Mengilhami Puisi Ibu D Zawawi Imron

Sastra1026 Dilihat

Mudabicara.com_ Puisi Ibu karya D Zawawi Imron ini sering kawan muda dengar pada peringatan hari Ibu Nasional. Zawawi Imron merupakan sosok sastrawan yang penuh kharismatik, Ia berasal dari  Sumenep, Madura, Jawa Timur

Meskipun hanya mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR). Zawawi Imron mampu mewarnai dunia sastra Indonesia. Pada tahun 1982 melalui perhelatan Temu Penyair 10 Kota yang di selenggarakan di Taman Ismail Marzuki karya-karyanya mulai dikenal.

BACA JUGA : MENGILHAMI PUISI DERAI-DERAI CEMARA CHAIRIL ANWAR

Salah satu karya terbaik D Zawawi Imron yakni Puisi berjudul Ibu.

Puisi Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting

hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan

lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi

aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera

sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala

sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru

dengan sajakku.

Dengan mengilhami puisi ibu, kita akan terbawa kedalam lamunan masa kecil yang penuh dengan belai kasih seorang ibu.

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting

hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

BACA JUGA : MENGILHAMI PUISI MUSEUM PERJUANGAN KUNTOWIJOYO

Dimanapun seorang anak berada meskipun sudah dewasa dan mandiri, dia tetap anak-anak bagi ibunya. Kasih Ibu akan tetap mengalir baginya meski jarak memisahkan.

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi

aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera

sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

 

Ibu adalah cakrawala pertama seorang anak mengenal dunia. Bila kasihmu ibarat samudera, sempit lautan teduh. 

Tulisan Terkait: