Suara Angklung Guncang San Francisco: Sam Udjo Hadirkan Warisan Budaya Indonesia

Budaya25 Dilihat

Mudabicara.com_Dentuman ritmis alat musik bambu tradisional Indonesia menggema di tengah hiruk pikuk San Francisco, ketika Sam Udjo seniman angklung sekaligus penerus Saung Angklung Udjo dari Bandung menghadirkan kekayaan budaya Nusantara ke Community Music Center (CMC).

Melalui serangkaian kegiatan seperti pelatihan langsung, lokakarya partisipatif, dan pertunjukan angklung yang memukau, masyarakat Bay Area bersama para seniman lokal diajak menyelami nuansa seni yang hangat dan menginspirasi.

Baca Juga: Defisit APBN 2025 Diproyeksi Meningkat Jadi 2,78% dari PDB

Kehadiran perdana Sam Udjo di wilayah ini membawa pengalaman budaya yang tak hanya disaksikan, tapi juga dialami secara langsung.

Ratusan peserta dari berbagai latar belakang mulai dari musisi, pelajar, diaspora Indonesia, hingga komunitas pecinta budaya Asia turut menciptakan harmoni angklung dalam suasana yang penuh semangat dan kebersamaan.

“Saya kagum dengan bagaimana alat musik sederhana dari bambu ini bisa menghasilkan harmoni yang begitu kompleks dan menggugah. Lebih dari sekadar musik, bagi saya ini adalah momen spiritual dan kultural,” ujar Jonathan Paul Gordon, Ketua Saung Angklung of San Francisco yang juga musisi senior Bay Area.

“Perjumpaan antarbudaya seperti ini bukan sekadar kegiatan berkesenian biasa, tetapi bagian dari strategi diplomasi budaya kita. Lewat angklung, kita mengusung cara baru dalam memperkenalkan keindahan dan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia kepada masyarakat dunia, khususnya Amerika Serikat,” ujar Acting Konsul Jenderal Indonesia di San Francisco Ali M. Sungkar.

Kehadiran Sam Udjo tak hanya memperkenalkan alat musik tradisional Indonesia, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lintas negara dan generasi. Sejak 2010, angklung telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia-dan hari itu, pengakuan itu terasa hidup di San Francisco.

Baca Juga: BEM SI Kerakyatan Respons Keluar BEM UGM dan Undip dari Aliansi

“Angklung bukan hanya suara, tapi energi yang menyatukan. Saya merasa seperti bagian dari sesuatu yang lebih besar,” tutur seorang peserta workshop, seorang pelajar musik asal Oakland.

Konsul Penerangan Sosial Budaya KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly, menambahkan kegiatan semacam ini berdampak strategis jangka panjang.

“Diplomasi budaya memiliki kekuatan membentuk persepsi global terhadap Indonesia dan hal itu berpotensi meningkatkan ketertarikan wisatawan mancanegara untuk berkunjung serta memperluas jejaring budaya Indonesia di Amerika,” ujarnya.

Tulisan Terkait: