Mudabicara.com-Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar berpesan agar kader-kader terbaik yang dikirimkan ormas-ormas Islam untuk menjadi pengurus MUI bisa menjadi uswah hasanah, teladan kebaikan. Melalui contoh itulah maka umat akan percaya dan lebih mudah menerima sebuah ajakan kebaikan.
“Dakwah atau mauidoh hasanah saja tidak cukup, tetap harus juga dengan uswah hasanah, dengan upaya yang nyata di tengah masyarakat. Mudah-mudahan kader-kader terbaik yang diutus ke MUI bisa beperan nyata kepada MUI dan umat,” ungkapnya saat memberikan sambutan dalam Pengukuhan Pengurus MUI Pusat, Kamis (24/12/2020) di Hotel Sultan, Jakarta.
BACA JUGA : RANGKAP JABATAN PEJABAT PUBLIK DALAM KACAMATA UNDANG-UNDANG
Pengurus MUI memang berasal dari kader-kader terbaik ormas Islam yang ada di Indonesia. Sebagai tenda besar umat, MUI menampung kader-kader terbaik ormas Islam di Indonesia untuk menjadi pengurusnya. Dengan begitu, maka suara MUI menjadi cerminan suara ormas Islam di seluruh Indonesia.
“Karena amanat yang besar ini, amanat karena kita tentu semua yang hadir, semua yang tersusun namanya, yang sudah dibacakan maupun belum dibacakan, adalah kader-kader terbaik dari berbagai Ormas Islam yang ada di MUI,” katanya.
Kiai Miftach mengatakan, tugas kader-kader terbaik tersebut adalah melakukan kajian Islam secara mendalam dan menyeluruh sehingga menemukan hakikat Islam. Sekalipun akhirnya mungkin hanya bisa mencapai separuh atau seperempat dari hakikat Islam yang sesungguhnya. Selain itu, imbuh Kiai Miftach, kader-kader terbaik itu juga sepatutnya menjadi sumber mata air jernih.
“Mata air ini diharapkan nantinya akan memberikan minuman kesegaran. Ia memberikan kesegaran maupun kesuburan kepada siapapun yang melewatinya. Bukan hanya untuk bangsa Indonesia yang majemuk ini, yang perlu mendapatkan minuman kesegaran, tetapi kepada siapapun yang melewati bisa meminum kesegarannya,” ungkapnya.
BACA JUGA : MENGENAL TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER
Dengan begitu, maka bangsa Indonesia bisa melahirkan warga negara yang sholeh. Kiai Miftach merinci warga negara yang soleh sebagai warga negara yang membuat kondisi negara aman, tenang, sehingga semua urusan bisa berjalan lancar dan misi berbangsa, bernegara, dan beragama bisa sukses.
“Oleh karena itu, saat ini kita membutuhkan sebuah pemahaman yang sama. Jangan sampai terjadi sesuai ayat tahsabuhum jami’an wa quluubuhum syatta. Terlihat bersatu namun aslinya terpecah belah. Mudah-mudahan kader-kader terbaik yang diutus ke MUI bisa berperan nyata kepada umat,” papar Kiai Miftach.