Wasekjen DPP Golkar: Parpol Harus Hadir dalam Denyut Nadi Kehidupan Rakyat

Politik136 Dilihat

Mudabicara.com_Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, M Shoim Haris, menegaskan bahwa partai politik memegang peran strategis dalam menjaga stabilitas dan kelangsungan kehidupan demokrasi di Indonesia.

Menurutnya, partai bukan hanya alat legitimasi kekuasaan, tetapi juga harus menjadi penghubung antara rakyat dan negara secara berkelanjutan.

“Partai politik harus senantiasa hadir dalam denyut nadi kehidupan rakyat. Pemilu hanyalah momen ‘take-off of legitimation’, yang terpenting adalah konsistensi dalam melayani rakyat,” ujar Shoim dalam keterangan tertulis pada Jumat (01/08/2025).

Baca Juga: Pramono Anung: Budaya Jadi Pilar Jakarta Kota Kelas Dunia

Shoim menekankan bahwa partai yang sehat tidak hanya aktif menjelang pemilu, melainkan terus bekerja sepanjang waktu untuk menjaga kepercayaan publik.

“Jika partai terus terjebak dalam konflik internal dan mengabaikan kebersamaan, maka rakyat akan jengah. Itu bisa meruntuhkan organisasi partai dalam jangka panjang,” tegasnya.

Ia juga mengutip pandangan sosiolog politik Maurice Duverger tentang pentingnya siklus konflik, kompromi, dan konsensus dalam kehidupan politik.

“Dari perbedaan harus lahir kebersamaan. Itu modal membangun masa depan politik yang sehat dan produktif,” ucap Shoim.

Lebih lanjut, ia menyoroti kondisi geopolitik global yang semakin dinamis, sehingga partai politik dituntut adaptif dan tangguh.

Dalam konteks ini, Shoim mengapresiasi langkah Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang mengubah jargon partai menjadi “Suara Rakyat, Suara Golkar” sebagai bentuk penegasan bahwa kehendak rakyat adalah pijakan utama partai.

Baca Juga:

“Pak Bahlil membawa semangat tinggi dalam mendorong transformasi partai. Penataan organisasi, kaderisasi, hingga regenerasi kini terus digulirkan. Meski belum bersifat radikal, arah perubahan sudah tampak,” ungkap Shoim.

Menurutnya, soliditas internal adalah kunci keberhasilan sebuah partai.

“Tanpa manajemen organisasi yang progresif dan inklusif, seorang pemimpin akan kelelahan mengusung pembaruan. Dan di Partai Golkar, transformasi harus terus disertai penguatan struktur dan dinamika internal,” pungkasnya.

Tulisan Terkait: