Tingkatkan Pencegahan Covid-19, Kemendikbud Luncurkan Pedoman Protokol Kesehatan dalam 77 Bahasa Daerah

Budaya394 Dilihat

Mudabicara.com_Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong perubahan perilaku masyarakat guna meningkatkan pencegahan Covid-19. Mengutamakan pemberdayaan bahasa daerah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, meluncurkan ā€œPedoman Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan 3M dalam 77 Bahasa Daerahā€.

BACA JUGA : KPAI: RAKORNAS PENYIAPAN BUKA SEKOLAH TATAP MUKA HASILKAN 10 REKOMENDASI

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menuturkan bahwa kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami masyarakat. Menurut Mendikbud, terdapat tantangan yang besar menyangkut kebahasaan terkait isi kampanye. ā€œIni harus cepat ditangani,ā€ tekannya yang disampaikan secara secara virtual melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, pada Selasa (1/12).

Kampanye protokol kesehatan 3M merupakan sebuah singkatan yang berisi slogan perubahan perilaku masyarakat yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebelumnya, pemerintah telah gencar menyosialisasikan video sosialisasi ā€œPesan Ibuā€ agar 3M lebih masif diterapkan.

Lebih lanjut, Mendikbud menjelaskan, strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat yaitu bahasa daerah. Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, dinilai sebagai sarana yang lebih efektif untuk mendekatkan isi pesan secara emosional kepada para pendengarnya.

ā€œSemoga masyarakat tergerak menerapkan pedoman ini dalam hidup sehari-hari. Saya berterima kasih pada inisiatif yang diambil Kepala Badan Bahasa yang bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19,ā€ terang Mendikbud.

Senada dengan itu, Ketua Penanganan Satgas Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi terobosan Kemendikbud. ā€œBahasa daerah sangat strategis untuk mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing seperti ā€œadaptasiā€, ā€œasimptomatikā€, new normal, dan social distancing,ā€ katanya pada kesempatan yang sama.

Doni Monardo meyakini, penjelasan tentang Covid-19 harus memakai bahasa yang mudah supaya cepat dimengerti masyarakat, sekaligus menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia dari sisi keragaman budaya. ā€œSaya harap, masyarakat lebih cepat mempelajari tentang Covid-19 dan tahu cara melawannya,ā€ tambah Doni.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, E. Aminudin Azis menyampaikan pihaknya sangat hati-hati dalam proses penerjemahan. ā€œKami uji coba juga pada ahli bahasa daerah setempat, lalu kami perbaiki, baru kami uji coba lagi kepada masyarakat,ā€ tutur Aminudin.

Aminudin mengungkapkan, awalnya Satgas Covid-19 memohon bantuan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk menerjemahkan pedoman perubahan perilaku dalam masa pandemi Covid-19 ke dalam 34 bahasa daerah.

Akan tetapi, mengingat luasnya wilayah dan beragamnya bahasa di Indonesia, pihaknya merasa perlu menerjemahkan pedoman ini ke dalam lebih banyak bahasa, sehingga berkembang dari 34 bahasa sesuai jumlah provinsi menjadi 77 bahasa. Jumlah ini dikatakan Aminudin, besar kemungkinan akan terus bertambah karena masih ada balai dan badan yang melakukan proses penerjemahan di daerah.

ā€œTujuannya agar panduan ini mudah dibaca, kita terjemahkan dalam bahasa awam atau bahasa sehari-hari masyarakat kebanyakan,ā€ jelas Aminudin.

Tulisan Terkait: