Nilai Sufistik Menjadi Kerangka Pergerakan PMII

Esai1070 Dilihat

Mudabicara.com_ Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah organisasi mahasiswa yang memiliki nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. PMII berdiri pada 17 April 1960 sebagai wadah mahasiswa Nahdhatul Ulama (NU).

BACA JUGA : MENGILHAMI PUISI “PERINGATAN” WIJI THUKUL 

PMII Berdiri Atas Inisiasi 13 Tokoh Besar

  1. Hilman Badrudin Syah
  2. Nuril Huda
  3. Said Budairy
  4. Kholid Narbuko
  5. Sobich Ubaid
  6. Makmun Syukri
  7. Abdul Wahab
  8. Ahmad Hussein
  9. Laily Mansyur
  10. Khalid Mawardi
  11. Munsif Nakhrowi
  12. Ismail Makki
  13. Hizbulloh Huda

Setelah mendapatkan restu dari ketua umum PBNU yakni KH. Idam Kholid. PMII akhirnya berdiri dan Ketua Umum pertama PMII adalah Mahbub Djunaidi.

Nilai Sufistik PMII

Nilai sufistik biasa berkaitan dengan orang yang memperdalam ilmu tasawuf dengan praktik aliran yang disebut Tarekat. Tarekat tersurat dalam Al-Qur`an pada surat Jin ayat 16:

Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).

Tarekat sendiri dalam pelaksanaannya harus melalui bimbingan seorang guru yang disebut “Mursyid”. Seorang Mursyid bertugas membimbing amaliah murid-muridnya yang masuk ke dalam Tarekat-Nya. Keterangan mengenai guru Mursyid tercantum dalam Al-Qur’an pada surat Al-Kahfi ayat 17:

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang yang memberi petunjuk (Q.S Al-Kahfi ayat 17).

PMII memiliki satu sumber hukum yang mana menjadi sumber hukum-hukum lain. Sumber hukum itu bernama Nilai Dasar Pergerakan (NDP). NDP sendiri terdapat empat unsur yaituTauhid, Hablumminalloh, Hablumminannas, Hablummial’alam.

Jika berbicara tentang NDP maka tidak bisa dibahas satu persatu. Sebab, NDP adalah satu kerangka yang mana jika satu hilang maka akan gagal yang lainnya.

Sebagai Ilustrasi, ada seorang yang kuat Tauhidnya, bagus sikapnya kepada Allah dan Manusia tetapi orang tersebut tidak peduli dengan kondisi alam. Maka apakah hal tersebut mencerminkan NDP, tentu tidak.

BACA JUGA : PENGERTIAN KEPEMIMPINAN, FUNGSI, TUJUAN DAN CONTOH

Lalu Apa Hubungannya Dengan Nilai Sufistik?

Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim RA, pada suatu saat seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai Islam, Iman, dan Ihsan. Hadist lain mengatakan bahwa rukun agama ada tiga yaitu Islam, Iman dan Ihsan.

Menurut Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslu (Abah Aos –pen) bahwa ilmu yang menjadi pijakan untuk memperdalam 3 rukun agama adalah Fiqih, Tauhid, dan Tasawuf.

Maka jika melihat NDP PMII terdapat nilai Tauhid yang saling berkaitan satu sama lain. Artinya nilai-nilai Fiqih dan Tasawuf mesti tertanam ke dalam diri segenap anggota dan kader PMII. Seperti kata Imam Malik RA

Barangsiapa mempelajari tasawuf tanpa fiqih, ia adalah seorang zindik. Barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tasawuf, ia adalah seorang yang fasik. Dan barangsiapa mempelajari tasawuf dan fiqih, ia akan menemukan hakikat kebenaran. (Imam Malik).

Di samping itu dalam PMII terdapat trilogi yang mencakup Tri Motto, Tri Komitmen dan Tri Khidmat. Sama seperti NDP, Trilogi juga satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain.

Trilogi PMII

Tri Motto

Tri Motto terdiri dari 3 poin yakni Dzikir, Fikir, Amal Sholeh. Seorang yang sufi identik dengan perilaku zuhud.

Menurut Prof. Dr. Kh. Said Aqil Sirajd, MA dalam disertasinya yang berjudul Shillatul-Ilahi Bil-kawn fit-Tassawwuf Al-Falsafi dan terbit dalam bahasa Indonesia berjudul Allah dan Alam Semesta perspektif Tasawuf Falsafi. Zuhud berarti meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat di dunia ini untuk kepentingan akhirat, serta meyakinkan diri untuk merasa cukup pada apa yang ada di sisi Allah.

