Mudabicara.com_Di Nigeria ternyata memiliki tradisi pacaran yang tidak biasa, yakni biaya pacaran yang mahal. Di mana seorang pria dituntut memiliki uang yang banyak untuk memenuhi butuhan pacarnya.
Ketika keluar atau hangout, seorang pria harus mengeluarkan uang yang banyak untuk kencan mewah atau hanya sekedar memberi hadiah kepada sang pacar. Tak hanya sampai di situ, seorang pria juga tidak bisa menolak jika sang pacar meminta uang.
Tradisi demikian tentu tidak semua pria bisa melakukannya, apalagi yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Pria yang merasa dirugikan dengan tradisi itu lantas membentuk sebuah perkumpulan bernama “Asosiasi Pria Pelit”. Dengan hadirnya perkumpulan ini, pria tidak lagi menerima permintaan sang pacar atau memberi hadiah yang mewah.
BACA JUGA: MENGENAL KEBIJAKAN POLITIK PRESIDEN HABIBIE
Freud Itua (35) seorang wartawan mengatakan, sangat sulit untuk menjadi pria di Nigeria karena biaya pacaran mahal.
Menurut Freud, laki-laki adalah mesin uang yang bisa memenuhi segala kebutuhan kehidupan seorang wanita. Hal ini, tentu membuat laki-laki kesulitan atau merasa tertekan.
“Semua orang berharap banyak dari Anda. Laki-laki tidak boleh dilihat sebagai mesin belanja, kami juga ingin dimanja,” kata Freud dikutip dari BBC pada Sabtu, 15 April 2021.
Itua mengungkan bahwa tidak semua laki-laki memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan wanita. Fenomena itu tentu akan menjadi tekanan sosial yang memunculkan permasalahn baru dikemudian hari.
BACA JUGA: PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK DAN MACAMNYA
“Ketika saya masih bujangan, saya mengajak seorang wanita kecan dan membuat anggaran untuk kami berdua,” kata Itua.
“Tapi, ia datang bersama temannya dan mereka makan makanan yang tidak mampu saya bayar. Ia tidak menawarkan untuk membagi tagihan, jadi saya harus melepaskan jam tangan saya untuk menyeimbangkan biaya. Ia bahkan menolak untuk berpacaran dengan saya setelah itu.”
Selain Freud, seorang pria Nigeria yang tidak disebutkan namanya, juga menyuarakan hal itu. Ia merasa, sebagai seorang laki-laki tidak dihargai. Laki-laki hanya dijadikan sebagai objek manipulasi dan rentan dimanfaatkan karena kemurahan hatinya.
“Kebanyakan pria yang murah hati dipandang sebagai objek untuk dimanipulasi, dimanfaatkan, dan tidak dihargai karena kemurahan hati mereka,” ujarnya.
Asosiasi pria pelit itu bahkan telah membuat aplikasi khusus untuk pria agar bisa mendesain kartu identitas mereka
Aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 50 ribu orang dalam beberapa hari diluncurkan. Para anggotanya diminta bersumpah mengucapkan kata “tidak ada” pada wanita.
BACA JUGA: 10 MANFAAT BELAJAR POLITIK UNTUK ANAK MUDA
Namun, beberapa wanita tidak yakin bahwa pria bisa memegang prinsip tersebut.
“Saya berpakaian seperti ini di rumahnya dan ia mencela keanggotaannya di Asosiasi Pria Pelit,” kata seorang artis bergaun mini dalam kicauannya.
Sementara itu, seorang psikolog, Ann Uramu menuturkan seyogyannya hubungan laki-laki dan perempuan adalah mitra sejati. Di mana antara uang dan seks bukan satu-satunya yang ditawarkan dalam menjalin hubungan.
BACA JUGA: 10 MANFAAT BELAJAR SOSIOLOGI UNTUK ANAK MUDA
Untuk merubah tradisi itu, kata Uramu orang tua juga memiliki tanggung jawab merubah dan melatih anak-anak melihat hal yang berbeda. Perubahan cara pandang dalam membangun hubungan harus dimulai dari rumah.
Merubah kebiasaan itu memang membutuhkan waktu cukup lama. Saat ini, banyak perempuan pekerja keras dan bisa mengurus diri mereka sendiri secara ekonomi.
“Jadi, tidak semua wanita menunggu pria membayar tagihannya,” kata Uramu.