Mudabicara.com_ Kasus kekerasan pada anak masih sering terjadi di Indonesia. Data pada tahun 2021 menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan mencapai 11.952 di mana 58,6 persennya adalah kasus kekerasan seksual. Butuh aksi nyata untuk menghentikan terjadinya kasus kekerasan, salah satunya lewat donasi perlindungan anak.
Jenis-Jenis Kekerasan Pada Anak
Orang dewasa dapat melakukan kekerasan pada anak, baik disengaja maupun tidak. Bentuk-bentuk kekerasan yang diterima oleh anak-anak pun sangat beragam. Penyebab kekerasan pada anak pun cukup bervariatif, salah satunya adalah masalah ekonomi.
1. Kekerasan emosional
Kekerasan emosional adalah bentuk kekerasan yang kerap kali terjadi pada anak. Tindakan seperti berteriak di depan anak, mengatakan bahwa anak tidak baik, hingga meremehkan atau mempermalukan anak merupakan contoh nyata dari kekerasan emosional.
Baca Juga : 10 Tips Cara Berkomunikasi Positif Dengan Anak
Seorang anak yang mengalami kekerasan ini akan cenderung kehilangan kepercayaan diri, terlihat depresi, dan juga gelisah. Selain itu, anak akan mengalami perkembangan emosional yang terlambat, menarik diri dari aktivitas sosial, dan lain sebagainya.
2. Penelantaran
Setiap anak memiliki hak yang harus dipenuhi, seperti hak akan keamanan, kasih sayang, pendidikan, serta kehidupan yang lebih layak. Namun, karena beberapa faktor, anak justru jadi korban penelantaran. Akibat yang ditimbulkan bisa berupa kelainan emosional pada anak, frustrasi, gelisah, hingga mudah marah.
Lewat donasi nutrisi dan program lainnya, UNICEF mengupayakan hak-hak tersebut terpenuhi agar anak tidak menjadi korban penelantaran.
3. Kekerasan seksual
Melecehkan anak secara seksual dan mengeksposnya pada situasi seksual merupakan bentuk kekerasan atau pelecehan pada anak.
Dampaknya tidak main-main, karena anak yang menjadi korban pelecehan seksual akan tergantu secara psikis maupun fisik yang dapat mempengaruhi masa depannya.
4. Kekerasan fisik
Salah satu jenis kekerasan yang juga sering terjadi pada anak adalah kekersan fisik. Anak yang mengalami kekerasan fisik dapat mengalami trauma berkepanjangan dan meninggalkan luka di tubuhnya.
Baca Juga : Cara Membangun Profesionalisme Guru di Sekolah
Kekerasan pada anak di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Lewat program-program tersebut, bisa dilihat kalau pendekar anak UNICEF penipuan adalah anggapan yang keliru.