Selain zuhud, seorang yang sufi harus senantiasa berzikir hatinya kepada Allah SWT, dengan tanpa mengesampingkan nilai-nilai duniawi. Artinya di samping berzikir kepada Allah juga harus bergaul dengan manusia.

Prinsip yang dipakai untuk itu adalah “Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah” atau berfikir sebelum beramal, dan beramal berdasarkan ilmu. Nilai ini mesti terus dipegang sebagai motto oleh anggota dan kader PMII.

Tri Komitmen

Tri Komitmen terdiri dari 3 poin yakni Kejujuran, Kebenaran, Keadilan. Jika Tri Motto adalah nilai dasar seorang sufi maka Tri Komitmen adalah hasil dari pada Tri Motto itu sendiri.

Artinya orang yang selalu sibuk hatinya dari ber-dzikir kepada Alloh maka orang itu akan merasa malu jika berucap hal-hal yang bohong, dari hasil seseorang yang berfikir maka dia akan selalu berbuat hal yang benar dan penuh rasa adil.

Tri Khidmat

Tri Khidmat terdiri dari 3 poin yakni Taqwa, Intelektual, Profesional. Nabi Muhammad Saw bersabda Taqwa itu disini 3x (sambil menunjuk ke dua jari ke bawah dada kiri yakni hati. Artinya orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu ber-dzikir kepada Alloh SWT.

Seorang mahasiswa adalah manusia yang intelektual, tentu intelektualisme itu adalah buah dari seseorang berfikir sehingga dia akan melakukan segala hal itu dengan profesional.

Dari penjelasan tersebut maka kita dapat mengambil pelajaran berharga bahwa setiap anggota dan kader PMII mesti memiliki sikap berdasarkan Trilogi dalam kehidupannya.

Berdasarkan hal tesebut maka nilai-nilai sufistik sudah melekat pada PMII. Dari perspektif kelahiran PMII yang tidak lain adalah berasal dari Nahdhatul Ulama maka PMII memiliki silsilah keilmuan yang sama dengan NU.

Silsilah Keilmuan PMII

  1. Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari
  2. Syaikh Mahfudz at-Termasi.
  3. Syaikh Nawawi al-Bantani
  4. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
  5. Ahmad ad-Dasuqi.
  6. Ibrahim al-Baijuri.
  7. Abdullah as-Sanusi.
  8. ‘Abduddin al-‘Iji.
  9. Muhammad bin Umar Fakhrurrazi.
  10. Abdul Karim asy-Syahrastani.
  11. Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghozali.
  12. Abdul Malik al-Haramain al-Juwaini.
  13. Abubakar al-Baqillani
  14. Abdullah al-Bahili
  15. Al-Hasan Ali al-Asy’ari
  16. Abu Ali al-Juba’i
  17. Abu Hasyim al-Juba’i.
  18. Al-Hudzail al-‘Allaf.
  19. Ibrahim an-Nadzdzam.
  20. Amr bin Ubaid.
  21. Washil bin Atha’.
  22. Muhammad bin Ali bin Abi Thalib.
  23. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw.
  24. Rasulullah Muhammad SAW

Selain itu menurut Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj MA dalam ceramahnya sebelum ke Syekh Nawawi Banten dari Syekh Ahmad Zaini Dahlan itu ke Syekh Ahmad Khotib Sambas, kalimantan barat. Syekh Ahmad khotib sambas sendiri adalah pendiri thoriqoh qodiriyyah naqsyabandiyyah yang sekarang sudah menyebar keseluruh penjuru tanah air.

Dengan melihat data silsilah tersebut maka keilmuan PMII jelas sampai Rasululloh SAW dengan banyak orang ahli tasawuf.

Hasyim Asy’ari

Wahid Hasyim

Idam Kholid, yang memberi restu kepada 13 pendiri PMII.

BACA JUGA : 7 CARA AWET MUDA DALAM AJARAN ISLAM 

Berdasarkan Nilai Dasar Pergerakan, Trilogi, dan latar keilmuan dari organisasi PMII. Maka secara sadar atau tidak nilai-nilai sufistik sudah mendarah daging dalam pergerakan bagi kader PMII.

 

Oleh : Ahmad Syauqy (Kader PMII Kabupaten Ciamis)

 

 

 

Sumber Bacaan

Al-Qur’anulkarim

Hadist

Nilai Dasar Pergerakan PMII

Abah Sepuh

Abah Anom

Majmu’aturrosail. Abah Aos

Lautan Tanpa Tepi. Abah Aos

Shillatul-Ilahi Bil-kawn fit-Tassawwuf Al-Falsafi (Allah dan Alam Semesta perspektif Tasawuf Falsafi).

https://www.nu.or.id/post/read/92066/para-pengurus-nu-biasanya-terhubung-nasab-dengan-hadratussyekh

Tulisan Terkait: