Nadiem Kembali Diperiksa Kejagung Hari Ini, Terkait Proyek Laptop Rp 9,9 Triliun

Hukum20 Dilihat

Mudabicara.com_Hari ini, Kejaksaan Agung dijadwalkan kembali memeriksa Nadiem Makarim, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, terkait dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Apa saja informasi yang ingin dikulik penyidik dari pemeriksaan lanjutan ini?

“Secara substansial tentu penyidik yang memahami. Tapi setidaknya terkait bagaimana fungsi pengawasan dalam proses pengadaannya,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar saat dihubungi, Selasa (15/7/2025).

Sebenarnya, Nadiem dijadwalkan untuk diperiksa pada Selasa (8/7) minggu lalu, namun ia tidak hadir dan mengajukan permohonan penjadwalan ulang. Menurut Harli, hingga kini tim penyidik masih menantikan kehadiran Nadiem untuk memberikan keterangan.

“Kita tunggu kehadiran yang bersangkutan,” ujarnya.

Baca Juga: Resmi! Luka Modric Gabung AC Milan Usai Tinggalkan Real Madrid

Nadiem juga telah diperiksa untuk pertama kalinya pada Senin (23/6). Pemeriksaan itu berlangsung sekitar 12 jam yang mengklarifikasi Nadiem dalam kapasitasnya sebagai menteri pada saat proyek pengadaan laptop senilai Rp 9,9 triliun itu dijalankan.

Pihak Nadiem mengatakan akan menghadiri pemeriksaan hari ini di Kejagung.

“(Nadiem Makarim) Hadir jam 8,” kata pengacara Nadiem, Hotman Paris saat dihubungi, Selasa (15/7).

Diberitakan sebelumnya, Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan laptop untuk digitalisasi pendidikan senilai Rp 9,9 triliun di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019-2022.

Dalam prosesnya penyidik Kejagung juga telah menggeledah apartemen dan tempat tinggal dua stafsus. Termasuk apartemen milik Jurist yang belokasi di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Nadiem Makarim Buka Suara

Eks Menbudristek 2019-2024 Nadiem Makarim bicara soal dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Dia menjelaskan pengadaan laptop pada eranya sebagai menteri dilakukan saat pandemi COVID-19 tahun 2020.

“Di tahun 2020, krisis pandemi COVID-19 bukan hanya menjadi krisis kesehatan, tetapi juga menjadi krisis pendidikan,” kata Nadiem dalam jumpa pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/6).

Nadiem mengatakan saat itu krisis pendidikan juga terjadi di tengah-tengah krisis kesehatan. Menurutnya, pengadaan laptop adalah upaya mitigasi agar pembelajaran sekolah tetap berjalan.

Baca Juga: Komisi III DPR Gelar Diskusi Terbuka Soal RKUHAP dengan LSM

“Kemendikbudristek harus melakukan mitigasi dengan secepat dan seefektif mungkin, agar bahaya learning loss atau hilangnya pembelajaran bisa kita tekan. Sehingga program pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK yang termasuk laptop adalah bagian dari upaya mitigasi risiko pandemi untuk memastikan pembelajaran murid-murid kita tetap berlangsung,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam rentang waktu empat tahun, Kemendikbudristek telah mengadakan sekitar 1,1 juta perangkat laptop lengkap dengan modem 3G dan proyektor yang didistribusikan ke lebih dari 77 ribu sekolah. Nadiem menyatakan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

“Perangkat TIK itu juga menjadi alat peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Dan juga untuk pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer atau ANBK, yang menjadi instrumen sensus kami untuk mengukur capaian pembelajaran dan juga dampak daripada learning loss,” jelas dia.

Tulisan Terkait: