Mudabicara.com_Setelah dilantik pada 21 Oktober 2024 sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti segera memperlihatkan komitmennya yang kuat untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan adil bagi seluruh anak di Indonesia.
Dengan visi “Pendidikan Bermutu untuk Semua”, Menteri Abdul Mu’ti bersama tim Kemendikdasmen melaksanakan berbagai langkah strategis.
Langkah-langkah ini diambil untuk mendukung agenda pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, yang menjadi prioritas utama nasional.
Baca Juga: Youth Ranger Jakarta: Platform Inspiratif untuk Pemuda Berkembang dan Membawa Perubahan Positif
Salah satu inisiatif penting yang diluncurkan adalah program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif sejak usia dini.
Program ini dimulai dengan kegiatan Senam Anak Indonesia Sehat yang melibatkan berbagai pihak terkait.
Kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan meliputi Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, serta Tidur Cepat.
Dengan penerapan tujuh kebiasaan ini, diharapkan tercipta generasi yang sehat, cerdas, dan memiliki karakter unggul. Oleh karena itu, program ini memerlukan partisipasi aktif dari orang tua, guru, masyarakat, serta dukungan dari tokoh agama dan budaya.
Langkah selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada guru Bimbingan Konseling (BK) serta pelatihan terkait Bimbingan Konseling untuk guru kelas di tingkat sekolah dasar (SD) sebagai bentuk komitmen terhadap pendidikan karakter.
Pada akhir 2024, pelatihan telah mencakup 1.021 guru dan akan dilanjutkan pada 2025 dengan target lebih dari 22 ribu guru.
Program pelatihan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan bakat dan minat siswa, mencegah kekerasan, serta memperkuat pendidikan nilai di sekolah.
Kemendikdasmen juga fokus pada kesejahteraan guru sebagai bagian dari upaya menciptakan pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa anggaran sebesar Rp33,4 triliun di antaranya akan dialokasikan untuk mendukung tunjangan profesi bagi guru ASN dan non-ASN.
Selain tunjangan profesi, percepatan sertifikasi pendidik melalui kelulusan PPG pada November-Desember 2024 berhasil mencakup 605.650 guru yang sudah bertugas maupun calon guru.
Langkah ini didukung dengan terbitnya Peraturan Mendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025, yang menjamin distribusi guru berkualitas hingga ke daerah-daerah terpencil, termasuk sekolah yang dikelola oleh organisasi berbasis masyarakat atau swasta, agar seluruh masyarakat dapat merasakan akses pendidikan berkualitas.
Mulai tahun 2025, sistem pengelolaan kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah akan dipermudah dengan pendekatan berbasis refleksi diri.
Hal ini bertujuan agar para pendidik dapat lebih fokus pada tugas utama mereka tanpa terbebani oleh tugas administratif yang terlalu banyak.
Peran guru dalam membimbing siswa dan keterlibatannya dalam organisasi masyarakat berbadan hukum akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tanggung jawab seorang pendidik.
Penguatan kedaulatan Bahasa Indonesia juga menjadi perhatian. Hal tersebut dilakukan melalui program “Bangga, Maju, dan Mahir Bahasa Indonesia” pada Bulan Bahasa 2024 menjadi langkah strategis untuk memperkokoh identitas nasional sekaligus meningkatkan kompetensi berbahasa siswa.
Inovasi Layanan Pendidikan
Selain itu, Kemendikdasmen juga memberikan perhatian pada fasilitas dan layanan pendidikan sebagai langkah strategis untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Langkah ini meliputi upaya peningkatan sarana dan prasarana serta inovasi dalam sektor teknologi.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan akan dilakukan melalui renovasi sekolah yang dikelola dengan sistem swakelola.
Sistem ini, yang akan diterapkan mulai tahun 2025, bertujuan untuk memastikan pengelolaan yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Kemudian pada bidang teknologi, Kemendikdasmen melakukan transformasi digital pendidikan dengan meluncurkan platform Rumah Pendidikan, super aplikasi yang mengintegrasikan lebih dari 950 layanan pendidikan dalam satu ekosistem digital pada 21 Januari 2025 kemarin.
Inovasi ini memberikan kemudahan akses bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mendapatkan informasi serta layanan pendidikan yang dibutuhkan.
Di sisi lain, untuk menyempurnakan sistem evaluasi saat ini, inovasi dalam asesmen pendidikan tengah dipersiapkan, dengan konsep baru untuk mengukur capaian belajar murid.
Pendekatan ini dirancang lebih holistik, mengurangi tekanan psikologis pada siswa, dan lebih relevan dengan kebutuhan pembelajaran masa kini.
Sebagai wujud komitmen Kemendikdasmen dalam menghadirkan layanan pendidikan berkualitas, Abdul Mu’ti memperkenalkan pendekatan organisasi yang mengusung prinsip RAMAH (Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis).
Baca Juga: Tren Viral dari Pasar Tradisional ke Media Sosial: 5 Jajanan Pasar yang Bikin Generasi Muda Ketagihan
Prinsip ini diterapkan untuk memastikan kementerian dapat merespons dinamika dan kebutuhan masyarakat, mengelola secara transparan, memberikan pelayanan dengan sepenuh hati, beradaptasi dengan tantangan masa depan, serta membangun hubungan kerja yang harmonis.
Berbagai inisiatif strategis yang dijalankan mencerminkan komitmen Kemendikdasmen untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik, adil, dan merata, sehingga setiap individu memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas.
Kebijakan yang diterapkan tidak hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga bertujuan untuk mempersiapkan generasi masa depan Indonesia yang unggul.