Mudabicara.com_ Bagi para pecinta sastra Indonesia siapa yang tidak mengenal sosok sastrawan WS Rendra. Seorang satrawan besar yang mampu mengkombinasikan kritik dan cinta dalam satuan diksi kata.
Bila angkatan 45 ada Chairil Anwar maka W.S Rendra tidak masuk satu angkatan pun dalam perkembangan sastra Indonesia. Pendiri Bengkel Teater ini memang seniman yang mahir dalam berbagai bidang. Selain mahir sebagai penyair dan dramawan, ia juga piawai sebagai aktor.
Lantas siapa W.S Rendra dan apa saja karya puisi cinta yang pernah ia ciptakan. Nah! kini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang beberapa karya puisi cinta W.S Rendra.
BACA JUGA : 9 Puisi Karya Chairil Anwar Yang Wajib Anak Muda Baca
Sekilas Tentang W.S Rendra
W.S Rendra adalah seorang sastrawan yang lahir di kota Solo pada 7 November 1935. Nama asli W.S Rendra adalah Willibrordus Surendra Broto.
Ayah dan ibunya bernama Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Rendra besar dalam suasana corak kombinasi kebudayaan Jawa dan katolik yang taat.
Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo adalah seorang pelaku dramawan tradisional dan seni drama. Selain itu ia juga bekerja sebagai salah satu guru bahasa di sekolah Katolik di Solo.
Bila W.S Rendra menjadi seorang seniman sebenarnya tak jauh dari latar belakang keluarganya yang juga seorang seniman. Ibunya pun adalah seorang penari serimpi di Istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Hal lain yang menunjang kemampuanya dalam berseni adalah ia tumbuh dan besar dalam keluarga nengrat Jawa yang tentu penuh dengan adat istiadat di setiap kegiatan keluarga.
BACA JUGA : Mengenang Perlawanan Wiji Thukul Lewat “Puisi Untuk Adik”
Misalnya dalam satu kegiatan keluarga ada adat istiadat untuk menembang secara spontan untuk anggota keluarga yang masih muda. Dari kegiatan inilah Bakat W.S Rendra mulai terasah.
Pendidikan W.S Rendra
Latar belakang pendidikan W.S Rendra dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas berada di Solo. Bakat sastrawan dan senimanya mulai tumbuh saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Kala itu, ia sudah mampu menulis berbagai karya mulai dari cerpen, puisi dan drama dan karya tersebut akan ditampilkan diberbagai ajang pentas seni sekolahnya.
Karya pertama yang tembus meja redaksi dimuat di majalah siasat kira-kira tahun 1952. Pasca itu maka secara berkala tulisan hasil karyanya banyak menghisai majalah-majalah di Indonesia.
Perjalananya W.S Rendra pun berpindah saat ia memutuskan pergi ke Yogyakarta dan menimba ilmu di Fakultas Sastra di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dengan berbagai macam kemampuan Rendra aktif mengikuti berbagai kegiatan teater di Kota Pelajar. Berbat keahliannya pada tahun tahun 1954 ia mendapat undangan dari Universitas Harvard untuk mengikuti seminar kesusastraan.
Meskipun undangan itu membuatnya meninggalkan bangku kuliah namun waktu yang menjawab W.S Rendra pun pada akhirnya mendapat gelar Doktor gelar Doktor Honoris Causa dari UGM.
Selain itu pada tahun 1964 Rendra mendapat beasiswa untuk belajar ilmu pengetahuan tentang drama dan seni tari dari American Academy of Dramatical Art (AADA).
BACA JUGA : Pembagian Sastra lama Indonesia, Macam dan Jenisnya
Salah satu sumbangsih besar W.S Rendra selain karyanya adalah salah kelompok teater bernama Bengkel Teater. Dari kelompok inilah lahir banyak sastrawan dan seniman salah satunya adalah Wiji Thukul.
Puisi-Puisi Cinta W.S Rendra
Sebagai seorang sastrawan ternama W.S. Rendra merupakan sosok yang piawai dalam meramu diksi kata-kata cinta. Lewat karya puisinya ia menerbitkan buku berjudul Puisi-puisi Cinta yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka.
Dalam buku tersebut terdapat tiga bagian yaitu Puber Pertama (1954-1958), Puber Kedua (1968-1977) dan Puber Ketiga (1992-2003). nKini mudabicara memberi 13 puisi cinta W.S Rendra saat Puber Pertama (1954-1958).
13 Puisi Cinta W.S Rendra
Bunga Gugur
Bunga gugur
di atas nyawa yang gugur
gugurlah semua yang bersamanya
Kekasihku.
Bunga gugur
di atas tempatmu terkubur
gugurlah segala hal ikhwal antara kita.
Baiklah kita ikhlaskan saja
tiada janji ‘kan jumpa di sorga
karena di sorga tiada kita ‘kan perlu asmara.
Asmara cuma lahir di bumi
(di mana segala berujung di tanah mati)
ia mengikuti hidup manusia
dan kalau hidup sendiri telah gugur
gugur pula ia bersama sama.
Ada tertinggal sedikit kenangan
tapi semata tiada lebih dari penipuan
atau semacam pencegah bunuh diri.
Mungkin ada pula kesedihan
itu baginya semacam harga atau kehormatan
yang sebentar akan pula berantakan.
Kekasihku.
Gugur, ya, gugur
semua gugur
hidup, asmara, embun di bunga –
yang kita ambil cuma yang berguna.
Kekasih
Kekasihku seperti burung murai.
Suaranya merdu.
Matanya kaca.
Hatinya biru.
Kekasihku seperti burung murai.
Bersarang indah di dalam hati.
Muraiku,
hati kita berdua adalah pelangi selusin warna.
Janganlah Jauh
Janganlah jauh
bagai bulan
hanya bisa dipandang.
Jadilah angin
membelai rambutku.
Dan kita nanti
akan selalu berjamahan.
Optimisme
Cinta kita berdua
adalah istana dari porselen.
Angin telah membawa kedamaian
membelitkan kita dalam pelukan.
Bumi telah memberi kekuatan,
kerna kita telah melangkah
dengan ketegasan.
Telah Satu
Gelisahmu adalah gelisahku.
Berjalanlah kita bergandengan
dalam hidup yang nyata,
dan kita cintai.
Lama kita saling bertatap mata
dan makin mengerti
tak lagi bisa dipisahkan.
Engkau adalah peniti
yang telah disematkan.
Aku adalah kapal
yang telah berlabuh dan ditambatkan.
Kita berdua adalah lava
yang tak bisa lagi diuraikan.
Dua Burung
Adalah dua burung
bersama membuat sarang.
Kami berdua serupa burung
terbang tanpa sarang.
Pahatan
Di bawah pohon sawo
idi atas bangku panjang
di bawah langit biru
di atas bumi kelabu
–Istirahlah dua buah hati rindu.
Temperamen
Batu kali
ditimpa terik matahari.
Betapa panasnya!
Ketika malam kembali membenam
kali pun tenteram.
Bulannya sejuk
dan air bernyanyi
tiada henti.
Jika kita marah
pada kekasih
selamanya
Kami Berdua
Karena sekolah kami belum selesai
kami berdua belum dikawinkan.
Tetapi di dalam jiwa
anak-cucu kami sudah banyak.
Kegemarannya
Pacarku gemar
mendengar aku mendongeng.
Dalam mendongeng selalu kusindirkan
bahwa aku sangat mencintainya.
Permintaan
Wahai, rembulan yang bundar
jenguklah jendela kekasihku!
Ia tidur sendirian,
hanya berteman hati yang rindu.
Rambut
Rambut kekasihku
sangat indah dan panjang.
Katanya,
rambut itu untuk menjerat hatiku.
Kangen
Pohon cemara dari jauh
membayangkan panjang rambutnya
maka aku pun kangen kekasihku.