10 Manfaat Belajar Sastra Untuk Anak Muda

Pendidikan1022 Dilihat

Mudabicara.com_ Manfaat belajar sastra untuk anak muda tentu sangat beragam. Selain sastra kaya akan aspek sosial, karya sastra juga mengandung hikayat untuk menjadi bahan refleksi pembacanya.

Melalui sastra kita akan mengetahui realitas zaman dengan kontemplatif. Karya sastra bisa juga berupa kritik, pujian dan satire. Sastra pun dapat membuat pembacanya nyaman karena fungsinya yang rekreatif.

Nah! kali ini mudabicara ingin mengulas lebih dalam manfaat belajar sastra untuk anak muda, selengkapnya baca ulasan kami berikut ini:

BACA JUGA : Pengertian Sastra, Fungsi dan Macamnya

Pengertian Sastra Menurut Para Ahli

1. Plato

Plato merupakan tokoh atau seorang filsuf dan matematikawan Yunani. Di samping itu dalam beberapa pemikirannya Plato juga berbicara tentang sastra. Menurut pandanganya sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (Mimesis) yang ada di dunia ini.

Bagi Plato, sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan yang lain. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.

2. Sapardi Djoko Damono

Sapardi merupakan salah satu tokoh atau sastrawan Indonesia. Ia memaparkan bahwa sastra adalah sebuah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium.

Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial yang terjadi di Masyarakat.

3. Mursal Esten

Mursal Esten adalah seorang akademisi, sastrawan, penulis serta budayawan Indonesia. Ia memandang Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Definisi yang dipaparkan oleh Mursal Esten ini juga tidak beda jauh dari pendapat Sapardi yang menekankan bahwa sastra merupakan gambaran kehidupan manusia.

BACA JUGA : Mengenang Perlawanan Wiji Thukul Lewat “Puisi Untuk Adik”

4. Terry Eagleton

Terry Eagleton merupakan salah satu tokoh sastra dan kritikus dari Inggris. Eagleton sendiri sudah banyak menulis buku, essai maupun artikel. Adapun karyanya dalam bentuk buku sendiri sudah sampai 50 Buku.

Menurut Eagleton sastra adalah sebuah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencacatkan bentuk bahasa harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjang tipiskan dam diterbalikan, dijadikan ganjil.

5. Henri Levebvre

Henri Levebvre adalah salah satu tokoh atau pemikir Marxis yang fokus untuk meluaskan pemikiran Marxis, meskipun demikian Lefebvre juga membahas sastra.

Menurut Levebvre sastra adalah deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki dimensi personal dan sosial sekaligus pengetahuan kemanusiaan yang sejajar dengan bentuk hidup itu sendiri.

6. Sumardjo dan Sumaini

Pengertian karya sastra menurut Sumardjo dan Sumaini memiliki deninisi yang lebih luas. Menurutnya sastra adalah seni berbahasa, karya sastra adalah ungkapan pikiran dengan menggunakan bahasa sebagai penghubung.

Baca Juga : Pengertian Sistem Pemerintahan, Macam dan Contohnya

Sumarjo dan Sumaini mengartikan sastra adalah kehidupan dalam sebuah inspirasi dan keindahan. Bagi mereka sastra adalah buku yang memuat perasaan manusia serta mengandung kebenaran dan kesucian moral.

Isi dalam buku tersebut berupa sentuhan, gambaran yang luas dan format yang sangat menawan.

Manfaat Belajar Sastra Untuk Anak Muda

1. Mengasah Keterampilan Berfikir kreatif

Dalam buku-buku sastra pada pra dan awal kemerdekaan banyak yang memuat pelajaran emansipasi, konflik, dan identitas. Bacaan-bacaan ini akan sangat membantu kita untuk berpikir kritis.

Seperti Buku-buku karya R.A. Kartini, Marah Rusli, dan Muhammad Yamin juga bisa menjadi bahan bacaan rujukan tema ini.

2. Menumbuhkan Jiwa Merdeka

Jika kita membaca karya-karya Pramoedya Ananta Toer, maka kita akan menemukan cerita perlawanan terhadap penjajahan dan penindasan. Salah satunya adalah Bumi Manusia yang beberapa waktu lalu diadaptasi menjadi film.

Dari buku tersebut, Pramoedya menghantam para penjajah dengan tulisan kritisnya yang ditulis di bilik penjara.

Dari semangat perlawan yang dituliskan Pramoedya secara tidak langsung juga akan menumbuhkan jiwa perlawanan dan merdeka para pembaca.

3. Menumbuhkan Semangat Kemanusiaan

Sastra sendiri juga tidak bisa lepas dari problem kemanusiaan yang terjadi pada masa yang dialami para penulisnya. Ahmad Tohari misalnya, saat menulis novel Ronggeng Dukuh Paruk untuk menggambarkan pelanggaran hak asasi manusia di bawah kekuasaan militer saat itu.

BACA JUGA : Apa Saja Istilah Dalam Karya Sastra, Ini Jawabanya?

4. Menguatkan Imajinasi

Penulis sastra selalu mengajak pembaca untuk berkeliling melintasi ruang dan waktu. Kita bisa mengikuti ragam alur persoalan kemanusiaan kebangsaan di Indonesia bahkan dunia dari waktu ke waktu dengan hanya dengan membaca sastra. Membaca sastra seperti kita menonton film layar lebar. Bahkan bisa lebih imajinatif.

5. Meningkatkan Kemampuan Menulis

Manfaat berikutnya yakni dengan belajar sastra akan meningkatkan kemampuan menulis kita. Setiap kita membaca buku, maka kita akan mendapatkan kosa kata dan framework baru.

Hal ini akan sangat membantu kita yang ingin belajar menulis. Semakin kita banyak membaca maka semakin banyak pula kosa kata yang terekam dalam memori otak kita.

6. Menguatkan Semangat Kebangsaan

Ketika kita membaca karya sastrawan Indonesia, kita akan menjadi lebih paham bagaimana problem dan perjuangan Indonesia dari masa ke masa.

Menikmati sastra sekaligus juga memahami sejarah bangsa lengkap dengan imajinasi yang menghibur, sehingga hal itu akan menguatkan semangat kebangsaan kita sebagai penerus bangsa.

7. Memperluas Bahasa

Manfaat berikutnya adalah dengan belajar sastra dapat memperluas bahasa, kenapa demikian. Karena ketika kita membaca karya sastra dari berbagai latar belakang dan berbagai macam persoalan. Alhasil kita akan menemukan banyak sekali bahasa-bahasa lain yang belum kita mengerti.

BACA JUGA : Resensi Buku Filsafat Sejarah Hegel

Dari sini kemudian, kita akan berupaya mencari tahu makna dan kemudian tanpa sadar kita akan menambah bahasa dalam diri kita sendiri sebagai sebuah ilmu dan pengetahuan baru.

8. Memberikan Kemampuan

Menganalisis secara mendalam karya sastra yang beredar banyak memiliki alur cerita unik dan sulit ditebak akhirnya.

Ketika semakin banyak membaca karya sastra maka kemampuan melakukan analisisi pun teruji. Tak lain karena seringnya membaca karya sastra yang rumit ini.

Sehingga pola pikir kita pun menjadi lebih tajam dan terbiasa melakukan berbagai analisis terhadap permasalahan yang dihadapi.

Dengan membaca karya sastra dapat membentuk karakter asli pada generasi muda. Sehingga nantinya bisa menjadi generasi bangsa dengan budi pekerti yang luhur. Serta menghargai perjuangan yang dilakukan oleh generasi pendahulu.

9. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi

Berkomunikasi tidak hanya dilakukan dengan mendengar dan berbicara saja. Akan tetapi komunikasi juga bisa dilakukan secara tertulis.

Dalam sastra, seseorang akan mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lugas dan kosa kata yang beragam.

10. Menjadikan Manusia Memiliki Rasa Empati Tinggi

Seseorang yang sering membaca sebuah karya sastra, akan merasakan berbagai permasalahan kemanusiaan yang terjadi. Kebiasaan membaca semacam ini juga secara tidak langsung akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA : Pengertian Unsur Intrinsik, Macam dan Contohnya

Sehingga mereka menjadi lebih peka dan muda berempati terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar maupun berempati kepada manusia yang lain.

 

 

Tulisan Terkait: