Nusantara Impact Center Selenggarakan Dialog Publik Moderasi Beragama di Kampus IIMUS

Pendidikan13 Dilihat

Mudabicara.com_Nusantara Impact Centre menyelenggarakan dialog publik dengan mengusung tema “Penguatan Moderasi Berama dan Nilai Toleransi pada Mahasiswa” di Kampus Institut Islam Mamba’ul Ulum Surakarta pada Senin, 22 Desember 2025. Kegiatan ini merupakan upaya dalam membentuk dan memperkuat sikap keberagamaan yang moderat dengan berdasar pada nilai-nilai inkulusif dan toleran pada diri mahasiswa dan lingkungan akademik.

Kegiatan ini merupakan komitmen Nusantara Impact Center untuk meneguhkan semangat keberagamaan yang sesuai dengan budaya dan nilai-nilai ke-Indonesiaan. Moderasi beragama penting untuk dijalankan mengingat negara Indonesia merupakan negara yang sangat beragam dalam suku, agama, dan budaya.

Baca Juga: Dialog Publik IIMUS Tekankan Nilai Toleransi dan Moderasi Beragama

Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah, Laila Hidayatul Amiin, M.Pd.I, dalam sambutannya menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk. Ia menekankan pentingnya internalisasi nilai moderasi beragama dalam kehidupan kampus maupun masyarakat.

Sementara itu Direktur Nusantara Impact Center Mahfut Khanafi menyampaikan bahwa mahasiswa harus bisa ambil peran untuk bisa menjaga kerukunan beragama di tengah arus informasi yang bisa memecah belah persatuan masyarakat Indonesia yang majemuk.

“mahasiswa sebagai orang yang terdidik harus bisa mengawal kerukunan beragama di tengah pesatnya informasi dalam kehidupan kita saat ini. Kemampuan mahasiswa adalah berpikir kritis sehingga segala hal informasi harus bisa dipikir secara matang agar segala informasi tidak menimbulkan perpecahan dan keharmonisan antar masyarakat”, Ujar Direktur Nusantara Impact center Mahfut Khanafi.

Dialog Publik ini dipimpin oleh Risdamudin, M.Pd. sebagai moderator. Alfian Eko Rochmawan, M.Pd.I sebagai pemateri pertama memaparkan bahwa Islam mengajarkan prinsip wasathiyah atau jalan tengah, yang menentang sikap ekstrem dan mendorong umat untuk bersikap adil serta menghargai perbedaan. Menurutnya, mahasiswa perlu memahami moderasi beragama secara mendalam agar tidak terjebak pada pemahaman yang sempit dan eksklusif.

Baca Juga: PKB Sebut Usulan Pilkada Lewat DPRD Merupakan Gagasan Lama Cak Imin

Sementara itu, Haikal Anam, M.A menekankan tantangan intoleransi di era digital dan pentingnya kemampuan berpikir kritis bagi mahasiswa. Baginya, toleransi bukan sekadar sikap pasif, tapi komitmen aktif untuk menghormati keberagaman sebagai realitas sosial dan kebangsaan.

Dialog publik ini melibatkan mahasiswa dari Program Studi PGMI dan berlangsung dengan interaktif. Harapannya, mahasiswa Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum Surakarta bisa mendapatkan pemahaman lebih lengkap tentang moderasi beragama dan bisa menerapkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan akademik dan sosial.

Tulisan Terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *