60% Kasus Stroke Tunjukkan Tanda di Wajah: Ini Penjelasan Medisnya

Sosial21 Dilihat

Mudabicara.com_Stroke merupakan kondisi medis serius yang bisa terjadi secara mendadak dan mengganggu berbagai fungsi vital tubuh. Ini disebabkan oleh terhambatnya pasokan darah ke otak, baik karena adanya penyumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Ketika otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan, sel-sel otak mulai mengalami kerusakan hanya dalam waktu singkat. Akibatnya, berbagai fungsi tubuh — termasuk kontrol otot wajah — bisa terganggu.

Salah satu ciri umum dari stroke adalah perubahan pada ekspresi wajah, seperti satu sisi wajah yang terlihat miring atau sulit tersenyum. Tanda ini bisa menjadi indikator awal yang mudah diamati. Tapi kenapa wajah sering kali menjadi bagian pertama yang terdampak?

Baca Juga: 6 Pantai Eksotis di Jawa Barat yang Wajib Dikunjungi! Cocok untuk Healing & Petualangan Alam
  1. Dampak Stroke terhadap Wajah

Ketika stroke menyerang, salah satu efeknya bisa berupa melemahnya otot-otot wajah. Hal ini bisa menyebabkan bagian mata, pipi, atau mulut tampak jatuh di satu sisi. Dalam kasus tertentu, penderita mungkin kesulitan tersenyum atau bicara jelas, bahkan air liur bisa menetes karena kontrol otot menurun. Jika stroke terjadi di bagian batang otak, bahkan area dahi juga bisa terpengaruh.

  1. Mengapa Wajah Bisa Terkulai Saat Terjadi Stroke?

Sekitar 60% penderita stroke iskemik pertama kali mengalami wajah yang tampak miring atau terkulai. Ini terjadi karena otak kehilangan pasokan darah dan oksigen yang cukup untuk menjalankan fungsinya. Stroke iskemik — jenis paling umum — terjadi karena sumbatan pembuluh darah. Sementara stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, dan serangan iskemik transien (TIA) merupakan bentuk sementara dari stroke.

Ketika bagian otak yang mengontrol wajah terdampak, gejala bisa berbeda tergantung lokasi:

  • Jika bagian kiri otak terganggu, maka sisi kanan wajah bisa terlihat menurun.
  • Sebaliknya, gangguan di sisi kanan otak bisa menyebabkan sisi kiri wajah terkulai.
  • Jika area frontal otak terdampak, senyum bisa menjadi asimetris atau bahkan hilang.
  1. Langkah Cepat Saat Gejala Muncul

Jika seseorang mendadak menunjukkan tanda-tanda wajah menurun, sulit bicara, atau kehilangan koordinasi, segera hubungi layanan darurat medis. Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang.

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan sambil menunggu ambulans:

  • Pastikan lingkungan aman.
  • Catat waktu mulai gejala.
  • Coba ajak berbicara atau beri instruksi sederhana.
  • Longgarkan pakaian yang ketat.
  • Jangan berikan makanan atau minuman.
  • Jika sadar, posisikan tubuh miring dengan kepala ditopang.
  • Jika tidak sadar tapi masih bernapas, tempatkan dalam posisi pemulihan untuk mencegah lidah menghalangi saluran napas dan aspirasi.
  • Jika napas berhenti, lakukan CPR atau RJP jika kamu terlatih.
  1. Apakah Kondisi Wajah Bisa Pulih?

Pemulihan wajah pasca-stroke memang mungkin, tetapi tidak instan. Prosesnya bisa memakan waktu dari beberapa bulan hingga lebih dari satu tahun. Dalam banyak kasus, kekuatan otot wajah akan membaik secara bertahap, apalagi jika didukung dengan terapi fisik dan program rehabilitasi yang tepat.

Baca Juga: Belanja Impulsif Saat Krisis: Pelarian Sementara dari Stres Ekonomi
  1. Apakah Semua Stroke Menyebabkan Wajah Miring?

Tidak selalu. Meski wajah terkulai adalah gejala umum, tidak semua penderita stroke akan mengalaminya. Berdasarkan ulasan di Frontiers in Neurology (2020), gejala ini muncul pada sekitar 45% kasus stroke secara keseluruhan dan 60% pada stroke iskemik di korteks otak.

Memahami hubungan antara stroke dan perubahan pada wajah bisa menjadi kunci penting untuk deteksi dini. Makin cepat seseorang mengenali gejala, makin besar peluang penyelamatan dan pemulihan. Jangan abaikan perubahan mendadak pada wajah—itu bisa jadi sinyal bahaya dari otak Anda.

Tulisan Terkait: