Mudabicara.com_Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan dasar pemikiran mengapa perekonomian nasional perlu melaju hingga 8% sebagaimana sasaran yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Laju pertumbuhan tersebut dianggap krusial sebagai prasyarat agar Indonesia dapat bertransformasi menjadi negara maju.
“Kalau kita mau jadi negara maju, semua negara maju pernah mengalami periode tumbuh double digit lebih dari 10 tahun,” kata Purbaya dalam Dialog Interaktif Pemerintah Pusat dan Daerah di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Baca Juga: BPKN Ajukan Transformasi Kelembagaan Demi Penguatan Perlindungan Konsumen
“Jadi kalau mau jadi negara maju, memang harus target tinggi,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi 8% bukan hal mustahil apabila pemerintah berani melakukan penyesuaian kebijakan yang berpihak pada akselerasi ekonomi. Sebaliknya, apabila pertumbuhan tertahan di kisaran 5%, Indonesia dinilai akan mudah terdampak tekanan dan ketidakpastian ekonomi global.
“Sekarang bisa nggak kita capai? Kalau kita nggak berubah, ya nggak bisa, begini terus saja. Kalau gini bagus nggak? Ya bagus, tapi, ya gitu, kalau ada gejolak dunia, hancur, kalau dunia maju ya segitu aja,” tutur Purbaya.
Usai resmi menjabat sebagai Bendahara Negara pada 8 September 2025, Purbaya langsung menggulirkan langkah baru dengan menyalurkan dana pemerintah ke sektor perbankan nasional. Kebijakan tersebut dinilai mulai menunjukkan hasil positif dalam menghidupkan kembali aktivitas ekonomi.
Baca Juga: DPR Sebut Surat Aceh ke UNDP dan UNICEF Bukan Sudutkan Pemerintah Pusat
Menurut pandangannya, dampak pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan mulai terlihat pada 2026 dengan proyeksi mencapai 6%. Pemerintah pun terus mengarahkan berbagai kebijakan strategis agar target pertumbuhan tersebut dapat terealisasi.
“Tahun 2026 akan beda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya setelah krisis. Kita expect ekonomi kita akan tumbuh 6%” imbuh Purbaya.
