Mudabicara.com_ Lembaga Pengembangan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (LPW- NTB) bekerjasama dengan Yayasan Pondok pesantren Al-Istiqomah menggelar acara Workshop dan pelatihan Literasi Zero Waste dengan tema mengelola sampah di masa covid-19 untuk mewujudkan NTB Gemilang, Selasa 07 Junu 2021.
Acara ini di hadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Pimpinan Pondok Pesantren, Direktur LPW NTB dan ikuti oleh seluruh santri dan santriwati lingkungan Pondok Pesantren Al-Istiqomah NW Dasan Poto dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Persoalan sampah di NTB memang menyita perhatian, bagaimana tidak setiap harinya satu orang bisa memproduksi sampah 2 – 3 Kg perhari. Sumber sampah paling banyak berasal dari rumah tangga, sebanyak 62 %, pasar tradisional 13%, pusat perniagaan 7 % , kawasan 4 % , fasilitas Publik 3% dan lainnya 6 %.
BACA JUGA : IBADAH HAJI: SIMBOL EVOLUSI RAGA MENUJU EVOLUSI JIWA
Firmasyah selaku Kabid Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLHK- NTB menyatakan acara Workshop dan Pelatihan Literasi Zero Waste sangat dibutuhkan untuk memberikan edukasi terhadap warga terkait pengelolaan sampah.
“Pada tahun 2020 pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat sudah menangani sampah sebanyak 37.63% sedangkan yang belum tertangani sekitar 62.37%, maka dari itu pemerintah berharap masyarakat ikut berpartisipasi dalam rangka menangani sampah minimal mulai dari pilah dan olah sampah dari rumah masing-masing” Kata Firmansyah, Selasa, 27/07/2021
Di sisi lain, Syawaludin selaku Direktur Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB memaparkan tetang pilah dan olah sampah itu harus di mulai dari diri sendiri, terlalu jauh kita berbicara tentang teknologi, alat-alat canggih pengolah sampah, jika tidak ada kesadaran yang tumbuh dalam pengelolaan sampah.
BACA JUGA : PROBLEMATIKA PENINGKATAN IPM KABUPATEN LUMAJANG
“Pondok pesantren perlu membangun kesadaran terhadap santri dan santriwati, ustadz dan ustadzah tentang pentingnya Pilah dan olah sampah, gerakan sedekah sampah juga bisa di mulai di lingkungan pesantren ini misalnya tiap hari santri dan santriwati mengumpulkan dan memilah sampah, plastik gelasan, botolan, kertas dan lain-lain” Ungkap Syawaludin
Lebih lanjut, TGH. Lalu Ahmad Yani, pengasuh Ponpes Al-Istiqomah NW Dasan Poto menerangkan bahwa jauh sebelum keluarnya Undang-undang dan peraturan tentang pengelolaan Sampah, Nabi Muhammad SAW sudah mengajarkan kepada umatnya tentang pentingnya menjaga kebersihan, sebab kebersihan adalah sebagian dari iman.
“Lingkungan pondok pesantren dalam pandangan mainstream, pondok itu kumuh, terbelakang dan lain sebagainya, maka lewat kegiatan workshop dan pelatihan literasi Zero waste ini kami akan buktikan bahwa Ponpes itu bersih, sehat dan modern” uJar TGH. Pungkas Ahmad Yani