8 Rekomendasi Wisata Religi Sulawesi Tenggara

Budaya658 Dilihat

Mudabicara.com_ Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang sering dikunjungi oleh banyak pengusaha, selain tempatnya yang menyimpan banyak kekayaan mineral alam, Sulawesi Tenggara juga merupakan daerah yang memiliki banyak tempat wisata.

Bila anda ingin berwisata religi ke Sulawesi Tenggara maka tepat sekali membaca artikel mudabicara ini. Ada 8 rekomendasi tempat wisata religi Sulawesi Tenggara yang mungkin dapat anda kunjungi. Lebih lengkapnya simak ulasan berikut ini:

8 Rekomendasi Tempat Wisata Religi Sulawesi Tenggara

1. Masjid Agung Wolio

Masjid Agung Wolio berada di Jalan Sultan Labuke, Melai, Murhum, tepatnya berada di dalam benteng Wolio, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

Bangunan masjid ini termasuk masjid tertua kesultanan Buton yang di bangun oleh Sultan Buton pertama yakni Sultan Kaimuddin Khalifatul Khamis, (1427-1473). Nama lain dari masjid ini adalah Masjid Al-Muqarrabin Syafyi Shaful Mu’min.

Namun perang saudara di Kesultanan Buton mengakibatkan masjid tua itu terbakar. Sebagai gantinya, Pemerintah Sultan Sakiuddin Darul Alam pada tahun 1712 kembali memperbaikinya.

Uniknya selain masjid tertua

BACA JUGA : 3 Rekomendasi Wisata Religi Nganjuk, Wajib Anda Kunjungi

2. Masjid Keraton Liya

Masjid Keraton Liya atau terkenal dengan sebutan Masjid Mubaroq berlokasi di Desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Bangunan masjid ini merupakan masjid tertua kedua Kesultanan Buton, sesudah Masjid Agung Wolio.

Dikelilingi oleh benteng yang terbuat dari batu karang (coral). Pondasi masjid ini masih terjaga keaslian arsitekturnya hingga sekarang, dimana pondasinya terbuat dari campuran kapur dengan batu.

Masjid yang dibangun sejak tahun 1546 itu sampai saat ini masih menjadi pusat ibadah bagi masyarakat sekitar.

Selain ibadah, masyarakat masih menjadikan Masjid itu sebagai tempat pertemuan. Masjid dan berbagai bangunan peninggalan sejarah lainnya, menjadi saksi sejarah peradaban kesultanan buton serta merupakan rekam jejak penyebaran Islam di Kabupaten Wakatobi.

3. Masjid Tua Muna

Masjid ini berlokasi di kecamatan Tungkono, Kabupaten Raha, Provinsi Sulawesi Tenggara. Wilayah ini dahulu disebut Kotano Wuna tepatnya di Pulau Muna yang dikenal sebagai desa yang penuh dengan nilai-nilai sejarah.

Dikutip dari Celebes.com, La Ode Muhammad Sirad (65 Tahun) selaku tokoh adat Muna mengatakan Mesjid ini dibangun pada masa raja Muna ke 9 yaitu Raja La Tiko (1600 – 1625). Sumber lain menyebutkan mesjid ini dibangun pada tahun 1716.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Ilmu Ekonomi Untuk Anak Muda

4. Masjid Raya Kendari

Masjid Raya Kendari terletak di Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tempat ibadah ini dahulu menjadi andalan Masyarakat kota Kendari ketika ada kegiatan keagamaan.

Pembangunan masjid ini mulai sejak tahun 1957 dan  masyarakat meyakini masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Kota Kendari.

5. Masjid Agung Al-Kautsar

Mesjid Agung Al-Kautsar dahulu dikenal sebagai Masjid Korem atau juga dikenal dengan nama Masjid Tentara yang berdiri sejak tahun 1962.

Namun tahun 1976 terjadi perubahan mendasar yaitu perubahan pada pondasi dasar Masjid Agung Al-Kautsar di era pemerintahan Gubernur H Alala.

Mesjid Sulawesi Tenggara ini terletak di Jalan Abdullah Silondae Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

6. Masjid Agung Khaera Ummah

Tempat masjid Agung Khaera Ummah terletak di Jl. Masjid Agung Kolaka, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Masjid yang berlokasi di atas timbunan laut ini dibangun sejak tahun pada tahun 1996.

7. MAsjid Al-Alam

Mesjid Al-Alam berlokasi di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Masjid Al-alam atau masjid terapung  yang berada di Bumi Anoa ini dibangun sejak tahun 2010 saat Gubenur Nur Alam masih menjabat sebagai gubernur Sulawesi Tenggara

8. Makam Sultan Murhum

Makam Sultan Murhum berada di dalam benteng Keraton Buton, berdekatan dengan Masjid Agung Wolio atau Mesjid Agung Kesultanan Buton.

Lebih tepatnya berada di Jalan Sultan Labuke, Melai, Murhum, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

Sultan Murhum merupakan salah satu pemimpin penting di masa Pemerintahan Kesultanan Buton yang memerintah selama 26 tahun.

Beliau adalah Sultan Buton yang mendapat pengakuan Sultan Rum di Kesultanan Turki di tahun 1558 Masehi.

 

 

Penulis : Alialudin Hamzah (Pengamat Budaya)

Tulisan Terkait: