23 Puisi Sutardji Calzoum Bachri Yang Wajib Anak Muda Baca, Belajar Membaca!

Sastra2309 Dilihat

Mudabicara.com_ Puisi Sutardji Calzoum Bachri merupakan puisi yang unik dan menarik dan sudah mewarnai berbagai khazanah sastra Indonesia.

Seorang satrawan yang mendapat gelar Datuk Seri Pujangga Utama serta Presiden Penyair Indonesia mampu membawa sastra ke ruang perbincangan publik.

Nah! kali ini mudabicara akan mengulas lebih dalam tentang Puisi Sutardji Calzoum Bachri yang paling populer dan wajib di baca anak muda. Berikut selengkapnya.

Baca Juga : 10 Puisi Joko Pinurbo Yang Wajib Anak Muda Baca

Siapa Sutardji Calzoum Bachri? 

Sutardji Calzoum Bachri adalah penyair kebanggaan Indonesia kelahiran Indragiri Hulu, Riau, 24 Juni 1941. Dalam proses berkarya Sutardji Calzoum Bachri merupakan sosok pembaharu dalam perpuisian Indonesia pada tahun 1970-an.

Ia menjadikan puisi Indonesia begitu unik dan menarik. Baginya kata harus terlepas dari pengertian sehingga kata bebas membentuk makna seperti mantra.

Karier kesusastraan Sutardji Calzoum Bachri bermula sejak dia belajar di Universirtas Padjajaran, Bandung. Di kampus ini, ia memulai proses menulis puisi dan mengirimkan ke berbagai media baik lokal maupun nasional.

Beberapa media nasional yang pernah memuat karyanya antara lain Sinar Harapan, Kompas, Berita Buana, majalah bulanan Horison, Pikiran Rakyat, Haluan dan Budaya Jawa.

Meskipun dasar pendidikan Sutardji adalah Administrasi Negara di Fakultas Sosial Politik namun kepiawaiannya dalam dunia tulis menulis dan diragukan lagi.

Melalui karyanya beberapa penghargaan telah didapatkan oleh Sutardji Calzoum Bachri antara lain:

1. Peraih The S.E.A. Write Award (1979) dari Kerajaan Thailand

2. Peraih Anugerah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara (2006) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

3. Peraih Anugerah Seni Akademi Jakarta (2007)

Baca Juga : 15 Puisi Taufiq Ismail Yang Wajib Anak Muda Baca

Beberapa acara yang pernah mengundang dan diikuti oleh Sutardji Calzoum Bachri antara lain:

1. International Poetry Reading di Rotterdam, Belanda pada tahun 1974.

2. Seminar International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa, Amerika Serikat, pada Oktober 1974 hingga April 1975.

Adapun beberapa karya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling antara lain.

1. Arjuna in Meditation (Kolkata, India, 1976)

2. Writing from the World (Amerika Serikat)

3. Westerly Review (Australia)

Beberapa karya dalam bahasa Belanda antara lain:

1. Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975)

2. Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (1979).

Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam antologi puisiEmpat sajaknya yakni Shang HaiSolitudeBatu, dan Tanah Air Mata diterjemahkan ke bahasa Rusia oleh Victor Pogadaev dan dimuat dalam antologi puisi Mencari Mimpi (Moskwa, 2016). Buku kumpulan puisi teranyar Sutardji berjudul Kecuali (2021).Sehari-hari bergiat sastra di Bekasi dan Jakarta.

23 Puisi Sutardji Calzoum Bachri Yang Wajib Anak Muda Baca

1. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “David Copperfield, Realities ’90” 

aku dipukau David Copperfield¹ 
aku dicekam Houdini
aku terkagum sama pesulap kakap

aku terperangah melihat pesulap
ngubah derita jadi gedung gemerlap
aku tercengang menyaksikan
luka jadi waduk raksasa

aku terkesimak menyimak mereka
menyulap suara
jadi seperti suara kita

aku terkesiap pada tongkat ajaibnya
dari jarak jauh bisa
mengetuk kepala siapa saja

tak habis heran aku
sepasang mata pesulap sihir
dapat mengawasi kita
dimanamana

aku heran nonton pesulap
mampu mengkristalkan airmata kita
jadi etalase indah
di berbagai plaza

aku kagum pesulap
yang bikin rimba
jadi emas
membuat hutan
jadi pasir

Allah
inilah tardji
terperangah takjub
heran daif
terasing tumpul dan takut
di negeri sulapan.

¹ Tahun 90’an pesulap besar David Copperfield datang ke Jakarta mementaskan Illusions ’90. 

2. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Mantera”

lima percik mawar

tujuh sayap merpati

sesayat langit perih

dicabik puncak gunung

sebelas duri sepi

dalam dupa rupa

tiga menyan luka

Berita Terkait : Siapa Sosok Jeffrie Geovanie?

mangasapi duka

puah!

kau jadi Kau

Kasihku

3. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Belajar Membaca”

kakiku luka
luka kakiku
kakikau lukakah
lukakah kakikau
kalau kakikau luka
lukakukah kakikau
kakiku luka
lukakaukah kakiku
kalau lukaku lukakau
kakiku kakikaukah
kakikaukah kakiku
kakiku luka kaku
kalau lukaku lukakau
lukakakukakiku lukakakukakikaukah
lukakakukakikaukah lukakakukakiku

1979

Baca Juga : 31 Puisi Wiji Thukul Yang Wajib Anak Muda Baca

4. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Hemat”

Dari hari ke hari

bunuh diri pelan-pelan

Berita Terkait : Syaikhona Kholil Bangkalan: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

dari tahun ke tahun

bertimbun luka di badan

maut menabungKu

segobang-segobang

1977

5. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Wahai Pemuda Mana Telurmu?”

Apa gunanya merdeka
Kalau tak bertelur
Apa guna bebas
Kalau tak menetas

Wahai bangsaku
Wahai pemuda mana telurmu?

Kepompong menetaskan kupu kupu
Kuntum jadi bunga
Putik jadi buah
Buah menyimpan biji
Menyimpan mimpi
Menyimpan pohon dan bunga-bunga

Uap terbang
Menetas awan
Mimpi jadi,
Sungai pun jadi
Menetas jadi
Hakekat lautan

Setelah kupikir pikir
Manusia ternyata
Burung berpikir
Setelah kurenungrenung
Manusia ternyata burung yang merenung

Setelah bertafakur
Tahulah aku manusia harus bertelur

Dari burung keluar telur
Lantas telur menjadi burung
Ayah menciptakan anak
Anak melahirkan ayah

Ayo Garuda
Ayo para pemuda
Menetaslah
Lahirkan lagi bapak
Bangsa ini

Seperti dulu
Para pemuda
Bertelur emas
Menetaskan kalian¹
Dalam sumpah mereka

Jakarta, 7 Agustus 2010 

¹ sebelumnya kau, diganti oleh penyair menjadi kalian.

6. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Tragedi Winka Dan Sihka”

kawin

kawin

kawin

kawin

kawin

ka

win

ka

win

ka

win

ka

win

ka

winka

winka

winka

sihka

sihka

sihka

sih

ka

sih

ka

sih

ka

sih

ka

sih

ka

sih

sih

sih

sih

sih

sih

ka

Ku

7. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Tapi”

aku bawakan bunga padamu

tapi kau bilang masih

aku bawakan resahku padamu

tapi kau bilang hanya

aku bawakan darahku padamu

tapi kau bilang cuma

aku bawakan mimpiku padamu

tapi kau bilang meski

aku bawakan dukaku padamu

tapi kau bilang tapi

aku bawakan mayatku padamu

tapi kau bilang hampir

aku bawakan arwahku padamu

tapi kau bilang kalau

tanpa apa aku datang padamu

wah!

1976

Baca Juga : 23 Puisi D. Zawawi Imron Yang Wajib Anak Muda Baca

8. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “AH”

rasa yang dalam!

datang Kau padaku!

aku telah mengecup luka

aku telah membelai aduhai!

aku telah tiarap harap

aku telah mencium aum!

aku telah dipukau au!

aku telah meraba

celah

lobang

pintu

aku telah tinggalkan puri purapuraMu

rasa yang dalam

rasa dari segala risau sepi dari segala nabi tanya dari segala nyata sebab dari segala abad sungsang dari segala sampai duri dari segala rindu luka dari segala laku igau dari segala risau kubu dari segala buku resah dari segala rasa rusuh dari segala guruh sia dari segala saya duka dari segala daku Ina dari sega- la Anu puteri pesonaku!

datang Kau padaku!

apa yang sebab? jawab. apa yang senyap? saat. apa

yang renyai? sangsai! apa yang lengking? aduhai

apa yang ragu? guru. apa yang bimbang? sayang.

apa yang mau? aku! dari segala duka jadilah aku

dari segala tiang jadilah aku dari segala nyeri

jadilah aku dari segala tanya jadilah aku dari se-

gala jawab aku tak tahu

siapa sungai yang paling derai siapa langit yang paling rumit

siapa laut yang paling larut siapa tanah yang paling pijak si-

apa burung yang paling sayap siapa ayah yang paling tunggal

siapa tahu yang paling tidak siapa Kau yang paling aku kalau

tak aku yang paling rindu?

bulan di atas kolam kasikan ikan! bulan di jendela

kasikan remaja! daging di atas paha berikan bosan!

terang di atas siang berikan rabu senin sabtu jumat

kamis selasa minggu! Kau sendirian berikan aku!

Ah

rasa yang dalam

aku telah tinggalkan puri purapuraMu

yang mana sungai selain derai yang mana gantung selain sambung

yang mana nama selain mana yang mana gairah selain resah yang

mana tahu selain waktu yang mana tanah selain tunggu

yang mana tiang

selain

Hyang

mana

Kau

selain

aku?

nah

rasa yang dalam

tinggalkan puri puraMu!

Kasih! jangan menampik

masuk Kau padaku!

9. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Jembatan”

Sedalamdalam sajak takkan mampu menampung airmata bangsa.
Katakata telah lama terperangkap dalam basa basi dalam teduh pakewuh
dalam isyarat dan kilah tanpa makna

maka lebih baik aku membaca wajah orang berjuta
wajah orang-orang yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota
wajah yang tergusur
wajah yang ditilang malang
wajah para pemuda yang matanya
letih menyimak daftar lowongan kerja
wajah yang tercabikcabik dalam
pengap pabrik
wajah yang disapusapu sepatu
wajah legam para pemulung
yang memungut remahremah pembangunan
wajah yang hanya mampu jadi
sekedar penonton etalase indah
diberbagai plaza
wajah yang diamdiam menjerit
melengking melolong mengucap
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu

tapi wahai saudara satu bendera
kenapa kini ada sesuatu yang terasa jauh diantara kita?
sementara jalanjalan raya mekar dimanamana menghubungkan kota-kota, jembatanjembatan tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang
diantara kita?

di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang dan otot linu
mengerang mereka pancangkan koyak moyak bendera hati di pijak
ketidakpedulian pada saudara.
gerimis tak mampu menguncupkan kibarnya.
lalu tanpa tangis mereka menyanyi
padamu negeri
airmata kami

1998 

10. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Batu”

batu mawar

batu langit

batu duka

batu rindu

batu jarum

batu bisu

kaukah itu

teka

teki

yang

tak menepati janji?

Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan

hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan

seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh?

Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampai mengapa

gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk

diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai se-

dang lambai tak sampai. Kau tahu?

batu risau

batu pukau

batu Kau-ku

batu sepi

batu ngilu

batu bisu

kaukah itu

teka

teki

yang

tak menepati

janji?

11. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Kami Tahu Asal Jadi Kau”

asal sebab kembali sebab
asal tanah pulang ketanah
asal darah ke mula darah
asal tahu muasal tahu
kami tahu asal jadi kau

kau jadi dari duka kami
yang kau jadikan kudakau
kau jadi dari hati kami
yang kau niatkan sukasukakau
kau jadi dari suara kami
yang kau nyanyikan iramakau
kau jadi dari harihari kami
yang kau hurahurakan semaukau
kau jadi dari mufakat kami
yang kau khianati dengan muslihatkau

asal sebab ke bab sebab
asal tanah ke zarah tanah
asal perih ke patah janji
asal jadi ke balik jadi
asal abad ke mula hari
asal duka ke padam caya
kami tahu asal jadi kau

kau jadi dari ayat kami
yang kau sampaikan tafsirankau
kau jadi dari bahasa kami
yang kau hajatkan maknakau
kau jadi dari kuasa kami
yang kau genggam semaukau
kau jadi dari angan kami
yang kau lantas angankau
kau jadi dari lagu kami
yang kau jadikan gulagulakau

sehebat hebat raja muslihat
takkan dapat ngalahkan rakjat mukjizat
airmata kami jadikan lautan
membenam engkau sedalamdalam
ya kami jadikan tak
tak lagi kuasa yang kau kenyam
diam jadi gempita serapah
mengenyah engkau ke balik zaman
anak menjadi tongkat menghalau engkau kekelam lautan

pulanglah kau ke asal pulang
pulang ke asal kau
pulang ke hunian bunian
pulang ke reban jembalang
kembali ke telur setan!

tak lagi lugu kami netaskan kau
tak
tak hendak kuasa kami netaskan kau lagi
tak
tak siang tak malam kami tak erami kau
tak
tak undangundang kami mau diselangkangi lagi
tak
takkan lengah anakanak kami
tak
guru kalbu kitab sejarah
ngajarkan mereka takkan netaskan kau
tak

wahai musang berbulu amanah
wahai ular berkulit nalar
wahai lintah berbulu pemerintah
wahai taring bersungging senyum
wahai zalim berucap salam
puah!
masuk engkau ke telur setan!

1998

Baca Juga : 29 Puisi Subagio Sastrowardoyo Yang Wajib Anak Muda Baca

12. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Daging”

daging

coba bilang

bagaimana arwah masuk badan

bagaimana tuhan

dalam denyutmu

jangan diam

nanti aku marah

kalau kulahap kau

aku enak sekejap

aku sedih

kau jadi taik

daging

kau kawan di bumi di tanah di resah di babi babi

daging

ging ging

kugali gali kau

buat kubur

dari hari

ke hari

13. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Tanah Air Mata”

Tanah airmata tanah tumpah darahku
Mata air airmata kami
Air mata tanah air kami
Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami
Dibalik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami
Dibalik etalase megah gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami
Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana
Bumi memang tak sebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kemana pun melangkah
Kalian pijak air mata kami
Kemana pun terbang
Kalian hinggap di air mata kami
Kemana pun berlayar
Kalian arungi air mata kami
Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan bisa kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman air mata kami

2002

14. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “1979″

mawar lepas rasa

tikam lepas luka

gunung lepas puncak

kini aku bebas

kutaklagi punya tawanan

batu tak lagi beban

mawar tak peduli wangi

laut tak acuh luas

bebas

ngiau

was was was was was was

was was was

was

was was was was

huss

puss

diam

makanlah

se

Ada

mmmmMu!

1973-1974

Baca Juga : 21 Puisi Sapardi Djoko Damono Wajib Anak Muda Baca

15. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Para Peminum” 

di lereng-lereng

para peminum

mendaki gunung mabuk

kadang mereka terpeleset

jatuh

dan mendaki lagi

memetik bulan

di puncak

mereka oleng

tapi mereka bilang

– kami takkan karam

dalam laut bulan –

mereka nyanyi nyanyi

jatuh

dan mendaki lagi

di puncak gunung mabuk

mereka berhasil memetik bulan

mereka menyimpan bulan

dan bulan menyimpan mereka

di puncak

semuanya diam dan tersimpan

16. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Doa untuk Muin Akhmad”

sanggup nuh melaut
digejolak samudera perih ini?
apa tongkat musa mampu
menyibak lautan bencana ini

bukan domba bukan ternak
sungguh para ismail bayi
kanak mudamudi
tuatui
tenggelam

ya Tuhan
kuatkan selamatkan bangsaku
dari derita beberapa nabi

2005-2008 

17. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Ngiau”

Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang tubuhku me-ngapa panjang. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggele-par tengkuknya. Seorang perempuan dan seorang lelaki bergi-gitan. Yang mana kucing yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang

yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tahu jentara aku  kenal terbang. Tapi bila dua manusia saling gigitan menanamkan gigi-gigi sepi mereka aku ragu menetapkan yang  mana suka yang mana luka yang mana hampa yang mana  makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang mana surga.

18. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “BAH”

airmata ini mata air hari
airmata ini dukakalian kami
airmata ini mutu manikam hati
airmata ini puncak sedih tak sudahsudah
airmata ini intidarah berubah
airmata ini buah segala bah
airmata ini buah hati tumpah
airmata ini guratan sejarah
airmata ini luap doa duafah
airmata ini matamata nurani
airmata ini tanahair kami

2008

19. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Luka”

ha ha

1976

husspuss

diamlah

kasihani mereka

mereka sekedar penyair

husspuss

maafkan aku

aku bukan sekedar penyair

aku depan

depan yang memburu

membebaskan kata

memanggilMu

pot pot pot

pot pot pot

kalau pot tak mau pot

biar pot semau pot

mencari pot

pot

hei Kau dengar manteraku

Kau dengar kucing memanggilMu

izukalizu

mapakazaba                itasatali

tutulita

papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu

tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco

zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege

zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang

ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu

kuzangga zagezegeze aahh….!

nama nama kalian bebas

carilah tuhan semaumu

20. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Jembatan”

sedalamdalam sajak takkan mampu menampung airmata bangsa.
Katakata telah lama terperangkap dalam basa basi dalam teduh pakewuh
dalam isyarat dan kilah tanpa makna

maka lebih baik aku membaca wajah orang berjuta
wajah orang-orang yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota
wajah yang tergusur
wajah yang ditilang malang
wajah para pemuda yang matanya
letih menyimak daftar lowongan kerja
wajah yang tercabikcabik dalam
pengap pabrik
wajah yang disapusapu sepatu
wajah legam para pemulung
yang memungut remahremah pembangunan
wajah yang hanya mampu jadi
sekedar penonton etalase indah
diberbagai plaza
wajah yang diamdiam menjerit
melengking melolong mengucap
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu

tapi wahai saudara satu bendera
kenapa kini ada sesuatu yang terasa jauh diantara kita?
sementara jalanjalan raya mekar dimanamana menghubungkan kota-kota, jembatanjembatan tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang
diantara kita?

di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang dan otot linu
mengerang mereka pancangkan koyak moyak bendera hati di pijak
ketidakpedulian pada saudara.
gerimis tak mampu menguncupkan kibarnya.
lalu tanpa tangis mereka menyanyi
padamu negeri
airmata kami

1998

Baca Juga : 3 Puisi Putu Wijaya Yang Wajib Anak Muda Baca

21. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Hilang (Ketemu)”

batu kehilangan diam

jam kehilangan waktu

pisau kehilangan tikam

mulut kehilangan lagu

langit kehilangan jarak

tanah kehilangan tunggu

santo kehilangan berak

Kau kehilangan aku

batu kehilangan diam

jam kehilangan waktu

pisau kehilangan tikam

mulut kehilangan lagu

langit kehilangan jarak

tanah kehilangan tunggu

santo kehilangan berak

Kamu ketemu aku

22. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “O”

dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau

resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian

raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian

mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai

siasiaku siasiakau siasiasia siabalau siarisau siakalian siasiasia

waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswas

duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai

oku okau okosong orindu okalian obolong orisau oKau O….

1

23. Puisi Sutardji Calzoum Bachri Berjudul “Walau”

walau penyair besar

takkan sampai sebatas allah

dulu pernah kuminta tuhan

dalam diri

sekarang tak

kalau mati

mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat

jiwa membumbung dalam baris sajak

tujuh puncak membilang bilang

nyeri hari mengucap ucap

di butir pasir kutulis rindu rindu

walau huruf habislah sudah

alifbataku belum sebatas allah

1979

Demikian 23 puisi Sutardji Calzoum Bachri yang wajib anak muda baca, selamat membaca.

Tulisan Terkait: