Mudabicara.com_ Kapitalisme merupakan salah satu Ideologi politik ekonomi yang sering kita dengar saat di kampus. Banyak mahasiswa berdiskusi tentang apa itu kapitalisme baik pengertian dan ciri-cirinya.
Selain sebagai ideologi politik, kapitalisme menjadi dasar kehidupan sosial-politik hari ini, penasaran apa itu kapitalisme, simak ulasan mudabicara berikut ini:
Apa Itu Kapitalisme?
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang muncul di Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 di mana perusahaan swasta, bukan negara, yang mengendalikan perdagangan dan industri.
Baca Juga : Apa Itu Anarkisme? Pengertian dan Cirinya
Kapitalisme diorganisasikan berdasarkan konsep modal (kepemilikan dan kendali atas alat-alat produksi oleh mereka yang mempekerjakan pekerja untuk memproduksi barang dan jasa).
Dalam praktiknya, hal ini menciptakan perekonomian yang dibangun di atas persaingan antara perusahaan swasta yang berupaya mendapatkan keuntungan dan perkembangan usaha.
Kepemilikan pribadi dan kepemilikan sumber daya merupakan aspek kunci dalam perekonomian kapitalis.
Dalam sistem ini, perorangan atau korporasi (dikenal sebagai kapitalis) memiliki dan mengendalikan mekanisme perdagangan dan alat produksi (pabrik, mesin, bahan, dan lain-lain, yang diperlukan untuk produksi).
Dalam kapitalisme “murni”, dunia usaha bersaing untuk menghasilkan produk yang semakin baik, dan persaingan mereka untuk mendapatkan pangsa pasar terbesar berfungsi untuk menjaga agar harga tidak naik.
Tokoh yang membawa narasi kapitalisme adalah Karl Marx,seorang sosialis revolusinoner asal Jerman. Oleh karena itu, kapitalisme subur sebagai narasi karena tumbuh di saat industrialisasi.
Dalam sistem kapitalisme para pekerja yang hanya memiliki tenaga makan tenaga itulah yang mereka jual kepada kapitalis dengan imbalan upah.
Dalam kapitalisme, tenaga kerja diperjualbelikan seperti sebuah komoditas, sehingga menjadikan pekerja dapat dipertukarkan. Dengan kata lain sistem ini merupakan sistem eksploitasi tenaga kerja.
Hal ini berarti, dalam pengertian yang paling mendasar, bahwa mereka yang memiliki alat-alat produksi memperoleh nilai lebih dari mereka yang bekerja dibandingkan dengan apa yang mereka bayarkan untuk tenaga kerja tersebut (inilah inti dari keuntungan dalam kapitalisme).
Kapitalisme versus Perusahaan Bebas
Meskipun banyak orang menggunakan istilah “kapitalisme” untuk merujuk pada usaha bebas, kata tersebut memiliki definisi yang lebih berbeda dalam bidang sosiologi.
Para ilmuwan sosial memandang kapitalisme bukan sebagai suatu entitas yang berbeda atau terpisah, melainkan sebagai bagian dari sistem sosial yang lebih besar.
Kapitalisme secara langsung mempengaruhi budaya, ideologi (cara orang melihat dunia dan memahami posisi mereka di dalamnya), nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma, dan hubungan antara kapitalisme dan kapitalisme. masyarakat, institusi sosial, dan struktur politik dan hukum.
Baca Juga : Apa Itu Absolutisme? Pengertian, Ciri dan Contohnya
Ahli teori terpenting yang menganalisis kapitalisme adalah Karl Marx (1818–1883), filsuf Jerman abad ke-19 yang teori ekonominya diuraikan dalam multivolume “Das Kapital” dan “The Communist Manifesto” (ditulis bersama Friedrich Engels, 1820 –1895).
Marx mengembangkan konsep teoretis tentang basis dan suprastruktur , yang menggambarkan hubungan timbal balik antara alat produksi (alat, mesin, pabrik, dan tanah), hubungan produksi (kepemilikan pribadi, modal, dan komoditas), dan kekuatan budaya yang mendasarinya seperti politik, hukum, budaya, dan agama.
Dalam pandangan Marx, berbagai unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata lain, tidak mungkin mengkaji satu elemen pun—budaya, misalnya—tanpa mempertimbangkan konteksnya dalam struktur kapitalis yang lebih besar.
Ciri-Ciri Kapitalisme
Sistem kapitalis memiliki beberapa komponen inti:
1. Kepemilikan Individu
Kapitalisme dibangun di atas pertukaran bebas tenaga kerja dan barang, yang tidak mungkin terjadi dalam masyarakat yang tidak menjamin hak siapa pun untuk memiliki properti pribadi.
Hak milik juga mendorong para kapitalis untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya mereka, yang pada gilirannya mendorong persaingan di pasar.
2. Motif keuntungan
Salah satu gagasan utama kapitalisme adalah bahwa bisnis ada untuk menghasilkan uang atau menghasilkan keuntungan yang meningkatkan kekayaan pemiliknya.
Untuk melakukan hal ini, bisnis berupaya meminimalkan biaya modal dan produksi serta memaksimalkan penjualan barang mereka. Pendukung pasar bebas percaya bahwa motif keuntungan mengarah pada alokasi sumber daya terbaik.
Baca Juga : Apa Itu Populisme? Pengertian, Ciri dan Contohnya
3. Persaingan pasar
Dalam perekonomian kapitalis murni (berlawanan dengan perekonomian komando atau perekonomian campuran), perusahaan swasta bersaing satu sama lain untuk menyediakan barang dan jasa.
Persaingan ini diyakini dapat mendorong para pemilik usaha untuk menciptakan produk-produk inovatif dan menjualnya dengan harga yang kompetitif.
4. Buruh
Di bawah kapitalisme, alat-alat produksi dikendalikan oleh sekelompok kecil orang. Mereka yang tidak mempunyai sumber daya ini tidak punya apa-apa selain waktu dan tenaga mereka sendiri.
Akibatnya, masyarakat kapitalis mempunyai persentase pekerja berupah yang jauh lebih tinggi dibandingkan pemilik.
Sosialisme vs Kapitalisme
Kapitalisme telah menjadi sistem ekonomi dominan di dunia selama beberapa ratus tahun. Sistem ekonomi yang bersaing adalah sosialisme, yang alat produksinya dikendalikan oleh masyarakat secara keseluruhan, biasanya melalui proses demokratis.
Para pendukung sosialisme percaya bahwa model ini, dengan menggantikan kepemilikan pribadi dengan kepemilikan kooperatif, akan mendorong distribusi sumber daya dan kekayaan yang lebih adil.
Salah satu cara untuk mencapai distribusi tersebut adalah melalui mekanisme seperti dividen sosial, yaitu pengembalian investasi modal yang dibayarkan kepada seluruh anggota masyarakat dan bukan kepada sekelompok pemegang saham tertentu.