Ketua Yayasan Nusantara Impact Centre: Reog Ponorogo Tour Europe adalah Langkah Strategis Diplomasi Budaya Indonesia

Budaya20 Dilihat

Mudabicara.com_Pagelaran “Reog Ponorogo Tour Europe 2025” resmi digelar di Salle Sainte-Barbe, kawasan Latin, Paris, Prancis.

Acara ini menjadi bagian dari Art Culture Gastronomie – Journée Indonésienne, sebuah ajang yang memperkenalkan kekayaan budaya, kuliner, dan produk ekonomi kreatif Indonesia kepada masyarakat Eropa.

Ketua Yayasan Nusantara Impact Centre, Mahfut Khanafi, menyebut kegiatan ini sebagai tonggak penting dalam memajukan diplomasi budaya Indonesia secara global.

Ia menekankan bahwa seni tradisional seperti Reog tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga kekuatan naratif yang mencerminkan jati diri dan semangat kebangsaan Indonesia.

Baca Juga: Gedung Ponpes Al Khoziny Ambruk, PBG Jadi Sorotan Pemerintah

Reog Ponorogo Tour Europe adalah langkah penting dalam menghidupkan kembali semangat diplomasi budaya Indonesia di dunia internasional. Kami mendukung sepenuhnya upaya memperkenalkan nilai-nilai luhur dan semangat gotong royong bangsa melalui kesenian tradisional yang mendunia,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, panitia juga menegaskan bahwa pergerakan kebudayaan seperti ini membutuhkan persiapan matang, visi dan misi yang jelas, serta fleksibilitas dalam membaca dinamika ruang, waktu, teknologi, dan spiritualitas.

Tujuannya adalah menghadirkan wajah Indonesia yang kaya akan warisan budaya sekaligus adaptif terhadap perkembangan zaman.

Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Mahfut yang menilai pentingnya sinergi lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan gerakan budaya Indonesia di ranah global.

Pagelaran yang menampilkan kesenian Reog Ponorogo ini berlangsung di Collège Sainte-Barbe, institusi pendidikan yang didirikan pada tahun 1460 di kawasan Montagne Sainte-Geneviève.

Meski telah ditutup pada 1999, semangat Barbiste tetap hidup melalui Friendly Association of Old Barbistes, perkumpulan alumni tertua di Prancis yang berdiri sejak 1820 dan diakui publik pada 1880.

Selain pertunjukan Reog, acara juga menampilkan konser, pameran kuliner khas Nusantara, serta bazar produk kerajinan tangan.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Sinar Mentari Indonesia (Rayon Soleil d’Indonésie) dengan dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia serta Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

Baca Juga: SK Kemenkum Dianggap Sah, Pakar Minta Kader PPP Tak Terjebak Polemik

Menutup pernyataannya, Mahfut Khanafi menegaskan bahwa Yayasan Nusantara Impact Centre siap menjadi mitra strategis dalam membangun ekosistem kebudayaan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa kebudayaan adalah jembatan yang mampu menghubungkan bangsa-bangsa. Oleh karena itu, kerja sama lintas komunitas, lembaga, dan negara sangat diperlukan untuk memperkuat peran seni dan budaya sebagai instrumen kemanusiaan dan inovasi sosial,” ujarnya.

Acara ini menjadi simbol diplomasi budaya yang kuat, mempertemukan masyarakat Eropa dengan keindahan dan keberagaman Indonesia dari panggung seni, cita rasa kuliner, hingga semangat gotong royong yang menjadi napas bangsa.

#selamatbergerak

Tulisan Terkait: