Ini Dia Ainur! Sosok yang Sukses Berdayakan Komunitas Perempuan di Lamongan

Enterpreneurship115 Dilihat

Mudabicara.com_Program klaster UMKM PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.

Ketua Klaster UMKM, Sabiq Bejo asal Desa Cluring, Kecamatan Kali Tengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ainur Rahmatin berhasil mengembangkan usaha telur asin memberdayakan perempuan di desanya.

Ainur sejak memulai usaha pada 2009 fokus mengolah telur asin sederhana yang awalnya dijual di pasar lokal.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Jateng Mohammad Saleh Ungkap PSN Harus Perhatikan Keadilan Lingkungan

Melalui inovasi, ia menciptakan berbagai berbagai produk olahan telur asin, seperti kerupuk, macaroni, abon, dan sambal berbahan dasar telur asin.

Produk-produknya dirancang sesuai selera lokal, dengan tingkat keasinan yang lebih lembut dibandingkan produk telur asin dari daerah lain. Kini, Ainur memberdayakan sekitar 20 perempuan di desanya dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

“Dulu ibu-ibu di sini sebagian besar hanya mengandalkan penghasilan suami yang mayoritas bekerja sebagai petani atau pekerja tambak. Dengan bergabung dalam usaha ini, kini mereka memiliki penghasilan sendiri yang membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ucap Ainur dikutip Kamis (5/12/2024).

Bisnis Ainur mengalami peningkatan yang signifikan dari yang awalnya memproduksi 20 butir telur asin per minggu, pada tahun 2019 mampu menghasilkan 5.000 butir per minggu.

Peningkatan ini tidak terlepas dari kerja keras Ainur dalam meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran produknya.

Ainur mendapatkan pendampingan usaha dari BRI, termasuk bantuan peralatan produksi, pelatihan kewirausahaan, dan kesempatan mengikuti pameran.

Pemasaran produknya, Ainur manfaatkan platform seperti Localoca yang dikembangkan BRI untuk pelaku usaha dalam memasarkan produknya.

Selain itu, Ainur juga menggunakan marketplace popular lainnya seperti Tokopedia untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Ainur menerangkan, Pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar bagi usahanya. Pada 2020, pembatasan aktivitas masyarakat sempat membiat distribusi produk telur asin terhenti.

Baca Juga: WHO Ivenstigasi Penyakit Misterius di Kongo yang Tewaskan 143 Orang

Namun, dengan kreativitas, Ainur melakukan diversifikasi produk, menciptakan olahan baru seperti kerupuk, makaroni, abon, dan sambal telur asin.

Program ini juga bertujuan meningkatkan economic dan social value sebagai bagian mengakselerasi pemulihan ekonomi dengan cara memberdayakan UMKM, khususnya sosok inspiratif.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengungkapkan bawa FIL merupakan program pemberdayaan sebagai bentuk apresiasi kepada figure inspiratif lokal.

“Mereka dianggap memiliki inisiatif murni untuk memberikan dampak atau pengaruh positif bagi pelaku usaha/UMKM di lingkungan masyarakat sekitarnya,” tutur Supari.

Tulisan Terkait: