Di Tengah Padatnya Pasar Busana Muslim, Ini Strategi SimpleBasicMe Tembus Pasar Global

Ekonomi12 Dilihat

Mudabicara.com_Di tengah menjamurnya produk busana muslim, SimpleBasicMe tampil dengan menawarkan hal berbeda dari busana lain.

Tak hanya menawarkan desain ready to wear, brand ini hadir sebagai one stop shopping bagi pelanggannya mulai dari jahitan, bordir, hingga printing kain semuanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

Berdiri sejak tahun 2005, SimpleBasicMe bermula dari pengalaman personal pendirinya. Sepulang dari menempuh pendidikan teknik di Singapura, sang suami justru memilih jalur tak biasa yaitu membangun bisnis fashion muslim di tanah air.

Baca Juga: Viral Uang Rupiah Edisi Kemerdekaan RI ke-80, BI Pastikan Hoaks

“Awalnya ikut saudara berdagang retail, bantuin dan cari pengalaman dulu. Lama-lama coba buka toko sendiri, lalu berkembang terus sampai sekarang,” ujar pemilik SimpleBasicMe.

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, SimpleBasicMe kini telah menjelma dari sekadar toko kecil menjadi produsen muslimwear yang tak hanya melayani pasar domestik, tetapi juga menjangkau pelanggan tetap di Malaysia, Brunei, hingga Singapura.

Bisa Custom, Bisa Produksi Massal

Yang membedakan SimpleBasicMe dari brand fashion muslim lainnya adalah fleksibilitasnya. Selain menjual produk jadi, mereka juga menjadi mitra produksi berbagai brand busana muslim lain.

“Kita bisa custom sesuai kebutuhan. Banyak brand yang produksi di tempat kita mulai dari bahan, pola, bordir, sampai jadi,” ungkap sang pemilik.

Bahan yang digunakan pun tak sembarangan. Mereka rutin bekerja sama langsung dengan pabrik tekstil untuk memproduksi bahan sendiri.

Bahan favorit pelanggan mencakup katun woven premium hingga berbagai jenis kaos berkualitas tinggi. Grade bahan disesuaikan dengan segmen pasar masing-masing klien.

Menyasar Pasar Global

Meski tak menyebut nominal omzet, sang pemilik mengakui bahwa pasarnya sudah menyentuh skala internasional. Produk mereka kerap dibeli secara konsisten oleh pelanggan setia dari negara tetangga.

Namun, perjalanan 20 tahun ini tentu tidak selalu mulus. Fluktuasi pasar, kelangkaan bahan baku dari pabrik, hingga pengalaman pahit dikhianati orang kepercayaan menjadi bagian dari dinamika usaha.

“Pernah ada orang yang bawa kabur uang. Belum lagi urusan bahan—misal kita butuh 100.000 yard, pabrik baru bisa sediakan 50.000. Jadi harus pintar atur produksi,” katanya.

Baca Juga: IHSG Jatuh 1,96%, Kapitalisasi Pasar Merosot ke Rp 12.194 Triliun

Kini, SimpleBasicMe mempekerjakan sekitar 40 orang, terdiri dari desainer, tukang pola, hingga tenaga produksi. Dalam perjalanannya, brand ini telah berkembang dari hanya satu toko menjadi dua gerai fisik serta hadir di berbagai platform online.

SimpleBasicMe membuktikan bahwa produk lokal dengan pendekatan personal dan inovatif bisa bersaing di pasar regional, bahkan internasional.

Seiring pertumbuhan industri mode fashion global, mereka terus memperluas jejaring dan menyempurnakan layanan agar tetap relevan bagi generasi Muslim masa kini.

Tulisan Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *