Mudabicara.com_Jikalau ingin ditarik terus kebelakang seluruh pemimpin Jakarta bahkan sampai ke zaman awal Islam dan kolonialisme Belanda bercokol di Batavia “punya andil” untuk Jakarta. Tetapi pembaca yang baik selalu dapat melakukan bacaan dengan cara yang cermat juga tepat. Mengutip Sosiolog Islam, Ali Syariati, kita mungkin saja terpesona dengan peradaban Cina dengan The Graet Wall nya atau dibuat terpana dengan peradaban Mesir kuno membangun Piramida di gurun pasir. Tetapi sedikit dari kita yang sadar bahwa jutaan budak harus mati atua dibunuh lalu dikubur bersama peradaban-peradaban itu.
BACA JUGA : KEMENDIKBUD DISTRIBUSIKAN SEKALIGUS BANTUAN KUOTA INTERNET NOVEMBER DAN DESEMBER 2020
Ketika Jan Pieterzoon Coen menjabat Gubernur Batavia tahun 1619 – 1627, J.P. Coen juga membangun kota Batavia dengan “megah” bahkan kala itu Batavia dijuluki “Queen of the East”. Begitu juga ketika Herman Willem Daendels menjabat Gubernur Hindia Belanda tahun 1807, Ia membangun tanah Jawa dengan menghubungan setiap kota di Pulau Jawa dengan jalan raya. Daendles membangun Jalan Raya kurang lebih sepanjang 1000 km dari Anyer sampai Panarukan. Kita mengenalnya “Jalan Raya Pos”. Tetapi J.P. Coen dan juga Daendles sebagaimana watak kolonialisme mereka membangun peradaban dengan bau amis darah jutaan rakyat pribumi yang bekerja secara paksa. Bahkan JP. Coen melakukan genosida di Banda Naira (Maluku) lalu ribuan orang Banda Naira diperkerjakan secara budak di Batavia.
Jakarta, kota ini sudah sangat tua sejak Fatahila merebutnya dari kolonialisme Portugis tahun 1526 dan memberinya nama Jayakarta, sejak itu, silih berganti kota ini dipimpin oleh pemimpin dengan ragam watak dan karakter. Setelah kemerdekaan sampai dengan kepemimpinan Anies Rasyid Baswedan Jakarta sudah dipimpin oleh 16 kali Gubernur. Anies memimpin dan menggerakan peradaban Jakarta sebagai Kota Dunia dengan adab yang sangat tinggi. Ia juga dikenal sebagai Gubernur Jakarta yang tata karma bahasanya baik bahasa lisan maupun gerak tubuh teramat sopan, santun, bahasanya terstruktur, sistimatis, mudah dimengerti dan penjelasannya dari filosofis sampai kepada hal apa yang harus dilakukan secara teknis. Anies dikenal sebagai Gubernur yang murah senyum, ramah dan tidak pernah marah, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kotor seperti, tai, brengsek, bajingan dan seterusnya.
Tetapi titik balik 180 derejat gaya memimpin Jakarta periode Anies bukan hanya dari sopan santunya berbicara sahaja. Anies juga dikenal sebagai Bapak Integrasi Transportasi Jakarta. Jika Bang Yos dikenal sebagai Bapak Busway Jakarta, dan Pak Jokowi dikenal sebagai Bapak MRT Jakarta, Bang Anies dikenal sebagai Bapak Integrasi Transportasi Jakarta. Keluwesan cara berfikir dan mampu mengintegrasikan keragaman, memang menjadi gaya memimpin Anies bahkan sejak menjadi Pelajar SMA, Ia didapuk menjadi Ketua OSIS SMA se-Indonesia. Lalu menjadi Ketua Senat BEM UGM dan menjadi motor pergerakan mahasiswa Indonesia saat itu menolak SDSB pada masa Orde Baru, ketika menjabat Rektor Paramadina, Anies mengintegrasikan pendidikan lewat gerakan Indonesia Mengajar dan saat menjadi Menteri Pendidikan, Anies menginisiasi orang tua agar menjadi bagian integrasi dengan sistim pendidikan. Dalam kolom Opini Komapas, Anies pernah menulis tentang, “Tenun Kebangsaan” yakni buah piker Anies tentang integrasi kebangsaan.
Integrasi sepertinya menjadi gaya memimpin Anies, kita Jakarta mendapat puluhan penghargaan dalam tiga tahun terakhir Anies sering kali mengungkapkan rasa syukurnya dengan kalimat, “ini adalah kerja kolosal warga Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”. Pada kepemimpinan Anies hubungan interaksi umat beragama pun di Jakarta sangat akrab. Untuk pertama kalinya tahun 2019 Jakarta dibulan Desember menggelar “Jakarta Chirstmas Carol” dalam perayaan Natal 2019. Untuk pertama kalinya juga Umat Hindu Tamil diberi izin pembangunan tempat ibadah di Jakarta, dan Umat Islam menggelar perayaan Malam Tahun Baru Islam 1441 dengan penuh gemerlap di Bundaran Hotel Indonesia. Semuanya dilakukan dengan semangat integrasi.
