Mudabicara.com_ Bila mendengar kata Timor Leste kira-kira apa pendapat kalian?. Ya, Timor Leste adalah salah satu wilayah yang pernah menjadi bagian dari negara Indonesia.
Melalui berbagai proses Timor Leste akhirnya lepas dari Indonesia saat pemerintahan B.J Habibie. Referendum menjadi jalan tengah mengakhiri konflik antara Indonesia dengan Timor Leste. Akhirnya rakyat menghendaki untuk keluar dari Indonesia dengan memiliki sistem dan pemerintahan sendiri.
Namun tahukah kalian tentang Timor Leste saat ini. Kini Mudabicara ingin mengulas lebih tentang wajah baru Timor Leste pasca lepas dari negara Indonesia.
BACA JUGA : Sistem Politik Oligarki, Pengertian, Macam Dan Ciri-Cirinya
Sejarah Lepasnya Timor Leste dari Indonesia
Pada masa orde baru tidak ada orang yang mendengar kata Timor Leste. Timor Leste dulu dikenal dengan sebutan Timor-Timur. Pulau Timor-Timur merupakan provinsi ke-27 sejak tahun 70-an.
Selama menjadi bagian dari Indonesia kabar angin menyebut daerah ini penuh dengan konflik khususnya anggota separatis yang pro-kemerdekaan menghadapi tentara militer Indonesia.
Lengsernya Orde Baru di bawah rezim militer Soeharto dan berganti ke era reformasi mengundang angin segar bagi masyarakat Indonesia khususnya orang-orang yang pro-kemerdekaan Timor Leste.
Perjuangan kelompok pro-kemerdekaan Timor Leste seakan mendapat momentum untuk merealisasikan cita-citanya, yakni lepas dari kedaulatan Indonesia.
Pada masa pemerintahan B.J Habibie Timor-Timur diberi dua pilihan, Apakah tetap ingin menjadi bagian dari wilayah Indonesia atau memisahkan diri kemudian mendirikan negara merdeka.
BACA JUGA : Sistem Politik Otokrasi, Pengertian, Faktor dan Ciri-cirinya
Akhirnya tepat pada tanggal 02 Mei 2002 Timor Leste resmi memilih lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui proses referendum. Memang latar belakang lepasnya Timor Leste selain runtuhnya Orde Baru, krisis moneter dan desakan dunia internasional.
Mengenal Presiden Timor Leste
Xanana Gusmao merupakan orang pertama yang menduduki jabatan sebagai Presiden di Timor Leste. Ia seorang mantan pemimpin kelompok pro-kemerdekaan yang paling dicari Soeharto kala itu.
Tepat pada tanggal 02 Mei 2022 kemarin, 20 tahun Timor Leste menjadi sebuah negara yang merdeka. Kurang lebih selama 20 tahun Timor Leste sudah memiliki 6 Presiden negara.
Kini Timor Leste di bawah pimpinan Presiden Jose Ramos-Horta. Bagi Jose Ramos-Horta ini kali kedua ia menjadi presiden, semanjak ia pertama kali memimpin pada tahun 2007
Wajah Baru Timor Leste
Sesaat Timor Leste memproklamirkan kemerdekaan tentu masyarakatnya memiliki cita-cita dan harapan untuk membangun sebuah negara yang mereka impikan.
Akan tetapi berbagai permasalahan tidak lenyap begitu saja, Timor Leste menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Layaknya negara yang baru berdiri, pembangunan selalu membutuhkan proses untuk dapat menghasilkan kehidupan yang layak bagi masyarakatnya selain sistem politik yang belum kokoh.
BACA JUGA : Mengenal Dieng Culture Festival; Wujud Kebudayaan Khas Masyarakat Dieng
Pada masa awal Timor Leste lepas dari Indonesia negara ini mengalami krisis sehingga kondisi masyarakat sangat memprihatinkan. Alhasil terjadi chaos di tengah masyarakat dan terjadi penjarahan. Pemerintahan dan kondisi ekonomi yang belum stabil menjadi salah satu faktor konflik tersebut.
Kini setelah 20 tahun merdeka, faktanya Timor Leste masih menghadapi beberapa permasalahan terkait dengan pembangunan.
Dikutip dari Channel Youtube Najwa Shihab, hingga saat ini perkembangan di Timor Leste masih belum merata. Mulai dari pembangunan infrastruktur, minimnya pertumbuhan perekonomian, dan pendidikan.
Artinya masyarakat Timor Leste kini menghadapi permasalahan yang komplek. Katakan saja akses pendidikan yang belum merata mengakibatkan mereka tidak dapat bersaing di dunia kerja.
Alhasil, pemuda Timor Leste memilih untuk kerja di luar negeri meski pekerjaannya terbilang pada bidang yang rendah keahlian atau low skill
Madalena Bidau Soares
Madalena Bidau Soares atau yang dijuluki sebagai “Kasihan” merupakan seorang wanita yang prihatin melihat kondisi negaranya. Ia mendirikan sebuah sekolah untuk membantu pendidikan anak-anak yang ada di desanya.
Gedung yang digunakan untuk belajar-mengajar adalah gedung peninggalan Indonesia. Sekolahan ini pertama kali berdiri pada tahun 2008 dengan biaya dan guru yang gratis alias tidak dibayar.
BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sastra Untuk Anak Muda
Madalena Bidau Soares juga mendirikan sebuah organisasi Feto Haluk Hadomi Timor. Sebuah organiSasi yang memberdayakan para perempuan janda untuk bertani dan membuat alat kerajinan.
Pada tahun 2013 ia menerima N-Peach Award sebuah penghargaan atas inisiatif perdamaian, pendidikan, dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat kurang mampu.
Harapan Baru Jose Ramos Horta
Kini Timor Leste dipimpin oleh Presiden Jose Ramos Horta. Seperti yang ia katakan ketika berbincang dengan Najwa Shihab.
Presiden Jose Ramos Horta berjanji akan meningkatkan ekonomi, memberikan akses pendidikan dan kesehatan. Lima tahun ke depan Timor Leste akan meraih apa yang menjadi visi-misinya.
Ini kali kedua Jose Ramos Horse menduduki jabatan sebagai presiden di Timor Leste. Periode pertama pada tahun 2007, menurutnya pada tahun tersebut sangat sulit baginya untuk menstabilkan kondisi negara.
Di mana negara telah mewarisi krisis politik dan keamanan yang serius, selain itu Timor Leste terpecah belah. Banyak terjadi problem-problem dalam negeri, seperti dalam bidang militer, kepolisian, dan terjadi banyak kekerasan.
BACA JUGA : Pengertian Sistem Pemerintahan, Macam dan Contohnya
Pada periode kedua ini menurut Jose Ramos Horse Timor Leste dalam keadaan yang lebih baik. Kini tidak ada kekerasan yang berbau etnik, politik, agama dan radikalisme. Hanya satu yang kurang menurutnya pemimpin yang bijaksana.
Di bidang perekonomian sumber pendapatan tahunan Timor Leste paling besar dari Petroleum Fund. Meski begitu negara ini masih bergantung pada Indonesia dan Australia.
Pada tahun 2019 produksi minyak negara ini mencapai 38 juta barel setara minyak (BEO) berkat bekerjasama dengan Australia. Dan pada Pada tahun 2020 perekonomian mengalami penurunan, selain pandemi Covid-19 kondisi politik juga tidak stabil.
Faktanya kini masih banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh presiden Jose Ramos Horse. Sebagai negara baru masih perlu tambal sulam untuk mencapai cita-cita kemerdekaan seperti yang mereka cita-citakan 20 tahun yang lalu.
Tak ada yang salah dari sebuah keputusan yang terpenting adalah kesejahteraan masyarakat terpenuhi. Tak ada urusan siapa yang memimpin sebab kemanusiaan lebih penting dari kata kepentingan itu sendiri. beginilah wajah baru Timor Leste semoga ke depan menjadi negara yang lebih baik lagi.