Uni Eropa Lunak, Sawit Indonesia Berpeluang Tembus Pasar

Ekonomi86 Dilihat

Mudabicara.com_Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa sikap Uni Eropa terhadap pembatasan impor produk pertanian yang dianggap berkontribusi pada deforestasi kini mulai melunak. Komoditas seperti minyak sawit, daging, cokelat, kopi, kedelai, karet, dan kayu semula dibatasi dalam kebijakan mereka.

Kebijakan tersebut sebelumnya diatur dalam regulasi Uni Eropa yang dikenal sebagai European Union Deforestation Regulation (EUDR), dan selama ini menjadi salah satu titik krusial dalam negosiasi kerja sama dagang antara Indonesia dan Uni Eropa dalam skema IEU-CEPA.

Baca Juga: Chelsea Yakin Bisa Hentikan Dominasi PSG di Final Piala Dunia Antarklub 2025

Namun, menurut Budi, perubahan sikap Uni Eropa mulai terlihat, terutama setelah kemajuan signifikan dalam proses perundingan IEU-CEPA baru-baru ini.

“Ya sebenarnya kan ketika proses IEU-CEPA ini mau selesai ya, hal-hal seperti EUDR dan sebagainya itu mulai melunak ya. Jadi nanti keharapan kita ini kita mulai dulu aja, kita menyelesaikan CEPA dulu, yang lain itu sebenarnya sudah mulai soft gitu ya,” kata Budi dalam keterangannya yang disiarkan virtual oleh Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).

Budi bilang saat ini Uni Eropa nampak sangat membutuhkan jalan untuk bermitra dengan Indonesia. Maka dari itu mereka nampak lunak soal produk sawit cs dalam perundingan IEU-CEPA.

“Ini sudah mulai melunak lah. Karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya,” sebut Budi.

Baca Juga: KPK Tinjau Ulang Aturan Larangan Masker bagi Tahanan saat Pemeriksaan

Di sisi lain, Budi juga bicara mengenai lamanya perundingan yang dilakukan untuk IEU-CEPA. Hampir 1 dekade lamanya perundingan perjanjian dagang ini dijalankan.

Menurutnya, memang wajar negosiasi dilakukan dengan sangat panjang. Sebab, semua pihak ingin mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan.

“Ya namanya ini ya, namanya negosiasi itu kan tawar-menawar, jual beli, sebenarnya sih negosiasi itu kan kesepakatan. Jadi untuk mencapai kesepakatan yang saling menuntungkan kan kadang tidak mudah,” pungkas Budi.

Tulisan Terkait: