Menjelajah Papua Hingga Palestina

Muda Talks532 Dilihat

Mudabicara.com_ Solidaritas rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina sungguh luar biasa. Hal itu bisa kita lihat dari gerakan demonstrasi untuk membela Palestina. Selain demonstrasi rakyat Indonesia juga bergerak melakukan penggalangan dana untuk membantu rakyat Palestina yang dibombardir oleh Israel. Bangunan-bangunan di jalur Gaza hancur berkeping-keping.

Bukan hanya bangunan, banyak rakyat Palestina yang menjadi korban kebiadaban Israel, nyawa-nyawa berjatuhan. Bukan hanya orang dewasa, kebanyakan korban kebiadaban Israel adalah anak-anak. Mereka yang tak berdosa menjadi korban kejahatan kemanusiaan yang dilakukan kelompok zionis.

BACA JUGA : DILEMA DEMOKRATISASI KAWASAN ASEAN 

Gerakan solidaritas kemanusiaan yang dilakukan rakyat Indonesia tak tanggung-tanggung.. penggalangan dana yang dilakukan Ustad Adi Hidayat misalnya, hanya dalam waktu lima hari mampu mengumpulkan uang sebesar 30 miliar lebih. Selain ustad Adi Hidayat, organisasi Muhammadiyah juga melakukan penggalangan dana yang juga berhasil mengumpulkan dana lebih dari 30 miliar. Belum lagi gerakan-gerakan penggalangan dana selain yang disebutkan diatas. Pastinya ada banyak gerakan untuk menggalang dana.

Solidaritas Kemanusiaan

Solidaritas kemanusiaan rakyat Indonesia kepada Palestina memiliki akar historisnya sendiri. Sejak presiden pertama republik Indonesia, Indonesia sudah bersolidaritas dan mendukung Palestina. Hal itu bisa dilihat dari pernyataan Bung Karno misalnya, yang mendukung pembebasan Palestina. Sebagaimana juga diamanatkan undang undang dasar, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Solidaritas rakyat Indonesia kepada Papua juga tak lepas dari kesamaan agama, kesamaan keyakinan, yakni sama-sama beragama Islam. Meskipun akar persoalan Palestina, kalau kita mau melihat secara mendasar bukan persoalan agama. Tetapi kesamaan keyakinan itulah yang mendorong rakyat Indonesia memiliki solidaritas yang kuat. Selain tentu saja, Masjidil Aqsha adalah salah satu episentrum, tempat suci dalam Islam selain Mekkah.

Kesamaan keyakinan itulah yang kadang membut banyak orang terjebak pada nggapan bahwa konflik yang terjadi di Palestina adalah persoalan agama. Persoaln rebutan tempat suci antar tiga agama. Padahal asumsi semacam itu kurang tepat. Sebelum Israel mengobrak Abrik Palestina tiga keyakinan itu sudah ada dan Saling menghormati serta hidup damai. Upaya mencari dalih yang dilakukan kelompok zionis, bahwa Yerussalem adalah tanah yang dijanjikan merupakan upaya mencari pembenaran dengan menafsirkan teks agama sesuai kehendak mereka.

BACA JUGA : PEMUDA KORUPSI DAN PARTISIPASI POLITIK 

Bagaimanapun, sebenarnya konflik yang terjadi adalah persoalan penjajahan, pengusiran paksa penduduk asli, dan upaya pembersihan etnis. Meski kelompok zionis berupaya mencari dalih agama, kenyataan menunjukkan bahwa agama hanya digunakan untuk melakukan kekerasan. Banyak umat Islam juga berpandangan bahwa yang terjadi adalah konflik antar agama. Namun, kenyataan yang terjadi agama adalah alat yang dijadikan pembenaran untuk melakukan kekerasan.

Kembali ke masalah solidaritas rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina, yang kemudian menjadi pertanyaan adalah. Dalam konteks kejahatan kemanusiaan, selain yang terjadi di Palestina juga terjadi di banyak tempat. Salah satunya juga terjadi dalam konteks Indonesia. Penguasa Indonesia melakukan kejahatan kemanusiaan kepada rakyat Papua. Mengapa kenyataan yang terjadi di Papua tidak mengusik hati nurani kebanyakan rakyat Indonesia untuk bersolidaritas.

Tentu, saya tidak bermaksud nyinyir dengan solidaritas rakyat Indonesia kepada Palestina, sebagaimana nyinyiran beberapa pihak terhadap gerakan penggalangan dana yang dilakukan UAH dan juga Muhammadiyah.

BACA JUGA : SISTEM POLITIK, PENGERTIAN DAN MACAM-MACAMNYA 

Hanya saja jika kita bicara soal solidaritas, mengapa rakyat Indonesia pada umumnya begitu bersemangat bersolidaritas terhadap Palestina sedangkan rakyat Indonesia pada umumnya kurang bersolidaritas kepada Papua? Padahal yang terjadi sama-sama kejahatan kemanusiaan. Yang terjadi adalah sama-sama upaya pembersihan etnis. Jika kita lihat motif dibalik kejahatan keduanya, yakni penguasa Indonesia kepada rakyat Papua, dan juga kejahatan Israel kepada Palestina juga tak lepas dari kepentingan ekonomi.

Membaca Konflik Papua

Penguasa Indonesia dibawah tekanan blok Barat Amerika dan sekutunya berusaha menjadikan Papua sebagai ladang mengeruk sumber daya alam secara terus menerus untuk melangsungkan ekonomi yang kapitalistik itu. Eksploitasi tambang emas, nikel, tembaga dan penanaman sawit secara besar-besaran di Papua yang diawali dengan penggundulan hutan Papua adalah contoh nyata kejahatan kemanusiaan.

Alamnya dirusak, hutannya dibabat, manusia nya diasingkan bahkan dibunuh. Ada banyak tragedi pembunuhan terhadap rakyat Papua oleh penguasa Indonesia, hanya karena mereka melawan terhadap kesewenang-wenangan itu. Apa yang dilakukan penguasa Indonesia sebagai kaki tangan negara Imperialis dan juga (sebagai negara imperialis ) itu sendiri adalah kolonialisme yang nyata terjadi.

Penggundulan hutan Papua, pengrusakan gunung-gunung untuk ditambang, pembunuhan manusia nya adalah kejahatan kemanusiaan yang terus terjadi sejak era orde baru hingga hari ini. Ada banyak data tentang pelanggaran HAM Indonesia di ranah Papua. Melihat kenyataan-kenyataan itu mengapa kemudian rakyat Indonesia pada umumnya tidak begitu bersolidaritas terhadap Papua? Hanya segelintir orang Indonesia yang bersolidaritas dan menyuarakan apa yang terjadi di Papua. Apakah karena rakyat Indonesia pada umumnya tidak paham tentang apa yang terjadi di Papua? Atau rakyat Indonesia mencari aman atas apa yang terjadi di Papua. Dan tidak mau tau.

Papua menginginkan referendum, mereka ingin merdeka dan lepas sepenuhnya dari Indonesia. Apakah rakyat Indonesia pada umunya tetap memaksakan kehendak Agar Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia. Atau itu hanya kepentingan elit politik. Jika itu hanya kepentingan elit, mengapa kebanyakan rakyat Indonesia lebih memilih bungkam atas yang terjadi di Papua.

Kalau kita bicara soal kejahatan kemanusiaan semestinya bukan hanya yang jauh di sana, bukan hanya karena seagama. Yang dekat di mata sekalipun berbeda agama seharusnya kita bersolidaritas dan mendukung jika rakyat Papua menginginkan untuk merdeka.

Karena amanat undang-undang republik Indonesia adalah ” kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”. Bangsa Papua menginginkan merdeka maka seharusnya lah rakyat Indonesia dan penguasanya membiarkan Papua merdeka.

 

Oleh : Ahmad Hasanuddin (Penggiat Sosial)

Tulisan Terkait: