Penulisan Ulang Sejarah, Fadli Zon Sebut DPR Sudah Mulai Uji Publik di Kampus

Budaya24 Dilihat

Mudabicara.com_Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat telah memulai tahapan konsultasi publik atas naskah revisi sejarah nasional.

Proses ini, menurutnya, melibatkan sejumlah akademisi dari berbagai perguruan tinggi untuk memberikan masukan dan kajian kritis terhadap isi naskah tersebut.

“Temen-temen DPR juga kemarin sudah mulai di Universitas Andalas, di Undip, dan Universitas Hasanuddin,” kata Fadli Zon di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Sekatan, Jumat (4/7/2025) malam.

Baca Juga: Tom Lembong Heran Tuntutan 7 Tahun Tak Cerminkan Proses Sidang

Sedangkan pada uji publik dilakukan Kementerian Kebudayaan baru akan dimulai pada bulan ini. Namun, dia belum membeberkan rincian waktunya.

“Segera itu, kalau uji publiknya bulan Juli ini,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Fadli Zon menyampaikan proses uji publik bertujuan agar publik dan komunitas sejarawan dapat memberikan masukan terbuka atas hasil kerja tim akademisi yang menyusun sejarah bangsa dari masa prasejarah hingga era kontemporer. Dia memastikan penulisan ulang sejarah tidak dilakukan dari nol.

“Penulisan ini tidak dimulai dari nol. Sudah ada dasar sebelumnya, tapi perlu diperbarui. Selama 26 tahun terakhir belum ada penambahan signifikan, terutama mencakup era reformasi hingga masa kini,” kata Fadli Zon dilansir Antara, Jumat (4/7).

Sebanyak 113 akademisi dari 34 universitas di seluruh Indonesia turut ambil bagian dalam proyek revisi sejarah nasional.

Baca Juga: Sri Mulyani Naikkan Target Bea Cukai Jadi Rp310 Triliun

Proses penyusunannya telah berjalan lebih dari tujuh bulan dan melibatkan sejumlah pihak, termasuk editor utama, editor untuk setiap jilid, serta tim penulis yang ditunjuk secara khusus.

Menurut Fadli, kehadiran para sejarawan dari kalangan perguruan tinggi memastikan bahwa narasi sejarah yang dihasilkan bersandar pada pendekatan akademik dan terbebas dari muatan politis.

Ia menekankan bahwa hasil penulisan ini tidak hanya menyoroti aspek politik atau konflik, tetapi juga mencakup dimensi kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan perjalanan peradaban bangsa secara menyeluruh.

Tulisan Terkait: