Mudabicara.com_ Demokrasi langsung merupakan salah satu bagian dari sistem politik yang memberi ruang penuh pada rakyat untuk berpartisipasi dalam menentukan keputusan dan kebijakan.
Sistem demokrasi langsung tentu berbeda dengan sistem demokrasi perwakilan namun dalam prakteknya banyak orang mengalami kesulitan menjelaskan perbedaan mendasar apa itu demokrasi langsung serta apa itu demokrasi perwakilan.
Nah! kali ini mudabicara akan menjelaskan tentang sistem demokrasi langsung. Bagi kalian yang sedang belajar ilmu politik simak tuntas ulasan berikut ini ya:
Baca Juga : Sistem Politik Demokrasi, Pengertian, Macam dan Ciri-cirinya
Pengertian Demokrasi Langsung
Secara etimologi kata demokrasi berasal dari dua suku kata Yunani yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintahan.
Sedangkan secara terminologi demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang mengutamakan kepentingan rakyat tanpa memandang latar belakang.
Di sisi lain, demokrasi merupakan salah satu sistem politik yang menempatkan warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih dan hak mencalokan atau dicalonkan.
Secara istilah demokrasi langsung (direct democracy) sering disebut juga dengan demokrasi murni (pure democracy). Dimana kekuasaan tertinggi di tangan rakyat.
Abraham Lincoln mendefisikan pengertian demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Baca Juga : Sistem Pemerintahan Demokrasi, Pengertian dan Ciri-Cirinya
Dalam perspektif partisipasi politik, demokrasi langsung berhubungan erat dengan tata cara bagaimana masyarakat melakukan partisipasi politik dalam membentuk kebijakan publik.
Selain partisipasi politik yang tinggi, demokrasi langsung juga memberi ruang warga negara untuk melakukan permusyawaratan dan memberi hak yang sama kepada warga negara dalam pengambilan keputusan.
Sebagai contoh ketika pemerintahan ingin mengeluarkan kebijakan maka warga negara akan memberikan pandangan baik berupa saran dan kritik.
Setelah proses tersebut warga negara juga memberikan tata cara bagaimana kebijakan itu dikeluarkan serta dikerjakan dan bersifat mengikat.
Sebagaimana prinsip dasar demokrasi, pemerintah yang terbuka dan memberi ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut serta dalam membuat kebijakan dan keputusan.
Pada akhirnya demokrasi langsung dapat juga diartikan sebagai sistem pemerintahan yang memberi tempat kepada masyarakat secara penuh dan langsung dalam menentukan pilihan.
Meskipun tidak semua negara atau wilayah cocok mengimplementasikan sistem demokrasi langsung sebab ada beberapa faktor yang kadang tidak cocok jika mengimplementasikan sistem demokrasi langsung.
Ditambah cacatan penting bahwa demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung adalah pembagian demokrasi berdasarkan pada penyaluran kehendak rakyat.
Baca Juga : Pengertian Sistem Pemerintahan, Macam dan Contohnya
Artinya penyaluran kehendak rakyat tersebut berhubungan dengan luas wilayah, jumlah penduduk dan seberapa besar masalah yang akan dihadapi.
Ciri-Ciri Demokrasi Langsung
1. Wilayah Kecil
Demokrasi langsung lebih cocok untuk negara yang memiliki wilayah kecil sebab dengan luas wilayah kecil akan memudahkan rakyat dan pemerintah melakukan koordinasi dan komunikasi secara cepat dan maksimal.
Pada dasarnya demokrasi langsung dapat berjalan secara maksimal ketika kepentingan masih sedikit, permasalahan belum komplek serta warga negara terbilang masih dengan jumlah yang terukur.
Baca Juga : Sistem Politik, Pengertian dan Macam-macamnya
Dalam catatan sejarah demokrasi langsung pernah menjadi salah satu cara penyaluran kehendapak pilihan rakyat saat pemerintahan Yunani kuno dengan membentuk negara kota seperti Sparta dan Athena.
2. Tidak Ada Lembaga Perwakilan Atau Legislatif
Dalam demokrasi langsung warga negara tidak memiliki lembaga legislatif atau majelis perwakilan dalam menyuarakan pendapat dan kritik terhadap pemerintah.
Dalam sistem ini setiap orang atau kelompok dapat menyuarakan pendapat dan kritiknya secara langsung dan terbuka baik secara individu maupun perwakilan kelompok.
