Mudabicara.com_Pembelian impulsif atau membeli barang tanpa perencanaan yang jelas sering kali menjadi masalah keuangan akibat dorongan emosi yang sementara.
Keinginan untuk membeli barang atau tujuan belanja yang tidak sesuai rencana sering dipicu oleh berbagai faktor, seperti pengaruh iklan, media sosial, atau kesulitan dalam menahan godaan.
Meskipun impulsive buying tidak selalu tampak berbahaya, tapi jika kebiasaan ini terus berlanjut, tentu saja dapat mengganggu keuangan jangka panjang.
Baca Juga: Puasa Syaban: Langkah Kunci Menuju Ramadhan yang Penuh Berkah
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengendalikan diri agar tidak mudah terjerat dalam perangkap belanja yang tidak perlu.
Berikut ini tujuh cara untuk menghindari kebiasaan membeli secara impulsif, sehingga keuanganmu tetap terjaga dengan baik.
-
Buat Daftar Belanja
Membuat daftar belanjaan adalah salah satu cara paling sederhana untuk menghindari impulsive buying. Sebelum berbelanja, tentukan dengan jelas apa yang benar-benar kamu butuhkan.
Membuat daftar belanjaan akan membantumu tetap fokus hanya pada barang yang perlu dibeli. Sehingga, kamu bisa mengurangi risiko membeli barang-barang yang tidak direncanakan.
Selain membantumu mencegah dari kemungkinan impulsive buying, menulis daftar belanjaan juga memberikanmu kesempatan untuk memeriksa dan mempertimbangkan kembali kebutuhan barang dengan lebih hati-hati.
Jika suatu barang tidak ada dalam daftar yang kamu buat, bisa jadi itu adalah pertanda bahwa barang tersebut bukanlah prioritas yang kamu butuhkan. Terkadang, banyak barang yang kamu rasa penting tetapi ternyata hanya sekadar keinginan sesaat.
Jadi, mulailah melakukanya dari daftar belanjaan agar kamu bisa mengurangi kemungkinan pembelian yang tidak direncanakan dan tetap dalam kendali anggaran.
-
Tunda Keinginan Membeli
Jika kamu merasa tertarik dengan barang yang tidak ada dalam daftar belanjaan, cobalah untuk menunda keinginan tersebut setidaknya selama 24 jam.
Memberi waktu tunda, membantumu berpikir untuk mengevaluasi apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya dipengaruhi oleh dorongan sesaat.
Terkadang, keinginan dan kebutuhan memang terasa bias. Itulah kenapa, selama menunda pembelian, kamu perlu mencoba untuk tenang dan rasional dalam membuat keputusan.
Menunda waktu pembelian juga memberikan ruang bagi kamu untuk mencari tahu lebih banyak informasi tentang barang tersebut.
Mungkin kamu akan menyadari bahwa barang tersebut tidak memenuhi harapan atau bahkan ada alternatif yang lebih baik yang bisa kamu temukan sebagai penggantinya.
Dengan demikian, menunda keinginan tersebut akan memberimu kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan tidak terburu-buru.
-
Pahami Antara Keinginan dan Kebutuhan
Kita memang cenderung membeli barang karena terlihat menarik atau sedang tren. Padahal, jika bicara tentang kebutuhan, maka yang lebih dikedepankan adalah fungsi bukan hiburan semata.
Agar tidak terjebak dalam pola ini, sangat penting untuk kamu bisa membedakan dengan jelas antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan adalah barang yang memang diperlukan untuk memenuhi fungsi atau tujuan tertentu, sementara keinginan lebih bersifat emosional dan cenderung bisa ditunda.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa lebih mudah menilai apakah pembelian yang sedang dipertimbangkan benar-benar diperlukan atau tidak.
Jika barang tersebut hanya memenuhi keinginan sesaat, kemungkinan besar kamu tidak akan merasa kehilangan jika tidak membelinya. Cara ini adalah langkah penting dalam mengendalikan kebiasaan belanja yang tidak terkontrol.
-
Batasi Paparan Iklan dan Media Sosial
Iklan yang berlebihan dapat memengaruhi keputusan belanja kita. Seringkali, iklan juga mendorong kita membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan dengan cara yang tidak kita sadari.
Misalnya, diskon yang berlaku terbatas sampai tenggat waktu tertentu, diskon lebih besar jika membeli dalam jumlah lebih banyak, dan lain sebagainya. Pertimbangkan dan pikirkan dengan bijak, apakah kamu betul-betul harus membeli karena iklan diskon tersebut?
Berbagai platform media sosial, aplikasi belanja, dan notifikasi yang masuk ke ponsel terus-menerus juga kerap memunculkan produk yang menarik perhatian.
Oleh karena itu, lakukanlah langkah penting untuk mengurangi dampak dari iklan dan media sosial yang mengundang impulsive buying.
Cobalah untuk mematikan notifikasi iklan atau berhenti mengikuti akun-akun yang terlalu sering mempromosikan produk. Cara ini akan membantumu mengurangi godaan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan.
-
Atur Anggaran Belanja
Membuat anggaran belanja juga menjadi salah satu cara paling efektif untuk menghindari impulsive buying.
Tentukan berapa banyak uang yang bisa kamu alokasikan untuk belanja setiap bulannya dan patuhi batas tersebut.
Jangan berdalih untuk ingkar dari anggaran yang sudah kamu buat oleh alasan apapun, sebab bisa saja kamu akan melakukann hal yang sama pada kesempatan-kesempatan lainnya.
Anggaran yang jelas, akan membuatmu lebih sadar dalam pengeluaran dan lebih berhati-hati dalam memilih barang yang ingin dibeli.
Cara ini juga memberikanmu kontrol lebih besar terhadap kebiasaan belanja, terutama saat ada godaan untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan.
Jika kamu merasa bahwa barang yang ingin kamu beli melebihi anggaran yang sudah ditetapkan, kemungkinan besar kamu akan lebih ragu untuk membelinya.
-
Pertimbangkan Keuangan dan Manfaat Jangka Panjang
Sebelum melakukan pembelian, selalu pertimbangkan apakah barang yang akan dibeli dapat memberikan manfaat jangka panjang atau hanya kepuasan sesaat.
Barang yang memberikan keuntungan jangka panjang biasanya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari atau memiliki nilai yang lebih besar dari harga yang dibayar.
Misalnya, alat atau perlengkapan yang bisa digunakan untuk kegiatan produktif atau barang investasi yang bernilai. Sebaliknya, pembelian yang hanya didorong oleh keinginan sesaat mungkin tidak akan memberikan dampak positif jangka panjang.
Pertimbangkan juga keuangan jangka panjang dalam setiap belanja yang dilakukan. Selain harus dalam range anggaran yang dibuat, perlu juga menghitung keuangan dalam beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan, terutama jika barang yang ingin dibeli bernilai cukup besar. Hal ini akan menghindarkan kamu dari penyesalan setelah melakukan impulsive buying.
-
Jauhi Pengaruh Negatif dari Lingkungan Sekitar
Pengaruh dari teman atau lingkungan sekitar juga bisa memperburuk kebiasaan impulsive buying.
Jika kamu sering berbelanja karena dorongan dari teman-teman atau merasa tertekan untuk mengikuti tren, kamu perlu mulai mengidentifikasi situasi atau orang yang bisa mempengaruhi keputusan belanja kamu.
Menghindari pengaruh tersebut bisa membantu kamu lebih bijak dalam memilih barang yang akan dibeli. Jika perlu, kamu bisa memilih untuk berbelanja sendirian atau dengan orang yang memiliki pandangan yang lebih rasional terhadap pengeluaran.
Baca Juga: Menelusuri Seabad Pramoedya Ananta Toer: Suara Perlawanan yang Tak Pernah Padam
Cara ini akan memberikanmu kesempatan untuk fokus pada kebutuhan pribadi tanpa terpengaruh oleh tren atau keputusan impulsif orang lain.
Menghindari impulsive buying memang membutuhkan disiplin dan kesadaran yang tinggi terhadap pengeluaran pribadi.
Kenali kondisi keuanganmu dengan baik dan buat perencanaan dengan bijak. Cobalah menerapkan langkah-langkah di atas, sekalipun hal itu mungkin membutuhkan ketegasan dalam perubahan kebiasaan yang telah kamu lakukan selama ini.
Ingat, setiap keputusan yang dibuat dengan hati-hati akan membantumu mencapai tujuan keuangan yang lebih stabil. Jadi, mulailah sekarang untuk menjadi konsumen yang lebih cerdas dan mengontrol pengeluaran dengan cara yang sehat!