Mudabicara.com_ Pacitan merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak tempat wisata. Selain terdapat banyak pantai seperti pantai Klayar, pantai Watu Karung dan pantai Banyu Tibo.
Kabupaten kelahiran presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menyimpan banyak sekali tempat wisata gua dan wisata religi. Bila berkunjung ke kota 1001 gua ini, tak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan mampir dan berkunjung ke tempat wisata religi tersebut.
BACA JUGA : Ini 3 Destinasi Wisata Religi Kota Madiun, Wajib Anda Kunjungi!
Nah kali ini mudabicara ingin memberikan rekomendasi 3 tempat wisata religi yang ada di Pacitan. Selengkapnya simak ulasan berikut ini:
1. Makam Kiai Abdul Manan Dipomenggolo
Kiai Abdul Manan merupakan salah satu ulama penyebar islam di tanah Pacitan. Ia adalah putra dari Raden Ngabehi Dipomenggolo. Tak ada catatan sejarah yang pasti kapan kiai Abdul Manan lahir. Nama kecil Kiai Abdul Manan adalah Raden Bagus Darso.
Raden Bagus Darso muda mempelajari ilmu agama di pesantren Gebang Tinatar, Tegalsari, Ponorogo di bawah pengasuh K.H Hasan Besari.
Atas dasar besar kalih dan kecakapan ilmu Raden Bagus Darso, KH Hasan Besari kemudian merubah nama Raden Bagus Darso menjadi KH. Abdul Manan.
Setalah selesai mondok, Kiai Abdul Manan mendirikan pesantren dan masjid di Desa Semanten, kabupaten Pacitan namun setelah menikah dengan salah satu anak demang di Tremas, ia pindah ke Tremas.
Pasca perpindahannya kisaran pada tahun 1830, Kiai Abdul Manan mendirikan Pondok Pesantren Tremas yang berdiri hingga saat ini.
BACA JUGA : 3 Destinasi Wisata Religi Ponorogo yang wajib dikunjungi
Selain pendiri pondok Tremas, Kiai Abdul Manan merupakan generasi pertama orang Indonesia yang mampu belajar di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Di Mesir kiai Abdul Manan mendapat ilmu agama dari Syekh Ibrahim Al-Bajuri.
Bila ingin berkunjung ke lokasi makam K.H Abdul Manan Dipomenggolo lokasinya berada di bukit Semanten, Pacitan. Biasanya komplek makam ramai oleh para peziarah pada hari kamis dan jum’at.
Para santri pondok pesantren Tremas yang berjarak 10 KM dari Semanten sering melakukan ziarah dan kegiatan di Komplek makam Kiai Abdul Manan.
2. Makam Kiai Santri
Selain kiai Abdul Manan Dipomenggolo ada juga sosok kiai yang makamnya menjadi tempat berziarah banyak orang yaitu Kiai Santri. Kiai Santri adalah salah satu tokoh yang menyebarkan islam di daerah Maling Mati pada era Majapahit.
Berdasarkan buku berjudul Babat Mojo karya R. Ganda Wardaya, 1935, Kiai santri merupakan salah satu putra dari Raja Majapahit.
Sekilas Tentang Kiai Santri
Konon dulu di daerah Mojo terdapat penguasa bernama Kiai Mojo. Singkat cerita pada suatu hari kiai Mojo pergi ke ladang namun istrinya tidak ikut dan tetap di rumah.
Saat istri kiai Mojo di rumah, ia memainkan gamelan dan nyinden. Suara nyinden Nyai Ageng Mojo pun menyita perhatian beberapa orang yang mendengarnya. Salah satunya Kiai Santri. Kiai santri tak sengaja masuk ke rumah kiai Mojo dan ikut bernyanyi Nyai Ageng Mojo.
Saat tiba di rumah Kiai Mojo melihat istrinya ditemani oleh orang asing, tanpa berkata-kata dengan perasaan cemburu di dada Kiai Mojo langsung menghujangkan keris dari belakang ke tubuh kiai Santri. Tak selang lama, keris pun di hujamkan ke istrinya.
Di tengah rasa sakit, kiai Santri pun berujar “Kau telah membunuh orang yang tak berdosa” Ucar Kiai Santri.
Kiai Mojo pun tak mendengarkan kata-kata tersebut sampai pada akhirnya, kiai santri berucar “Jika memang aku salah maka darah yang keluar dari tubuhku akan merah namun jika aku benar maka darah yang keluar dari tubuhku akan berwarna putih” Kata kiai Santri.
BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sejarah Untuk Anak Muda
Akhirnya darahnya pun keluar putih, sebelum menghembuskan nafas terakhir kiai Santri berpesan agar jasadnya di makamkan disitu karena ia tak adalah seorang mufasir. Kelak akan turunya agar berziarah ke tempat tersebut.
Begitulah cerita singkat tentang kiai Santri, kini makam ini pada malam-malam tertentu ada acara rutinan dari Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Punung.
Bila ingin ke tempat makam kaia Santri berada di di dusun Mojo, desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan kurang lebih 1,5 kilometer ke arah utara. Kini makam kiai santri sebagai salah satu cagar budaya di Kabupaten Pacitan.
3. Masjid Apung
Salah satu inisiator pembangunan masjid Apung adalah salah satu kiai dan ulama di kota 1001 gua yaitu kyai Fuad Habib Dimyati. Ia merupakan pengasuh pondok pesantren Tremas.
Menurut kiai Dimyati masjid ini disebut dengan masjid Kemampul. Kemampul artinya masjid yang bediri di atas air. Bila ingin berkunjung ke masjid Kemampul, lokasinya berada di Pantai Pancer Door, Desa Kembang Pacitan.
Masjid Kemampul ini juga bisa di sebagai salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Pacitan. Selain dapat tadabur alam di pantai, pengunjung juga dapat beribadah di masjid unik dan indah ini.
Nah! sekian rekomendasi wisata religi pacitan kali ini, sampai jumpa di wisata religi kota-kota lainnya ala mudabicara