Mudabicara.com_Pandemi Covid-19 atau virus Corona memaksa para pelaku usaha untuk bisa beradaptasi di segala kondisi. Hampir semua sektor terdampak Pandemi Covid-19, tak terkecuali pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM di Indonesia berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional yakni sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.Ā Adapun UMKM juga menyumbang 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja.
BACA JUGA : TIPS DESSY INDARTI AGAR USAHA TETAP BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Meski demikian, selama pandemi, hampir semua pelaku UMKM mengeluhkan tentang dampak penurunan ekonomi yang signifikan. Kenyataan ini yang memaksa para pelaku UMKM untuk mengurangi bahkan menghentikan aktivitas ekonomi mereka.
Nasib Pengusaha Perempuan
Kondisi pandemi ini juga berdampak pada perempuan pengusaha yang juga ikut terpukul di tengah semakin meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia. Terlebih perempuan pelaku UMKM. Padahal menurut data World Bank, 50 persen UMKM di Indonesia dikelola dan dimiliki oleh perempuan. Namun karena pandemi, banyak pelaku usaha perempuan juga terdampak.
Kondisi ini kemudian memaksa para pelaku UMKM perempuan untuk menata ulang strategi bisnisnya. Salah satunya adalah Dessy Indarti Purnama, pengusaha kelahiran Lampung, 30 Desember 1990 yang menekuni bisnis pakaian muslim yang aktif di penjualan berbasis daring, Warnawarni.ori, mencoba untuk tetap berinovasi di tengah sulitnya bisnis konveksi.
Tak hanya mengandalkan penjualan, Dessy harus tetap memutar otak agar produk yang dijualnya tetap menarik konsumen. Salah satu strateginya adalah tetap memperhatikan perkembangan fashion. Ia mengaku harus tetap mengikuti tren yang ada saat ini.
āKami tetap memperhatikan (model dan pola pakaian) yang ngetrend saat ini, yg benar-bener ngetrend dan booming lah pokoknya. Karena itu kunci agar konsumen tetap tertarik mau beliā, imbuhnya.
Ia menambahkan, di masa sulit ini penting bagi perempuan untuk mandiri secara ekonomi. Salah satu jalan adalah dengan memulai bisnis.
āSekarang penting banget buat perempuan berbisnis itu. Sekarang banyak banget loh (pelaku usaha) perempuan yang kayak saya di fashion. Wajib banget buat perempuan itu bisnis. Kita (perempuan) sudah nggak bisa mengandalkan orang lain kalau ada apa-apa ya harus kita sendiri yang nanggung. klo saya mikirnya gitu ya, kita harus mandiri dan kuatā ujarnya saat ditemui oleh tim Mudabicara di kawasan Jakarta Utara. (15/9)
Adapun dampak ekonomi yang ditimbulkan dari usaha Dessy pun juga cukup menjanjikan. Hingga sebelum Covid-19 menghantam perekonomian dalam negeri, tercatat Dessy mempekerjakan lebih dari 300 karyawan. Akibat adanya pandemi, kini ia terpaksa harus mengurangi jumlah karyawannya menjadi 200-an.
Selain itu, omzet yang diraihnya dari bisnis online ini juga tak tanggung-tanggung, yakni mencapai miliaran rupiah. Namun ternyata pandemi cukup berdampak bagi penurunan omzet dari usaha yang ditekuninya. Adapun nilai penurunannya mencapai hampir 50 persen dibanding saat sebelum pandemi.
“Waduh, 50 persen (turun pendapatan),” kata Dessy.
Dessy mengatakan untuk bisa bertahan dan tidak melakukan PHK terhadap seluruh karyawannya, ia harus memutar otak agar tidak mengalami penurunan pendapatan yang drastis. Usaha pakaian muslim, khususnya di tengah pandemi, harus terus melakukan inovasi agar pelanggan tetap tertarik dengan berbagai produknya.
āBiar enggak turun terus (pendapatanya) yang jelas kita inovasi. Fashion sih memang sudah jadi hobi saya sejak dulu dan jiwa saya disitu. Kelebihan toko saya dibandingkan yang lain karena saya produksi sendiri, jadi saya bisa menjual melalui skema reseller dan yang jadi reseller bisa buat brand sendiri juga melalui produk saya.ā imbuh Dessy.
Namun demikian, ia tetap bersyukur dengan hasil yang didapatkan, jika dibandingkan dengan pengusaha lain yang sudah tutup. Di samping itu, ia tetap menjaga agar kualitas produknya tidak menurun selama pandemi. Ia menganggap bahwa kualitas juga menjadi aspek penting untuk menjaga keberlanjutan bisnis.
āUntuk semua urusan produksi juga saya sendiri yang memastikan quality control-nya, kebetulan saya ada (berbisnis) tekstilnya juga.Ā Jadi saya maksimalkan semua potensi dari hulu ke hilir, grosir dimakan, retail dimakan, tekstilnya di makan jugaā tuturnya.
Selajutnya, demi menjaga kualitas kebersihan, pelaku UMKM harus tetap menerapkan protokol kesehatan dalam menjalankan usaha ditengah pandemi ini. Menurutnya, menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah sangat panting.
“Inovasi ke produk, terus jangan lupa menerapkan SOP Covid-19ā ujarnya.
Memanfaatkan Peluang Bisnis Daring
Teknologi digital kini menjadi ladang kesempatan gratis bagi siapa saja yang ingin memaksimalkan potensi marketing dari sebuah produk. Bagi para perempuan pelaku UMKM, teknologi digital akan memberikan peluang bagi mereka untuk menembus pasar yang lebih luas. Terlebih di saat pandemi, teknologi digital ini juga akan lebih mempermudah perempuan pelaku UMKM melakukan promosi produk atau jasa secara lebih massif.
Adapun peluang digitalisasi UMKM ini yang belum banyak dimanfaatkan oleh pengusaha skala kecil menengah di Indonesia. Tercatat saat ini baru 13% UMKM di Indonesia yang melakukan digitalisasi.
Peluang tersebut yang ditangkap oleh Dessy saat memulai bisnisnya. Ia melihat perkembangan yang signifikan penggunaan internet dan sosial media di Indonesia. Ia kemudian menyadari bahwa peluang bisnis online cukup menjanjikan, sehingga pada 2013 ia mencetuskan warnawarni.oriĀ sebagai brand penjualan sekaligus akun penjualan di sosial media Instagram.
Dari melihat peluang digital tersebut itu, Dessy Indarti bisa sukses mengembangkan usaha pakaian muslimnya melalui berbagai akun sosial media dan marketplace. Akun penjualan yang kini aktif di sosial media Instagram yakni @warnawarni.ori.
Selain itu, perempuan lulusan S1 Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut berupaya untuk selalu konsisten dengan bisnis yang dijalaninya. Karena menurut dia, konsistensi adalah kunci agar bisnis tetap bisa berkembang dan bertahan. Ia juga menganggap bahwa sikap konsisten adalah keunggulan dalam menjalankan roda usaha.
āTentu saja setiap usaha pasti ada saja cobaan dan ujianya. Kalau saya selalu berusaha untuk konsisten dan terus harus belajar. Itu yang penting,ā pungkasnya mengakhiri sesi wawancara bersama Mudabicara.com.