGA : Mengilhami Puisi Peringatan Wiji Thukul
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
9. Pantun Peribahasa
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Pohon pepaya di dalam semak
Pohon manggis sebesar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan
BACA JUGA : Lembayung Jingga di Pantai Kuta
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
10. Pantun Perpisahan
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
Kalau ada sumur di ladang
Bolehkah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehkah kita bertemu lagi
BACA JUGA : Mengilhami Sajak “Do’a Koruptor Yang Baik Dan Benar” Agus Noor
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang di tapak tangan
Biar jauh di negeri satu
Hilang di mata di hati jangan
11. Pantun Teka Teki
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga sipucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?
BACA JUGA : Mengilhami Puisi Derai-derai Cemara, Chairil Anwar
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah
Sekian pembahasan mengenai 11 jenis pantun Indonesia berdasarkan isi sekaligus contonya kali ini, semoga bermanfaat untuk kalian semua. Selamat membaca