Mudabicara.com_Peristiwa banjir bandang dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat diperkirakan memberi tekanan pada kinerja ekonomi nasional. Dampaknya diproyeksikan menahan pertumbuhan ekonomi sekitar 0,32% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.
Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat sebagai imbas dari bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah.
Baca Juga: Rencana Single Salary ASN Masuk APBN 2026, KemenPANRB Tekankan Bertahap
“Jadi kita melihat dampaknya sekitar 0,32% dari PDB kurang lebih. Dampak dari penurunan ya, penurunan PDB yang bisa terjadi akibat konsumsi yang menurun, produksi yang menurun dan sebagainya,” kata David dalam Bincang Media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2025).
Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 kemungkinan tidak mampu mencapai target pemerintah sebesar 5,4%. Menurut perhitungannya, realisasi pertumbuhan hanya berada di kisaran 5% hingga 5,1%.
“Dengan bencana ini mungkin akan ada sedikit ada pengaruh ya, pasti akan pengaruh. Secara nasional mungkin jadi lebih sedikit, karena agregat ada beberapa daerah yang juga lagi meningkat. Jadi saya pikir masih bisa lah 5-5,1%, tapi nggak mungkin 6%,” ucap David.
Hasil kajian internal tim riset ekonomi BCA menunjukkan bencana alam di Sumatera berdampak signifikan terhadap belanja masyarakat. Konsumsi warga Sumatera Barat diperkirakan menyusut 25,53% atau setara Rp 3,8 triliun, sementara belanja masyarakat Sumatera Utara turun sekitar 22,31% atau Rp 11,8 triliun. Adapun konsumsi masyarakat Aceh diproyeksikan berkurang 23,92% atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Jika kondisi penurunan belanja masyarakat tersebut berlangsung hingga Desember 2025, dampak lanjutan bencana berpotensi memangkas konsumsi nasional sebesar 0,31% atau setara Rp 18,58 triliun.