Kembali kepada soal integrasi transportasi Jakarta. Anies dalam satu sesi debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan visi misinya untuk mengintegrasikan transportasi di Jakarta. Lalu kemudian pada satu kesempatan di Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne, Anies hadir dan berbicara konsep integrasi transportasi Jakarta. Berbeda dengan pemimpin-pemimpin Jakarta sebelumnya konsep integrasi transportasi di Jakarta, Anies tidak hanya menyatukan seluruh moda transportasi di Jakarta tetapi lebih dari itu Anies memiliki cara pandang dan keberpihakan politik untuk menjamin keberlanjutan ekositim trasportasi ramah lingkungan di Jakarta.
Anies menjelaskan filosofis integrasi sustanible transportasi di Jakarta dengan cara yang sangat mudah dipahami seluruh golongan. Anies mengungkapkan jika sebelumnya sistim transportasi mendahulukan para pemilik kendaran pribadi kini dikonsep itu dibalik dengan mendahulukan alat transportasi yang dimiliki oleh seluruh umat manusia yakni Kaki. Mendahulukan pejalan kaki, disabilitas, pesepeda, kendaraan ramah lingkungan, motor, kendaraan umum dan kendaraan pribadi, kira-kira demikian urutan integrasi transportasi di Jakarta.
Filosofis integrasi transportasi Anies yang mengutamakan Kaki sebagai alat transportasi seluruh umat manusia diturunkan menjadi kebijakan praktis misalnya membuat “pelican crossing” yang memudahkan penggunaan jalan raya, membangun trotoar yang tidak hanya memiliki estetika tinggi tetapi juga aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Saat ini di Jakarta kita dapati trotoar yang lebar, ada tamanya, ada kursi untuk sekedar rehat sejenak, fasilitas disabilitas, tempat parkir sepeda, halte yang sangat baik, dan beberapa ruas jalan Anda sudah tidak lagi menemukan tiang listrik dan kabel-kabel semrawut di langit jalanan Jakarta.
Anies juga menggalakan penggunaan Sepeda sebagai moda transportasi masal yang ramah lingkungan. Untuk itu Anies membuat jalur bagi pesepeda, menyediakan sepeda sewa gratis pada stasiun-stasiun, halte-halte, dan menyediakan ruas-ruas jalanan khusus bagi “car free day “untuk kegiatan bersepeda sehat. Saat ini di Jakarta, Anda dapat melihat bagaimana warga Jakarta menyamarakan jalanan Jakarta setiap saat dengan Sepeda dan yang paling penting, saat ini di Jakarta terbangun kesadaran untuk menghargai baik pejalan kaki juga pesepeda di jalan raya. Perlahan beberapa TransJakarta kini menggunakan busway listrik ramah lingkungan sebagai kelanjutan sustainable sistim transportasi.
Saat ini di Jakarta, Anda juga dapat melihat konsep pembangunan integrasi transportasi yang menyatukan suluruh moda transportasi pada beberapa pemberhentian. Misalnya Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun BNI, Stasiun Senen, Stasiun Bundaran HI, Stasiun Senayan, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok M, dan sebagainya. Pada stasiun-stasiun pemberhentian itu pejalan kaki terasa nyaman, pesepeda disiapkan jalanan dan tempat parkir yang aman dan nyaman, tersedia lift fasilitas bagi disabilitas dan lansia, pemberhentian transportasi online dan angkot yang bersih dan nyaman dan juga pusat-pusat “food street” yang bersih dan rapih. Dan juga yang teramat penting integrasi transportasi ini juga terjadi dalam sistim pembayarannya, dengan hanya satu kartu JakLingko kita dapat berpindah dari Angkot JakLingko ke TransJakarta dan ke Stasiun sekali bayar kurang dari Rp. 5000.
Untuk seluruh karya integrasi berkelanjutan transportasi Jakarta ini Anies menyebutnya dengan JakLingko. Kata Lingko, oleh Anies ambil dari seni bercocok tanam Sawah di Nusa Tenggara Timur yang mengintegrasikan sistim irigasi Sawah dengan baik. Kata Lingko diterjemahkan secara filosofis dengan sempurna oleh Anies menjadi integrasi berkelanjutan sistim transportasi di Jakarta. Tidak mengherankan jika selama riset 18 bulan terakhir Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) tanggal 30 Oktober 2020 menetapkan Jakarta sebagai Juara Satu Dunia Kota dengan Sistim Transportasi yang baik dalam ajang Sustainable Transport Award (STA) 2021.
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) sendiri adalah Lembaga Transportasi Dunia yang bermarkas di New York, Amerika Serikat yang menghimpun seluruh organisasi transportasi negera-negara maju dunia selain itu salah satu anggotanya juga Bank Dunia. Jakarta bahkan mengalahkan Kota-kota besar dunia seperti Auckland, Bogota, Buenos Aires, Charlotte, Frankfurt, Moscow, San Francisco dan Sao Paulo Selamat untuk warga Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Penulis : Abdul Malik Raharusun
Sekretaris Umum Pengurus Wilayah Majelis Sinergi Kalam – Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Provinsi DKI Jakarta