Mudabicara.com_ Budaya membaca buku, pernahkah kita melihat atau menyaksikan sendiri teman atau orang yang kita kenal di sosial media bisa dengan begitu cepatnya ‘melahap’ habis sebuah buku dalam waktu yang begitu singkat? Kalau kita fikir bagi yang masih berusaha untuk konsisten membaca buku. Itu adalah sesuatu mustahil.
Tetapi tidak bagi mereka yang memang sudah terbiasa mempunyai budaya membaca buku dan menguasai teknik untuk membaca cepat dan paham isi buku yang mereka baca. Yuk! mari tanamkan budaya membaca buku. Ada beberapa cara yang dapat kawan muda lakukan untuk menanamkan budaya membaca buku ke dalam aktivitas keseharian kita.
BACA JUGA : MINIM LITERASI JADI PENYEBAB MASYARAKAT TERPAPAR HOAXS
Cara Menanamkan Kebiasaan Membaca
Pertama, Tanamkan niat untuk bisa membaca buku secara konsisten, niat itu ibarat fondasi yang menguatkan ‘bangunan’ berupa tindakan yang kita lakukan. tanpa adanya niat, bangunan itu akan roboh karena tak memiliki fondasi yang kokoh untuk menopangnya. Itulah pentingnya menanmkan niat untuk bisa konsisten membaca buku.
Kedua, Siapkan waktu luang khusus untuk membaca buku. Seringkali kita membuat tameng untuk melindungi diri dari aktivitas membaca buku. Tameng itu berwujud alasan yang beragam, seperti sibuk banyak kerjaan, sibuk kuliah, sibuk ngurusin rumah dan kesibukan lainnya.
Pada intinya, tak pernah menyediakan waktu luang untuk diri sendiri menambah kapasitas dengan membaca buku. Perlu kita sadari bahwa ketika kita meluangkan waktu untuk membaca.
Maka segala hal pekerjaan kedepannya akan lebih mudah dilakukan. Karena semua berdasarkan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya. Waktu luang tak akan pernah datang jika kita tak menciptakannya. Maka ciptakan waktu luang untuk membaca buku.
Ketiga, carilah buku-buku yang membahas topik yang kita sukai. Bisa buku tentang motivasi, pengembangan diri, tips & trik, novel percintaan, novel petualangan, dan sebagainya. Dengan membaca buku yang membuat kita tertarik dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri kita. Hal ini akan membuat kita nyaman dan enjoy untuk membaca seluruh isi buku hingga tuntas dan bahkan bisa jadi kita mengulang kembali dari awal membaca buku tersebut karena kita menyukai isi konten yang ada dalam buku itu.
Dengan niat yang kuat, waktu luang, serta bacaan buku yang sesuai dengan minat kita masing-masing. Sekaligus dengan memasang target waktu untuk menyelesaikan membaca buku. Misalnya kita ingin meng-khatam-kan satu buku per bulan. Maka mau tidak mau, suka tidak suka pasti kita akan mengejar target tersebut hingga bisa tercapai.
Ketika target telah tercapai kita bisa beralih pada buku lainnya dan memasang target baru untuk menyelesaikan membaca buku tersebut. Kemudian, kita juga bisa membuat list buku-buku bacaan. Dengan adanya list buku maka membuat kita tertantang untuk segera menyelesaikan bacaan. Sehingga dapat beralih membaca list selanjutnya.
Hingga akhirnya, kita bisa tersenyum penuh kemeangan. Karena berhasil menuntaskan membaca seluruh list buku yang kita buat.
Komunitas dan Organisasi
Membentuk grup atau komunitas membaca buku. Melalui grup antar anggota bisa saling mengingatkan satu sama lain untuk konsisten membaca buku. Tentu dengan adanya aturan bersama agar satu sama lain dapat dengan senang hati menjalani kegiatan membaca.
BACA JUGA : MENGILHAMI SAJAK “KORUPTOR YANG BAIK DAN BENAR” AGUS NOOR
Dengan komunitas atau group kita akan termotivasi oleh teman yang memiliki semangat membaca yang tinggi. Akhirnya, terhindar dari rasa malas yang mengelayuti diri.
There is one more thing… membuat reward dan punishment kepada diri sendiri. Ketika kita mencapai target yang kita tentukan. Sudah selayaknya kita memberikan reward kepada diri kita sendiri sebagai apresiasi karena telah berjuang mencapai target. Selain itu juga sebagai pelecut semnagat untuk mencapai target karena kalau target tercapai, kita akan mendapatkan sesuatu yang kita ibginkan berupa reward meskipun itu dari diri kita sendiri. Namun, jika tidak membaca buku dalam sehari.
Maka akan ada konsekuensi yakni berupa hukuman, untuk hukumannya bisa berupa aktivitas yang menyehatkan. Misalnya kalau tidak membaca buku dalam sehari maka wajib push–up 50x. dan hukuman itu wajib dilakukan agarada efek jera sehingga tidak mengulangi ‘kemalasan’ yang terpendam di dalam diri. Usahakan untuk penentuan hukuman ini tidak di luar batas kemampuan masing-masing.
Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membangun kebiasaan membaca buku tertanam kuat dalam diri dan terwujud dalam aktivitas keseharian kita. harapannya dengan kebiasan baik yang kita miliki dapat tertular kepada orang-orang di sekitar kita, orang orang disini bisa keluarga, teman, sahabat, relasi bisnis, dan sebagainya.
Sehingga, minat baca di negeri ini bisa semakin meningkat dan mampu sejajar dengan negara-negara maju. mengutip kalimat dari Fahruddin Faiz, “Kuasai dunia dengan ilmu, jalannya adalah belajar, senjatanya adalah menulis, kekuatannya adalah membaca.
BACA JUGA : PEMUDA JATIM HARUS BERSINERGI MENCIPTAKAN POLITIK KEADABAN
Maka iqra’, bacalah!” membaca adalah kekuatan yang dibutuhkan untuk menguasai ilmu. Jika kita ingin menguasai suatu ilmu. Maka ayo membaca!
Oleh : M. Pandu Kurniawan (Inisiator Gerakan Membaca Buku)