Mudabicara.com_Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyelenggarakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat
Dalam rangkaian acara tersebut, permainan tradisional dihadirkan kembali sebagai respons terhadap meningkatnya kekerasan pada anak akibat dominasi penggunaan gawai.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Cukup Hasil Imbang Pastikan Lolos Semifinal Piala AFF U-23
Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi menuturkan bahwa generasi anak-anak saat ini semakin asing dengan jenis-jenis permainan tradisional, karena waktu mereka lebih banyak dihabiskan dengan perangkat digital.
“Kenapa kita fokus kepada permainan anak-anak tradisional berbasis kearifan lokal? Karena hasil analisa internal kami kasus yang kami tangani kekerasan terhadap anak, sumber persoalan penyebabnya karena pola asuh penggunaan gadget yang tidak bijak dan faktor lingkungan,” kata Arifatul selepas kegiatan di Bundaran HI, Minggu (20/7/2025).
Arifatul berharap, pemainan tradisional ini dapat mengajak anak-anak untuk lebih aktif bermain di luar tanpa gadget. Terlebih menurutnya permainan tradisional memiliki nilai sosial.
“Maka pada kesempatan HAN ini kita ingin mengajak anak anak Indonesia untuk kembali ke permainan tradisional supaya waktunya tidak banyak menggunakan gadget, tetapi dengan permainan tradisional bisa membangun kebersamaan diantara teman teman,” jelasnya.
Baca Juga: Skandal Chromebook Rp1,98 Triliun, Staf Nadiem Jadi Tersangka
Berbagai aktivitas meriah mewarnai perayaan Hari Anak Nasional, tak hanya permainan tradisional, tetapi juga kegiatan seperti senam bersama, menyanyikan lagu-lagu daerah, hingga kisah-kisah inspiratif tentang para pahlawan.
Menurut Arifatul, puncak perayaan akan berlangsung di Indragiri Hulu pada Rabu, 23 Juli mendatang. Ia juga menyebut bahwa peringatan ini akan dilaksanakan serentak di seluruh sekolah di Indonesia.