Hal tersebut tentu berbeda dengan demokrasi tidak langsung dimana rakyat memilih wakil mereka untuk dapat duduk di parlemen atau legislatif. Tugas dan fungsi legislatif itulah yang nantinya akan menyampaikan aspirasi rakyat dari bawah.
Selain itu dalam demokrasi tidak langsung, partisipasi politik hanya dilihat dari keikutsertaan mereka dalam proses pemilihan atau pemilu. Sehingga kehidupan politik dalam masyarakat cenderung pasif dalam proses aktivitas keseharian.
3. Kebijakan Berdasarkan Suara Rakyat
Dalam demokrasi langsung kebijakan dan keputusan bersumber dari suara mayoritas rakyat baik berupa kebijakan pemerintah, undang-undang ataupun masalah-masalah sosial lain.
Berbeda dengan demokrasi tidak langsung dimana warga negara tidak bisa secara langsung menyuarakan pendapat. Dalam membuat kebijakan rakyat harus melalui sistem perwakilan.
Orang-orang yang menjadi wakil rakyat adalah hasil pemilihan langsung yang dilakukan oleh rakyat dalam ajang pemilu.
4. Kadang Sulit Mencapai Mufakat
Keterbukaan dan kebebasan dalam demokrasi langsung di satu sisi adalah keuntungan namun di sisi lain juga merupakan kekurangan.
Misalnya ada perbedaan pendapat dalam membuat kebijakan dan keputusan maka sistem demokrasi langsung tidak memiliki mekanisme yang jelas bagaimana cara penyelesainnya.
Baca Juga : Sistem Pemerintahan Monarki, Pengertian, Macam dan Cirinya
Hal tersebut tentu sangat riskan dan rawan terjadi konflik antar komunitas serta golongan. Akibatnya kebijakan dan keputusan pun urun mencapai kesepakatan.
5. Indentik Dengan Isu Politik Lokal
Dalam praktek demokrasi langsung biasanya isu-isu politik yang menjadi dasar perjuangan adalah isu lokal. Artinya dengan isu lokal tersebut tentu tidak melibatkan banyak komunitas dan golongan.
Meskipun isu loka juga termasuk masalah namun isu lokal cenderung lebih mudah dipecahkan sehingga mengunakan demokrasi langsung adalah pilihan tepat.
6. Memperjuankan Isu Politik Spesifik
Dalam sistem demokrasi ini biasanya kepentingan politik berbasis pada kelompok, golongan dan komunitas masyarakat. Tak jarang kepentingan tersebut menyangkut identitas sosial, kelas sosial bahkan jabatan-jabatan publik seperti politisi dan birokrat.
Isu politik spesifik tersebut bisa juga dalam hal memperjuangkan kepentingan sumber daya ekonomi di satu daerah, memperjuangkan pengakuan atas budaya daerah, atau memperjuangankan perngakuan atas satu dengan terhadap daerah lain.
7. Masyarakat Politik Kecil
Arah gerak demokrasi langsung adalah membangun paradigma masyarakat politik. Masyarakat politik tersebut tidak harus dengan jumlah banyak namun lebih baik jika lahir masyarakat politik dalam skala kecil.
Artinya dalam proses alurnya masyarakat sipil akan memiliki modal sosial politik yang sama dalam menyalurkan aspirasi politik mereka.
Berbeda dengan demokrasi tidak langsung yang partisipasinya dihitung dengan angka nominal sehingga partisipasi politik mereka hanya pada momentum pemilihan saja.
Dalam aktivitas keseharian cenderung pasif dan acuh terhadap fenomena politik sebab adanya narasi keterwakilan di lembaga parlemen maupun legislatif.
9. Rawan Terjadi Konflik
Ketika banyak kepentingan yang muncul sistem demokrasi ini tidak memiliki mekanisme yang cukup bagaimana cara mitigasinya.
Baca Juga : Sistem Politik Demokrasi Liberal, Pengertian, Macam dan Cirinya
Sehingga ketika ada perbedaan pendapat satu sama lain dan berujung ketidakfahaman maka demokrasi tidak memiliki jalan keluar kecuali voting.
Kecenderungan yang rawan konflik inilah mengakibatkan sistem demokrasi ini tidak cocok diterapkan di daerah yang memiliki masalah yang komplek, penduduk yang heterogen dan wilayah yang luas.
Sekian penjelasan mengenai sistem politik demokrasi langsung kali ini, semoga menjadi bacaaan ilmu politik yang menarik dan menginspirasi. Selamat Membaca!