Peringati Hardiknas 2025, UICI Tekankan Pendidikan sebagai Fondasi Kebangkitan Bangsa

Berita49 Dilihat

Mudabicara.com_Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 pada Jumat (02/05/2025) dengan menegaskan kembali pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama kebangkitan bangsa.

Rektor UICI, Prof. Dr. Laode Masihu Kamaluddin, MSc., M.Eng., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hari Pendidikan Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momen untuk merenungi gagasan besar Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional.

Baca Juga: UICI Gelar Webinar Peringati Hari Kartini Sekaligus Peluncuran PMB Batch 9

“Ki Hajar Dewantara telah mengajarkan kepada kita bahwa Indonesia hanya akan menjadi negara besar jika rakyatnya cerdas,” ujar Prof. Laode. “Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara bukan hanya soal ruang kelas, tetapi soal mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia.”

Ia mengutip pesan fenomenal Ki Hajar Dewantara, “Jadikanlah setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru.”

Menurut Prof. Laode, kalimat tersebut merupakan inti dari filosofi pendidikan yang begitu mendalam, hingga kemudian dijadikan dasar oleh Presiden Soekarno untuk menetapkan 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Lebih jauh, Prof. Laode menekankan bahwa kebangkitan sebuah bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikannya. “Seperti apa pendidikan kita hari ini, akan menentukan masa depan bangsa kita besok,” ucapnya.

Dalam konteks Indonesia Emas 2045—seabad kemerdekaan Indonesia—UICI bercita-cita menjadikan rakyat sebagai masyarakat pembelajar. “Kita ingin menciptakan Indonesia yang cerdas, dan itu dimulai dari meratakan akses pendidikan,” kata Prof. Laode.

Ia juga kembali menegaskan pentingnya rural bias education for rural industrialization, yaitu strategi pendidikan yang berpihak kepada daerah-daerah pedesaan sebagai pendorong pembangunan industri di wilayah tersebut.

Baca Juga: PB HMI MPO Desak DPR dan Pemerintah Serius Tangani Kekerasan Seksual, Bukan Sekadar Regulasi di Atas Kertas

“Mengapa masyarakat pedesaan harus dicerdaskan lebih dahulu? Karena keutuhan sebuah bangsa tidak ditentukan oleh kecerdasan mereka yang di depan, tetapi oleh mereka yang tertinggal,” tegasnya.

Data yang dimiliki UICI menunjukkan kesenjangan kecerdasan antara masyarakat kota dan desa masih sangat tinggi. Ketimpangan ini, menurut Prof. Laode, berdampak besar terhadap kesenjangan sosial dan ekonomi yang kian melebar.

“UICI hadir untuk menjawab tantangan itu. Kami berkomitmen menjadikan pendidikan digital sebagai jembatan menuju Indonesia yang lebih adil dan cerdas,” pungkasnya.

Tulisan Terkait: