Plagiarisme menjadi salah satu masalah bagi mereka yang ingin membuat karya ilmiah baik untuk skripsi, tesis dan disertasi. Bahkan tidak jarang seorang mahasiswa hanya menyalin dan menempel saat menulis karya ilmiah.
Plagiarisme, di samping merugikan orang lain juga merugikan diri kita sendiri, sebab di dalam dunia akademis, plagiarisme dilarang keras karena dapat merusak nilai dan reputasi kita.
Oleh karena itu, kali ini mudabicata akan memberikan informasi terkait tentang bagaimana cara menghindari plagiarisme. Yuk cari tahu selngkapnya pada artikel berikut ini:
Baca Juga : 10 Cara Menghindari Toxic Media Sosial Untuk Anak Muda
7 Cara Menghindari Plagiarisme Yang Wajib Anak Muda Tahu
1. Apa Itu Plagiarisme?
Pertama, mari kita ketahui apa itu plagiarisme. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010, plagiarisme adalah perbuatan baik disengaja maupun tidak disengaja untuk memperoleh pujian atau nilai suatu karya akademik dengan meminjam sebagian atau seluruh karya akademik dan/atau karya pihak lain tanpa indikasi sumber yang tepat dan memadai.
Oleh karena itu, dalam penulisan term atau istilah, berhati-hatilah untuk tidak mengadopsi atau menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber yang tepat dan jelas.
Praktek ini tidak hanya tidak etis tetapi juga dapat merugikan Anda dan orang lain karena tidak ada yang mendapat pujian atau penghargaan atas pekerjaan tersebut.
2. Gunakan Sitasi
Penggunaan referensi atau sumber referensi sangat penting karena berfungsi untuk memperkuat karya ilmiah yang dilakukan. Namun, penulis harus memberikan referensi atau sumber referensi untuk setiap pendapat, ide, gagasan dan sejenisnya.
Hal ini juga berlaku untuk konsekuensi perubahan tertulis atau yang disebut parafrase, selama teks tertulis berisi pemikiran dan gagasan yang mirip dengan pemikiran penulis sendiri atau tidak berasal darinya.
Jika menemukan ide atau pendapat dari sumber lain yang ingin dgunakan, pastikan untuk menyertakan kutipan atau kutipan. Trik: kita dapat menempatkan kutipan dalam tanda kutip dan memberikan sumbernya.
Misalnya, jika kita menemukan kutipan dari buku John Green The Fault in Our Stars yang ingin kita gunakan, kita dapat menempatkan kutipan tersebut dalam tanda kutip dan mengutip sumbernya seperti ini:
“Baiklah baiklah.” (Hijau, 2012)
3. Memahami Konteks Tulisan
Saat Anda menulis term atau istilah, Anda juga perlu memahami konteks penulisannya. Apa yang ingin Anda sampaikan? Siapa target pembaca Anda?
Pesan apa yang ingin Anda sampaikan? Semua hal ini harus diperhatikan agar teks Anda mudah dipahami dan tidak terlihat berantakan.
Baca Juga : 10 Perusahaan AI Indonesia Yang Wajib Anak Muda Tahu
4. Daftar Pustaka
Bagi mahasiswa atau dosen yang sedang mengerjakan skripsi atau tesis, pekerjaan rumah, dan lain-lain, sebaiknya penulis sudah menyiapkan sumber-sumber yang diperlukan sejak awal dan mencantumkannya dalam daftar pustaka.
Hal ini memastikan bahwa penulis asli kutipan, pendapat, dan penelitian yang dirujuk oleh penulis dikreditkan dalam artikel ilmiah yang relevan.
Daftar pustaka ini berguna karena menunjukkan semua sumber yang kalian gunakan untuk publikasi ilmiah. Oleh karena itu, kita harus mengutip sumbernya secara lengkap dan akurat.
5. Parafrase Kalimat
Namun, jangan hanya mengandalkan kutipan atau kutipan saja apabila menulis sebuah karya ilmiah. Terkadang kita juga perlu menulis ulang kalimat untuk menambah variasi pada teks dan tidak terlalu mengandalkan sumber orang lain.
Dengan begitu kita bisa membaca sumber yang ingin digunakan, kemudian mengambil ide atau pendapat dari sumber tersebut dan menuliskannya dalam bahasa kita sendiri.
Misalnya, jika kita menemukan pendapat ahli tentang efek merokok, kita dapat menuliskannya dalam bahasa kita sendiri seperti ini:
Menurut pakar kesehatan, merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker paru-paru. (Parafrasa)
Hal tersebut agar tidak dianggap copy-paste dan kemungkinan plagiat, penulis dapat mengambil parafrase maupun kutipan, opini dan sejenisnya dari sumber referensi.
Baca sumber referensi dan pahami setiap kata yang digunakan. Tulis ulang sumber referensi dalam kalimat baru, tetapi jangan hapus pemikiran atau ide tersebut. Jangan lupa sertakan kutipan dari sumber referensi.
6. Interpretasi Gagasan
Agar gagasan yang disampaikan meyakinkan, penulis terkadang perlu menginterpretasikan sumber lain untuk perbandingan atau adopsi.
Namun, interpretasi tersebut dianggap agak rumit dan biasanya dilakukan hanya jika diperlukan, agar tidak melampaui karya ilmiah yang ditentukan.
Baca Juga : 10 Perusahaan AI Indonesia Yang Wajib Anak Muda Tahu
7. Manfaat Aplikasi Antiplagiarisme
Setelah menyelesaikan makalah atau penelitian, kita harus memastikan bahwa teks kita bebas dari plagiarisme.
Ada banyak aplikasi pemeriksa plagiarisme online yang bisa kita akses secara gratis, berbayar, atau dengan menggunakan layanan pemeriksa plagiarisme kampus masing-masing.
Setelah menerapkan beberapa tips di atas, maka tugas selanjutnya bagi penulis adalah memastikan karya akademik bebas dari plagiarisme. Adapun beberapa situs plagiarisme yang dapat kalian gunakan ketika membuat karya ilmiah antara lain :
Situs Cek Plagiarisme Bahasa Indonesia
Berikut beberapa situs yang bisa kalian gunakan untuk tes plagiarisme bahasa Indonesia.
- https://copyscape.com
- https://www.plagiarismsoftware.net/
- http://plagiarismcheckerx.com/
- http://www.plagscan.com/plagiarism-check/
- http://plagiarisma.net/
- http://www.quetext.com/
Adapun untuk situs yang bisa digunakan untuk tes plagiarisme dalam bahasa inggris.
- https://www.easybib.com/
- https://www.plagscan.com/en/
- https://copyleaks.com/
- grammarly.com
- https://smallseotools.com/id/plagiarism-checker/
Itulah beberapa tips bagi kalian untuk menghindari plagiarisme. Ingatlah bahwa sebagai penulis kita harus menghargai karya orang lain dan menjaga integritas kita sendiri.
Jadi jangan malas riset dan sertakan sumber yang kalian gunakan, semoga bermanfaat.