Genealogi Heroin di Asia Tenggara

Indepth693 Dilihat

Mudabicara.com_ Genealogi Heroin Asia Tenggara bermula dari Istilah golden triangle atau segitiga emas. Mungkin istilah yang tak asing di era 60 hingga 90an di Asia Tenggara.

Wilayah yang mencakup perbukitan Shan di timur laut Burma, pegunungan di Thailand utara dan dataran tinggi Meo di utara Laos. Wilayah ini telah lama terkenal menjadi sumber opium, morfin, dan heroin terbesar di dunia.

Selain itu wilayah ini menjadi produsen nomor satu untuk heroin bermutu tinggi nomer 4 untuk pasar Amerika. Bahkan pabrik-pabrik heroin ini menjamur dan menyaingi produksi heroin dari Marseille dan Hong Kong baik dalam kuantitas maupun kualitas.

BACA JUGA : PETA POLITIK PERDAGANGAN HEROIN

Alhasil. kawasan ini menjadi pusat perdagangan opium illegal dengan nilai produksi hampir seribu ton bahan baku opium dan menyuplai 70 persen kebutuhan opium global kala itu.

Mobilitas Bisnis Opium di Asia Tenggara

Pergeseran aktivitas bisnis opium ke Asia Tenggara ini berdasarkan tiga alasan penting. Pertama, penurunan tajam produksi opium di Turki di akhir 1960-an untuk pasokan Eropa dan Amerika.

Hal ini menyebabkan sindikat penjual opium internasional beralih ke Asia Tenggara untuk mencari alternatif bahan baku baru.

Kedua, Papaver Somniferum atau tanaman bahan dasar opium ditanam secara masal di kawasan ini sehingga menghasilkan produksi yang besar.

Ketiga, sistem pemerintahan yang korup di mayoritas negara-negara Asia Tenggara menciptakan iklim yang ideal untuk operasi pasar gelap.

BACA JUGA : INDONESIA, LAUT CINA SELATAN DAN DILEMA ASEAN CENTRALITY 

Tentu saja pasar gelap opium ini melibatkan jaringan aktor yang cukup kuat pula. Pada 1960-an, terungkap bahwa kombinasi faktor intervensi militer Amerika Serikat, pemerintah nasional, dan sindikat kriminal internasional menjadi pemain kunci perdagangan opium Asia Tenggara. Tak terkecuali termasuk dalam aktivitas ekspor.

Awal mula terbongkarnya jaringan perdagangan opium di Asia Tenggara bermula ketika Pangeran Sopsaisana. Seorang anggota keluarga kerajaan Xieng Khouang, wilayah Dataran Jars, yang juga merupakan diplomat Laos untuk Prancis.

Sopsaisana menyelundupkan 60 kilo heroin berkualitas tinggi Laos yang bernilai 13,5 juta USD ke New York. Skandal Sopsaisana memberikan bukti serius tentang semakin pentingnya Asia Tenggara dalam perdagangan heroin internasional.

BACA JUGA : DILEMA DEMOKRATISASI KAWASAN ASEAN 

Belakangan diketahui dari hasil investigas Biro Narkotika Amerika Serikat (AS) bahwa usaha Sopsai disokong oleh Jenderal Vang Pao.

Jenderal Vang Pao merupakan komandan Pasukan Rahasia CIA Laos dan produksinya berada di Long Tieng. Yakni lokasi markas CIA untuk operasi klandestin di Laos utara.

Dan sekali lagi, kebijakan luar negeri Amerika Serikat memiliki peran dalam menciptakan kondisi yang menguntungkan ini. Kegiatan militer dan politik AS memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan ini.

Bahkan Departemen Luar Negeri AS juga memberikan dukungan tanpa syarat bagi pemerintah yang korup secara terbuka dalam lalu lintas perdagangan narkoba.

Akibatnya, AS kebanjiran suplai heroin menyebabkan total pecandu heroinpun meningkat.

BACA JUGA : SISTEM POLITIK DEMOKRASI LIBERAL, PENGERTIAN, MACAM DAN CIRINYA

Peran CIA dalam Bisnis Heroin di  Asia Tenggara

Bisa dikatakan CIA berperan dalam membentuk paramiliter lokal, yang juga memiliki andil dalam mengontrol bisnis heroin di kawasan ini. Meskipun CIA menolak untuk mengakuinya.

Banyak dari kilang produksi opium beroperasi di daerah yang sepenuhnya dikuasai oleh kelompok paramiliter yang teridentifikasi dekat dengan para tokoh militer AS di daerah Segitiga Emas.

Hal tersebut diketahui di awal 1950-an, CIA menjadi backing dalam melatih prajurit Chiang Kai-shek’s Kuomintang Party (KMT), prajurit pejuang nasionalis Tiongkok di Burma.

Jaringan ini mengontrol hampir sepertiga pasokan opium ilegal dunia. Di Laos, CIA menciptakan tentara bayaran Meo di mana komandannya merupakan produsen dan supplier heroin bagi para GI Amerika di Vietnam Selatan.

BACA JUGA : MENGENAL TEORI HUKUM TIGA TAHAP AUGUSTE COMTE 

Di Laos, intervensi rahasia CIA menghasilkan perubahan dan pergolakan lalu lintas perdagangan narkotika.

Ketika terjadi pertikaian politik di antara elit Laos dan konflik perang yang meningkat memaksa transportasi perdagangan opium sebelumnya, maskapai milik Korsika, mundur dari bisnis ini di tahun 1965.

Sehingga, transportasi perdagangan diambil alih oleh maskapai CIA, Air America, yang mulai menerbangkan opium Meo keluar dari bukit menuju Long Tieng dan Vientiane.

Selain itu, terdapat nama Mayor Chao La, komandan tentara bayaran Yao untuk CIA di barat laut Laos yang menguasai laboratorium produksi heroin di Nam Keung.

Di sisi lain nama Jenderal Ouane Rattikone, mantan panglima tertinggi Angkatan Darat Kerajaan Laos, satu-satunya tentara non-Amerika yang mendapat biaya dari pemerintah AS. Jenderal Ouane Rattikone menguasai laboratorium heroin di daerah Ban Houei Sai.

Sumber lain mengungkapkan keberadaan laboratorium heroin di wilayah Vientiane juga di bawah perlindungan Jenderal Otiane Rattikone.

BACA JUGA : SISTEM POLITIK TOTALITER, PENGERTIAN, MACAM DAN CIRI-CIRINYA

Biro Narkotika AS juga menemukan laporan bahwa Jenderal Vanp Pao. Seorang komandan Pasukan Rahasia CIA, telah mengoperasikan pabrik heroin di Long Tieng, markas besar untuk operasi CIA di Laos utara.

Paling tidak genealogi heroin Asia Tenggara ini menjadi bukti bahwa bisnis heroin pernah menjadi primadona. Meskipun pada akhirnya sampai pada titik naasnya.

 

Oleh : Maulina (Peneliti)

Tulisan Terkait: