Mudabicara.com_Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlangsung di beberapa daerah masih menimbulkan isu, salah satunya di Kupang, yang menyebabkan ratusan pelajar keracunan. Komisi IX DPR meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam kelalaian tersebut.
“Kami sangat kecewa melihat kasus makanan bermasalah dari MBG terus berulang. Setelah insiden di Kupang beberapa hari lalu, kini terjadi lagi di Magelang. Ini menunjukkan adanya kelalaian serius, baik dari penyedia layanan maupun dari sisi pengawasan pemerintah,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris kepada wartawan, Sabtu (26/7/2025).
“BGN tidak bisa terus tutup mata. Bagi SPPG yang terbukti lalai dan membahayakan keselamatan anak-anak, izinnya harus dicabut. Jangan tunggu ada korban lebih banyak. Program makan bergizi adalah inisiatif yang baik, tapi jika pelaksanaannya sembrono, justru bisa membahayakan nyawa anak-anak kita,” tambahnya.
Baca Juga: Pemerintah Tak Tarik Beras Oplosan di Pasar, Minta Dijual Murah
Charles menyebut dengan anggaran yang sangat besar, seharusnya BGN bisa menjamin keamanan dan kualitas makanan yang diterima para siswa.
Fokus BGN, katanya, tidak boleh hanya pada memperluas cakupan penerima manfaat, tetapi juga memastikan bahwa manfaat yang diberikan benar-benar aman dan berkualitas.
“Kami juga mengingatkan kembali hasil rapat antara Komisi IX DPR, BGN, dan BPOM beberapa waktu yang lalu, di mana disepakati bahwa BPOM harus dilibatkan secara aktif dalam pengawasan penyediaan MBG di seluruh daerah,” katanya.
“Namun dari kejadian-kejadian terakhir, tampaknya kesepakatan ini belum dijalankan. Perlu diingat, Kesimpulan rapat dalam komisi-komisi di DPR adalah dokumen resmi yang keputusannya mengikat,” tambahnya.
Kasus MBG di Magelang
Sebuah video yang menunjukkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMK Pangudi Luhur, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang diduga mengandung belatung, menjadi viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @warganet_news, tampak ikan lele goreng yang hanya tersisa duri dan sedikit daging, lalu terlihat belatung kecil saat video tersebut diperbesar.
Pihak sekolah dan mitra dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muntilan memberikan klarifikasi terkait kejadian ini, yang telah dikonfirmasi oleh pihak sekolah.
“Kalau kejadian itu, jelas itu kejadian di sini (SMK Pangudi Luhur Muntilan). Kita tidak pernah ingin menutupi, tadi dari dua teman dari pihak (dapur MBG). Anak-anak sudah kita konfirmasi, meskipun dari pihak MBG konfirmasi ke dapur, kemungkinan-kemungkinan bukan (miliknya),” kata Kepala SMK Pangudi Luhur Muntilan, Br Totok Tri, Jumat (25/7).
“Ya boleh saja, tetapi kami kan meyakini anak-anak. Ini lele dari dapur MBG, saya pikir kita fair. Intinya, kan butuh evaluasi. Ini program yang bagus, yang perlu didukung, tapi rupanya perlu tindak lanjut evaluasi. Tidak hanya evaluasi di dapur MBG, tapi di kami juga evaluasi,” sambung Totok.
Baca Juga: Piala AFF U-23 2025: Indonesia U-23 Hadapi Vietnam, Mencari Gelar Kedua
Kasus MBG di Kupang
Sebanyak 140 siswa dari SMP Negeri 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.
“Sebanyak 10 sekolah itulah yang kita selidiki, dan sekarang laboratorium kami lagi bekerja untuk memastikan apa penyebabnya, dan nanti kalau ada hasilnya, kami akan sampaikan,” kata Taruna dilansir Antara, Jumat (25/7/2025).
Dia menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan pelaksanaan MBG berjalan dengan sepenuhnya diawasi. Insiden luar biasa ini harus diselidiki untuk mengetahui penyebabnya dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Saya kira ada beberapa faktor yang kita bisa lihat. Tapi kita akan umumkan kemudian, bukan saatnya sekarang,” kata Taruna.