Dari UMKM hingga Energi Hijau, RI-Singapura Sepakati Langkah Strategis Baru

Ekonomi73 Dilihat

Mudabicara.com_Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Negara untuk Perdagangan dan Industri Singapura, H.E. Gan Siow Huang, di Singapura pada Senin (4 Agustus).

Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari dialog antara Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong yang berlangsung pada bulan Juni lalu.

Diskusi tersebut difokuskan pada penguatan kemitraan strategis antara kedua negara, khususnya dalam hal perdagangan, penanaman modal, dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.

Baca Juga: Soal Putusan Pemisahan Pemilu, MK: Akan Proses Jika Ada Gugatan

Salah satu agenda penting adalah upaya mendorong produk dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama yang dimiliki oleh perempuan, agar dapat menembus pasar global melalui integrasi ke rantai pasok internasional.

Kedua belah pihak sepakat bahwa UMKM memegang peranan penting dalam memperkuat ekonomi nasional serta menciptakan pertumbuhan yang inklusif.

Roro mencatat bahwa sektor UMKM Indonesia menyumbang sekitar 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), dan menariknya, lebih dari separuh UMKM tersebut dimiliki oleh perempuan, yang menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut di pasar internasional.

“Pemberdayaan UMKM, khususnya yang dimiliki perempuan, bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga bentuk komitmen sosial dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Roro dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (6/8/2025).

Kedua negara juga menjajaki langkah-langkah strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi hijau yang bersifat inklusif dan kompetitif.

Sebelumnya, Indonesia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman saat kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura pada Juni lalu.

Kesepakatan tersebut mencakup kerja sama dalam perdagangan listrik lintas batas, pengelolaan emisi karbon melalui penangkapan dan penyimpanan, serta pengembangan kawasan industri ramah lingkungan.

Kerja sama di bidang perdagangan ini diharapkan mampu mendorong arus perdagangan yang lebih kuat antara kedua negara.

Dalam lima tahun terakhir, Singapura terus berada dalam daftar lima mitra dagang terbesar bagi Indonesia, sekaligus menjadi investor asing langsung (FDI) nomor satu yang menanamkan modalnya di berbagai sektor dalam negeri. Demikian disampaikan oleh Roro dalam keterangannya.

“Nilai perdagangan Indonesia dan Singapura mencakup US$ 33,7 miliar dengan nilai ekspor US$ 12,2 miliar dan impor $21,5 miliar untuk Indonesia. Selain komoditas konvensional seperti petroleum oils hingga emas, saya merasa cukup penting untuk juga memperhatikan potensi UMKM” ujar Roro.

Terakhir, dibahas pula terkait penyelenggaraan Annual Ministry Dialogue (AMD) antara Indonesia dan Singapura yang hingga kini belum terlaksana.

Forum ini dinilai strategis untuk memperkuat komunikasi antar kementerian, menyelesaikan isu teknis perdagangan, dan mempercepat fasilitasi ekspor-impor.

“Kami memandang AMD sebagai wadah penting untuk mengonsolidasikan agenda perdagangan kedua negara dan memastikan isu-isu teknis dapat diselesaikan secara konstruktif. Kami berharap dialog ini dapat segera dijadwalkan dan menjadi forum rutin ke depan,” ujar Roro.

Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Singapura dalam rangkaian APEC MRT 2025 menghasilkan sejumlah kesepahaman penting.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, mengajukan inisiatif untuk kembali menyelenggarakan pertemuan Annual Ministerial Dialogue (AMD) pada paruh kedua tahun 2025.

Usulan tersebut disambut antusias oleh Menteri Negara Perdagangan dan Industri Singapura, H.E. Gan Siow Huang, yang menyatakan keterbukaan dan dukungan terhadap rencana itu.

Di sisi lain, Menteri Gan juga memaparkan upaya Singapura dalam mendukung pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca Juga: RUU Perampasan Aset Mandek, Menkumham Usulkan DPR Ambil Inisiatif

Salah satu upayanya adalah melalui SMEs Center yang menyediakan ruang untuk pelatihan digitalisasi dan memperluas jejaring bisnis.

Ia menegaskan kesiapan Singapura untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan UMKM Indonesia, terutama yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan.

Dalam konteks keberlanjutan, Menteri Gan juga menyinggung mengenai kerja sama energi ramah lingkungan antara kedua negara.

Singapura berharap Indonesia dapat memperpanjang masa berlaku izin ekspor listrik lebih dari lima tahun, agar dapat mengimbangi skala investasi yang telah ditanamkan Singapura dalam pengembangan industri energi hijau di Indonesia.

Singapura saat ini tercatat sebagai investor asing terbesar di Indonesia. Terkait hal tersebut, Menteri Gan menambahkan bahwa negaranya juga terbuka untuk menjalin kolaborasi riset bersama Indonesia di sektor karbon, sebagai bagian dari komitmen bersama menuju emisi nol bersih (Net Zero Emissions).

Tulisan Terkait: