Wisata Kota ; Wajah Baru Cikini

Esai780 Dilihat

Mudabicara.com_Bagi warga Jakarta atau yang sering bepergian ke Jakarta nama Cikini sudah sangat familiyar. Salah satu kawasan tua di Jakarta ini memang sejak zaman kolonial menjadi bagian etalase kota sejak era Batavia sampai Jakarta masa kini.

Menyusuri Jalan Raya Cikini atau yang disebut dengan Jl. Cikini Raya dengan hanya berjalan kaki sekitar 5 km maka Anda akan menikmati kawasan wisata kuliner, budaya dan juga sejarah panjang Menteng-Cikini. Kawasan Cikini sebenarnya terbagi menjadi dua Kelurahan Cikini dan untuk kawasan Pasar Cikini Ampiun, Pasar Kembang Cikini adalah wilayah Kelurahan Pegangsaan.

BACA JUGA : ANAK MUDA BERINOVASI MERUBAH LIMBAH BATOK MENJADI PESTISIDA

Baiklah mari kita telusuri Jl. Cikini Raya. dari arah utara terbentang dari Kantor Pos Cikini. Bagunan Kantor Pos Cikini dibangun tahun 1746 sampai saat ini masih dengan gaya bangunan kolonial yang sama. Dari Kantor Pos Cikini berderet bangunan ruko tua yang dibangun era Batavia. Bangunan-bangunan tua ini kini menjadi Cagar Budaya Jakarta, separuhnya sebagai café, rumah makan juga perkantoran.

cikini
Cikini, Sumber Artomofeb

Pada perempatan Kantor Pos Cikini ini sisi seberang jalan yakni sisi Barat terdapat Menteng Huis, salah satu pusat perbelanjaan dan café kawasan Menteng-Cikini. Berjalan menju selatan hanya beberapa meter masih deretan bagunan pertokoan tua, terdapat Kedai Tjikini dan Bakoe Coffeo. Anda dapat menikmati secangkir Kopi Hitam dengan nuansa Jakarta tempo doeloe. Tempat nongkrong dari anak muda yang mabuk dunia kisah cinta sampai para politikus di Ibu Kota yang mabuk kuasa.

Mari berjalan lagi menuju selatan. Pada sisi trotoar terdapat pedagang Roti Gerobak, yah ! Roti Tan Ek Tjoan. Roti Tan Ek Tjoan konon adalah merk Roti tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1921 di Bogor. Dari seorang Pemuda Tionghoa namanya kemudian juga menjadi nama merek Roti Tan Ek Tjoan pada tahun 1955 membuka cabang baru di Jakarta, Jl. Cikini Raya. Dan sampai saat ini cita rasa tekstrur roti yang lembut ini masih berjualan di Jl. Cikini Raya.

BACA JUGA : ANAK MUDA, WASPADALAH PERNIKAHAN DINI MENINGKAT DI TENGAH PANDEMI

Melanjutkan perjalanan menyusuri Jl. Cikini Raya, Anda akan bertemu dengan Toko Optik A. Kasoem. Adalah pengusaha Pribumi pertama asal Garut yang mendirikan Perusahan Optik terbesar di Asia sekitar tahun 1920-an. Pada tahun 1930-an mengembangkan usaha ke Jakarta di Jl. Cikini Raya. Pada masa itu juga A. Kasoem banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh Pergerakan Kemerdekaan seperti Moh. Hatta, Ki Hajar dan lain-lain. Mungkin saja para tokoh pergerakan itu juga mendapatkan kacamata yang baik dari Toko Optik A. Kasoem.

Cikini
Cikini, Sumber P_Adhita

Tidak jauh dari Toko Optik A. Kasoem, melanjutkan perjalanan akan bertemu dengan kawasan Seni dan Budaya, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM). Cikini dan TIM ibarat satu kesatuan, TIM merekam perjalanan panjang Cikini. Lokasi TIM sekarang awalnya adalah lahan milik Habib Raden Saleh yang diwakafkan ke Pemprov. DKI Jakarta dan dijadikan Kebun Binatang selanjutnya kawasan Kebun Binatan ini tahun 1968 dialihfungsikan menjadi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki sampai sekarang. Jika Cikini adalah etalase Jakarta maka TIM adalah etalase Indonesia, disini lahir banyak maestro Indonesia.

Dari TIM sebelum mencapai Perguruan Cikini yang kesohor setelah peristiwa Pengeboban Presiden Soekarno yang gagal itu, Anda akan bertemu Toko Laba-Laba. Toko Laba-Laba konon adalah toko reparasi pertama dengan hasil yang bagus. Toko Laba-Laba didirikan tahun 1898, sebagai tempat untuk mereparasi misalnya sepatu, tas, jaket dan sebagainya, sampai saat ini masih aktif.

Cikini
Cikini, Sumber P_Adhita

Perjalanan masih panjang dan jika dilanjutkan akan bertemu dengan Pasar Kembang Cikini. Pasar Kembang terbesar dan pertama di Jakarta juga pusat perbelanjaan Emas terbesar di Indonesia, Cikini Gold Center (CGC). Pada seberang jalan CGC terdapat Stasuin Kereta Api Cikini, yang mempermuda pengunjung mengunjungi kawasan Cikini. Dari pasar Emas CGC di ujung jalan ini akan terdapat Universitas Bung Karno yang dikelola anak keturunan Bung Karno juga Biosko Tertua di Jakarta yang masih eksis Bioskop Metropolle.

Selaian apa saja yang telah kami sebutkan tidak jauh dari Jl. Cikini Raya terdapat beberapa objek wisata budaya dan religi. Misalnya Makam Keramat Habib Ali Kwitang, Masjid Tua Jami Al Ma’mur, Asrama Mahasiswa Islam Cilosari, Jembatan Tua Cikini Ampiun-Kenari, Kampus Kedokteran UI, Pasar Antik Jl. Surabaya, Taman Golkar dan sebagainya. Pada sisi timur dan barat Jl. Cikini Raya saat ini semakin ramai dengan aneka kuliner yang siap memanjakan selera makan Anda, RM Dua Tak, RM Bubu Desa, Gado-Gado Baplo, RM. Duo Nyonya, Cabang Bakmi Roxy, Warteg Amelia, Ropita Aneka Rasa Cikini, Bakso Pak Topo, Ayam Taliwang Cikini, Holland Bakery, D’Rachel Kitchen, Apollo Caffe, EtWell Coffe Cikini, Warunk Upnormal Cikini, Pizza Hut Cikini, Mie Ayam Cikini, Rumah Makan Sunda, KFC Cikini, Bubur Ayama 99, Martabak Bangka, Mie Aceh Cikini dan masih banyak lagi.

Cikini, Sumber Artomofeb

Kawasan Cikini Raya kini semakin cantik, nyaman dan aman. Jika dahulu kawasan ini belum tertata maksimal pada bulan Agustus 2019 oleh Gubernur Anies Baswedan kawasan Jl. Cikini Raya dipercantik dengan dibuatkan jalur pedestrian yang tidak hanya estetika yang tinggi tetapi juga nyaman dan aman bagi pejalan kaki dan juga penyandang disabilitas.

Pada pedestrian yang luas dan nyaman ini juga sekitar setiap 10 meter diberi tempat duduk yang artistik dan nyaman bagi siapapun yang ingin rehat sebentar. Dan yang tidak kalah penting, jika Jl. Ciki Raya dahulu pada langit-langitnya penuh dengan kesemrawutan aneka kabel listri yang tidak hanya mengganggu kenyamanan tetapi lebih penting mengancam nyawa manusia kini puluhan kilo meter kabel-kabel itu telah tertanam didasar jalan dengan sistim yang sangat baik. Kawasan Jl. Cikini Raya kini ramai dengan sebagai pusat wisata kota dengan banyaknya para pejalan kaki menikmati sepanjang Jl. Cikini Raya.

Cikini, Sumber Artomofeb

Seperti syair lagu Betawi, “Cikini ke Gondangdia. Ku jadi begini gara-gara Dia”. Jadi kapan Anda menikmati sepanjang Jalan Cikini Raya !!!

 

Penulis : Abdul Malik Raharusun (Pegawai DKI Jakarta)

Tulisan Terkait: