Mudabicara.com_ Aliansi TepeAsa Moroso mengumpulkan tanda tangan petisi dan pemasangan baliho penolakan tambang sebagai respon atas beroperasinya tambang di wilayah Kecamatan Bungku Tengah pada Jum’at, 14 Juni 2023 di Bungku Tengah.
Hal tersebut disebabkan maraknya Izin Usaha Pertambangan yang muncul di wilayah perkotaan Bungku Tengah yang semakin mengkhawatirkan.
Ketua Aliansi TepeAsa Moroso, Taufik Tamauka mengatakan aktivitas pertambangan sudah cukup luas di wilayah Kabupaten Morowali, efeknya tentu adanya deforestasi, penurunan kualitas air dan udara, degradasi lingkungan, bencana alam, longsor, banjir, belum lagi konflik sosial.
Baca Juga : Adakan Kegiatan Respon Pasca Bencana, Turun Tangan Jakarta Prioritaskan Daerah Terisolir
“Kita masih upaya melakukan sosialisasi ke masyarakat sebagai upaya penyadaran terhadap segala dampak yang akan dirasakan akibat hadirnya perusahaan, Kalau untuk aksi sejauh ini kita masih melakukan aksi pemasangan spanduk penolakan, serta mengumpulkan tanda tangan masyarakat sebagai bentuk penolakan masyarakat terhadap pertambangan di Bungku Tengah” Kata Taufik Tamauka
Taufik Tamauka menambahkan bahwa kecamatan Bungku Tengah merupakan pusat administrasi perkotaan di Kabupaten Morowali sehingga tidak boleh ada kegiatan operasi industri ekstraktif seperti tambang. Di lain sisi, Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan komoditas nikel dan batu gamping hanya langkah awal perusahaan untuk dapat beroperasi.
“Kita semua tahu mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya pada hasil alam, seperti bertani dan melaut, Jika pertambangan hadir, maka mereka menggantungkan hidupnya kemana lagi, ditambah sudah jadi rahasia umum konflik sosial akan terjadi di tengah masyarakat lingkar Tambang” Tambah Taufik Tamauka
Baca Juga : Apa Itu Arti Demokrasi Langsung? Pengertian Dan Ciri-cirinya
Masyarakat harus mulai mengamati dan berpikir bahwa dampak lingkungan dari pertambahan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat hari ini namun juga anak cucu dan para penerus.
“Hari ini industri pertambangan sangat masif hadir di kabupaten morowali, jika Bungku Tengah yang seharusnya jadi pusat perkotaan dimasuki juga pertambangan, maka ruang hidup kita makin sempit, serta tata ruang ruang kita makin tidak beraturan dan amburadul” Pungkas Taufik Tamauka