Mengenal Dieng Culture Festival; Wujud Kebudayaan Khas Masyarakat Dieng

Esai1218 Dilihat

Mudabicara.com_ Dieng Culture Festival adalah satu acara yang mengkombinasikan budaya tradisional dan modern. Sebagaimana kita ketahui bersama budaya erat kaitannya dengan masyarakat di satu wilayah dan tempat tinggal tertentu.

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas dan berbeda-beda. Seperti budaya yang ada pada masyarakat di Dataran Tinggi Dieng.

Di daerah ini ada satu budaya yang menjadi acara pagelaran budaya. Pagelaran budaya yang mampu menjadi daya tarik masyarakat dan wisatawan. Acara ini bernama Dieng Culture Festival, acara budaya terbesar di Jawa Tengah yang dilaksanakan satu kali dalam setahun.

Dieng Culture Festival menjadi salah satu dari tiga festival budaya Indonesia yang paling terkenal di dunia. Di samping festival Rambu Solo dan Jember Fashion Carnival.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sastra Untuk Anak Muda

Apa Itu Dieng Culture Festival?

Dieng Culture Festival adalah Festival Budaya yang digelar sekali dalam satu tahun dengan menyajikan kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Acara ini digagas oleh kelompok sadar wisata dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat bekerjasama dengan Dinas Kepariwisataan Dieng.

Selain itu acara budaya ini menjadi salah satu poin di dalam visi dan misi Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara. Kabupaten ini memiliki tagline:

ā€œMewujudkan Pembangunan Karakter Bangsa melalui Pengembangan Seni, Budaya, dan Penghargaan Tradisi dan Kearifan Lokalā€.

Atas dasar tersebut Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sudah menyelenggarakan berbagai acara yang mengusung tema budaya salah satunya Dieng Culture Festival. Acara ini menjadi primadona dari sejumlah acara budaya yang ada.

BACA JUGA : Mengenal Teori Perubahan Sosial Ibnu Khaldun

Dieng Culture Festival pertama kali terlaksana pada tahun 2010 bekerjasama dengan Equator Sinergi Indonesia, Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa dan Dieng Ecotourism. Jauh sebelumnya sebenarnya sudah ada acara festival serupa namun dengan nama Pekan Budaya Dieng.

Acara Dieng Culture Festival ini mampu menarik para wisatawan dari berbagai wilayah di Indonesia. Tak terkecuali para turis seperti Malaysia, Singapore, Jepang, Australia, dan beberapa negara Eropa.

Dari segi penamaan acara festival ini mengedepankan unsur kearifan lokal, potensi alam dan kebudayaan yang memiliki nilai-nilai filosofi kuat.

Artinya melalui Dieng Culture Festival ini secara tidak langsung memperkenalkan budaya khas masyarakat Dieng kepada para wisatawan. Khususnya kepada wisatawan luar daerahnya dan para turis mancanegara.

Tahun ini acara Dieng Culture Festival yang ke-9 akan diselenggarakan minggu kedua pada bulan Desember. Harapan dapat terselenggara secara luring setelah dua kali terselenggara secara hybrid dengan skema pembatasan pengunjung.

Tujuan acara Dieng Culture Festival adalah untuk tetap melestarikan budaya-budaya lokal agar tidak hilang dan mengenalkan local wisdom ke mancanegara.Ā  Terlebih agar dapat menumbuhkan kembali ekonomi kreatif melalui kearifan lokal yang sempat lesu selama pandemi

BACA JUGA : 15 Manfaat Belajar Ilmu Komunikasi Untuk Anak Muda

Rangkaian Acara Dieng Culture festival

Pagelaran Jazz Atas Awan

Seperti kita ketahui bahwa Dieng merupakan dataran tinggi yang terletak di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl. Penamaan Jazz Atas Awan mengacu pada letak geografis agar terkesan berbeda dengan yang lain.

Biasanya konser musik Jazz ada di gedung, cafe bahkan hotel namun dalam Dieng Culture Festival konser musik Jazz dilaksanakan di tempat terbuka.

Di tengah acara konser jazz ada acara ā€œBakar Kentang Barengā€. Bakar Kentang dapat diartikan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dieng yang memang terkenal sebagai daerah penghasil kentang terbaik di Indonesia.

Konser Jazz berakhir dengan pesta kembang api sekaligus sebagai tanda rangkaian acara Dieng Culture Festival telah dimuali.

BACA JUGA : Keindahan Masjid Agung Tuban, Ikonik Islam Pesisir Pantai Utara

Melihat SunriseĀ 

Dieng yang berlokasi di dataran tinggi tentu menyuguhkan banyak sekali pemandangan-pemandangan yang menakjubkan.Daerah ini terdiri dari bukit-bukit sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan dari atas bukit.

Bukit-bukit yang relatif mudah bagi pendaki pemula sehingga pengunjung yang tidak biasa mendaki gunung pun tetap mampu mencapai puncak.

Bukit Sikunir adalah salah satu bukit yang terkenal untuk melihat sunrise di kawasan wisata Dieng. Namun dalam acara Dieng Culture Festival tidak memakai bukit Sikunir namun memakai bukit Pangonan.

Bukit Pangonan memiliki kelebihan menyuguhkan keindahan sunrise yang lebih menarik sehingga dipilih untuk tempat melihat sunrise.

Selain itu ada padang savana berupa hamparan yang luas dan tertutup rerumputan di atas bukit yang mampu menampung banyak pengunjung.

Dengan pemilihan bukit Pangonan sebagai lokasi pendakian maka secara tidak langsung mengenalkan spot-spot tempat wisata lain. Para pengunjung nanti memiliki referensi yang beragam saat berkunjung kembali ke daerah wisata Dieng.

BACA JUGA : Mengenang Perlawanan Wiji Thukul Lewat ā€œPuisi Untuk Adikā€

Jalan Sehat dan Minum Purwaceng

Salah satu rangkaian acara Dieng Culture Festival adalah jalan sehat. Bukan tanpa sebab, hal ini bertujuan agar para peserta mengerti pola hidup dan kebiasaan masyarakat Dieng.

Sebagian besar masyarakat di dieng masih berjalan kaki apabila bepergian seperti ke kebun, pasar, sekolah dan lain sebagainya.

Setelah jalan sehat, peserta mendapat menu spesial yakni minuman purwaceng carica. Minuman khas purwaceng dari carica ini hanya ada di Dieng.

Minuman ini telahĀ  turun-temurun dari para pendahulu sebab memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Salah satu manfaatnya adalah dapat menghangatkan tubuh dan dapat meningkatkan vitalitas pria maupun wanita.

Pagelaran Seni Tradisi

Tari Rampak Yakso Pringgodani menjadi salah satu seni pertunjukan dalam acara festival. Tari ini terdiri lebih dari 20 seorang penari laki-laki dengan menggunakan kostum kombinasi warna hitam dan merah.

Di samping itu, seluruh wajah berwarna hitam dengan variasi menyerupai gigi taring dan rambut palsu yang berantakan. Dengan irama alat musik tradisional yang berasal dari bambu seperti angklung dan drum plastik yang tertutup karet lembaran menambah keindahan pementasan.

Selain Tari Rampak Yakso PringgodaniĀ  ada juga Tari Lengger. Tari Lengger berlatar musik gamelan Jawa dengan penari yang menggunakan kostum mirip adat Jawa.

Biasanya, Para penari Tari Lengger memiliki kebiasaan untuk melakukan ziarah ke makam leluhur yang semasa hidupnya melestarikan kebudayaan Tari. Tujuan untuk meminta restu agar pagelaran pementasan berjalan dengan lancar.

BACA JUGA : Mengenal Teori Perubahan Sosial Ibnu Khaldun

Masyarakat setempat meyakini bahwa Tari Lengger sebagai tari kesuburan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang Pencipta atas pemberian rezeki hasil panen.

Pagelaran Wayang Kulit

Wayang Kulit menjadi salah satu rangkaian acara festival. Tujuan pagelaran wayang kulit ini untuk melestarikan kesenian wayang.

Wayang merupakan kesenian yang tentu membekas di masyarakat Jawa. Selain mengandung banyak sekali nasehat dan hikayat wayang juga merupakan alat dakwah penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga.

Tanda berakhirnya pementasan wayang kulit adalah dengan penerbangan ribuan lampion oleh peserta.

Kirab Budaya

Kirab Budaya dalam acara Dieng Culture Festival melibatkan seluruh peserta. Uniknya peserta kirab menggunakan pakaian adat jawa dan anak-anak menggunakan pakaian serba putih.

Peserta berjalan bersama-sama dengan diiringi berbagai tari seperti Tari Lengger dan Tari Rampak Yakso Pringgodani. Sampai di akhir acara para peserta berambut gimbal secara simbolis akan di potong rambutnya.

Jamasan Anak Rambut Gimbal

Jamasan adalah ritual menggunakan air berasal dari Sendang Maerokoco sekaligus tujuh sumber mata air berbeda dengan bunga tujuh rupa. Air tersebut akan digunakan untuk membasuh anak-anak berambut gimbal yang akan melakukan potong rambut.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Geografi Untuk Anak Muda

Jamasan ini memiliki filosofiĀ  tentang anak berambut gimbal memohon restu kepada leluhur dan Tuhan agar acara ritual pencukuran rambut berjalan dengan lancar.

Ritual Cukur Rambut Gimbal

Ritual ini merupakan puncak dari acara Dieng Culture Festival, di mana yang paling menarik perhatian penonton daripada ritual-ritual lainnya.

Adapun lokasi pencukuran berada di pelataran Candi Arjuna dan di tengahnya terdapat pembatas berupa kain putih. Batasan tersebut sebagai tanda bahwa yang boleh memasuki kawasan tersebut hanya orang-orang tertentu saja.

Sebelum acara cukur rambut, anak-anak melakukan sungkem kepada orang tuanya dan disiram oleh Mbah Nayono (Tetua Adat).

Pasca penyiraman oleh tetua adat proses ritual cukur dimulai. Semua rambut hasil cukur dikumpulkan ke dalam mangkuk kemudian akan dilarung. Ritual ini mengandung filosofi untuk membuang segala malapetaka yang ada dalam diri peserta.

Demikian ulasan mudabicara terkait beberapa rangkaian ritual acara Dieng Culture Festival. Semoga kedepanya acara dapat lebih menarik para wisatawan sehingga dapat meningkatkan ekonomi para pekerja kreatif dan UMKM. Salam Lestari.

 

Tulisan Terkait: