Mudabicara.com_Dua perusahan dibentuk Muhammadiyah untuk pegelolaan tambang. Dua perusahaan tersebut akan menggandeng sejumlah ahli di bidangnya.
“Walaupun sebagai ketua tim itu karena saya sebagai ketua yang bidang ekonomi. Karena itu ya nanti akan kita serahkan ahlinya. Tahap sekarang ini kita baru menyusun institusinya, lembaganya,” ucap Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhadjir Effendy, Kamis (12/9/2024).
Baca Juga: Ancang-Ancang Manchester United Buru 3 Bek Kiri Baru untuk Perkuat Pertahanan
“Ada dua company yang kita bentuk, yang pertama itu strategic company-nya, yang di situ nanti sebagai holding. Kemudian ada operating company,” lanjutnya.
Para ahli tersebut nantiny yang akan mengopersikan serta menangani pengelolaan tambang di lapangan. Mereka adalah berasal dari kalangan Muhammadiyah.
“Terutama kita punya lima fakultas pertambangan. Dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah itu ada lima fakultas yang memang bergerak di fakultas pertambangan,” tuturnya.
Selanjutnya, pihaknya juga mengatakan ada 12 SMK jurusan tambang dan 12 SMK jurusan alat-alat berat yang telah dikumpulkan dan diinventarisir semuanya.
“Yang itulah yang nanti menjadi tulang punggung. Backbone untuk Muhammadiyah memutuskan menerima atau tidak nanti tawaran dari pemerintah untuk mengelola tambang itu,” kata nya.
Baca Juga: Mensos Baru, Gus Ipul Resmi Dilantik Jokowi Gantikan Tri Rismaharani
Muhadjir memastikan, dalam mengelola tambang, Muhammadiyah akan lebih mengutamakan kalangan internal terlebih dahulu.
“Kita utamakan dulu dari dalam. Kita utamakan dari dalam. Di samping itu juga sudah ada beberapa warga Muhammadiyah, dari universitas ya, yang juga sudah bergerak sebagai pelaku dari pertambangan ini,” sebutnya.
Lokasi Tambang Muhammadiyah Belum Ditentukan
Walau demikian, lokasi tambang yang akan dikelola belum ditentukan di mana. Karena, akan lebih dulu diajukan kepada pemerintah.
“Lokasi nanti akan kita ajukan dulu kepada pemerintah. Nanti pemerintah yang akan menetapkan. Kalau nanti pemerintah sudah menetapkan, masih akan kita kaji lagi,” imbuhnya.
“Kelayakan dan kemampuan dari Muhammadiyah untuk melakukan. Kalau nanti kita mampu dan itu layak, ya kita akan terus. Kalau tidak ya kita harus mengaku jujur bahwa Muhammadiyah tidak sanggup, ya kita akan menyatakan tidak sanggup,” tutupnya.