Keindahan Masjid Agung Tuban, Ikonik Islam Pesisir Pantai Utara

Esai1013 Dilihat

Mudabicara.com_ Para wisatawan yang seringkali berkunjung ke Kabupaten Tuban, pasti sudah tidak asing lagi bukan mendengar nama Masjid Agung Tuban?. Hampir semua orang yang telah berkunjung mengagumi keelokan bangunan yang berdiri tepat di barat alun-alun Tuban.

Di samping memiliki arsitektur yang indah, masjid ini juga menyimpan sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan dakwah yang dilakukan Sunan Bonang di Kabupaten Tuban.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sejarah Untuk Anak Muda

Untuk itu menarik untuk dibahas bukan sejarah Masjid Agung Tuban dan apa yang menjadi daya tarik sehingga para wisatawan dapat terpikat dengan kemegahan dan keindahan masjid tersebut.

Kini mudabicara ingin mengulas lebih dalam mengenai sejarah kokohnya bangunan bersejarah yang menjadi salah satu ikonik Islam di Kabupaten Tuban.

Daya Tarik Masjid Agung Tuban 

Masjid Agung Tuban berada di jantung kota tepatnya barat alun-alun Tuban. Kawasan masjid tersebut merupakan salah satu kawasan strategis wisata karena berdekatan dengan wisata religi Sunan Bonang, Goa Akbar, dan Pantai Boom.

Letak yang strategis tersebut membuat masyarakat mudah menemukan lokasinya. Kini tidak hanya masyarakat sekitar saja yang terpikat akan kemegahan dan keindahan Masjid Agung Tuban. Namun masyarakat dari berbagai daerah bahkan luar provinsi juga turut berkunjung.

Fenomena ini dampak dari perkembangan sektor pariwisata. Rute para peziarah biasanya bermula dari Makam Sunan Bonang kemudian mampir berkunjung ke Goa Akbar dan diakhiri menunaikan shalat di masjid sembari beristirahat.

Selain itu para peziarah bisa mlipir ke Pantai Boom yang lokasinya juga masih berdekatan. Sejarah mencatat pantai ini dulunya merupakan pelabuhan penting pada masa keemasan kerajaan Majapahit.

BACA JUGA : Mengenang Perlawanan Wiji Thukul Lewat “Puisi Untuk Adik”

Gaya Arsitektur Masjid

Di samping letaknya yang strategis Masjid Agung Tuban juga memiliki arsitektur yang indah dengan perpaduan antara arsitektur Kolonial, Timur Tengah, dan Tropis Lembab. Nuansa Islami kental di dalamnya sehingga memiliki kesan monumental, megah, dan kokoh, serta mewah.

Pemilihan gaya menyesuaikan dengan kondisi alam Tuban yang tropis  dan lembab karena lokasinya di tepi Pantai Utara Laut Jawa.

Terdapat berbagai macam ornamen yang terukir indah pada tembok bangunan dan memiliki enam menara dengan susunan dua menara utama dan empat menara penunjang. Menara berfungsi sebagai pendukung bangunan utama masjid sekaligus menyajikan simbol keagungan dan kemegahan.

Adapun model menara seperti model menara khas daerah Timur Tengah. Selain itu, Masjid Agung Tuban memiliki lima kubah dengan satu kubah utama dan empat kubah lainnya di bagian kiri dan kanan.  Warna kubah bervariasi sehingga menambah keunikan tersendiri di tambah dengan kombinasi warna biru dan kuning menyala.

Hal tersebut yang menjadikan kubah dan menara pada masjid agung Tuban memiliki keindahan yang luar biasa, terlebih saat malam hari. Citra keindahan akan semakin kuat dengan adanya empat payung yang terletak di halaman masjid yang mana masjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Semarang.

BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Geografi Untuk Anak Muda

Suasana Masjid Tuban

Suasana malam masjid agung Tuban sangat syahdu. Perpaduan cahaya temaram menambah kekhidmatan para pengunjung saat datang ke masjid. Bahkan banyak orang menyebutnya negeri 1001 malam.

Selain melaksanakan ibadah, para pengunjung tak mau menghilangkan momen indah dengan berswafoto sembari beristirahat.

Fenomena di atas secara tidak langsung seakan-akan membuat citra masjid sebagai objek wisata namun pada dasarnya hal itu tidak mengubah fungsi utama masjid yakni tempat ibadah.

Para pengurus masjid membuat peraturan terkait adab ketika di kawasan masjid salah satunya tidak diperbolehkan mengambil foto tempat sakral di lingkungan masjid. Harapannya dengan peraturan ini ketertiban dan kekhusukan ibadah para pengunjung tidak terganggu.

Sebab para pengunjung Masjid Agung Tuban ini sebagian besar adalah para peziarah makam Sunan Bonang. Dan tentu tujuan utama mereka adalah ibadah (ziarah) bukan semata-mata rekreasi.

Sejarah Masjid Agung Tuban

Masjid yang berdiri kokoh di tengah-tengah kota tersebut tidak lepas dari sejarah panjang. Konon keberadaan Masjid sudah ada sejak zaman Wali Songo yakni masa Sunan Bonang menyiarkan agama Islam di Kabupaten Tuban.

Bentuk bangunan pada masa sekarang ini bukan bentuk aslinya, bangunan masjid sudah mengalami beberapa kali pemugaran.

Masjid Agung Tuban berdiri pada tanggal 29 Juli 1894 oleh Raden Tumengung Koesoemodikdo. Ia merupakan Bupati Tuban pada masa itu.Pernyataan ini berdasarkan adanya peninggalan berupa prasasti yang terdapat pada tiang bagian depan bangunan masjid.

Namun sebelumnya sudah ada cikal bakal masjid yang terletak di bagian barat masjid yang berdiri sekarang ini. Semasa Sunan Bonang berdakwah masjid ini digunakan untuk beribadah serta aktivitas dakwah.

BACA JUGA : Pengertian Sosiologi, Ciri dan Fungsinya

Pendirian masjid merupakan kebutuhan dimana masyarakat Tuban waktu itu sudah banyak memeluk agama Islam. Pembangunan masjid dengan gotong royong bahkan bahan bangunan dan material pun berasal dari swadaya masyarakat.

Pada awal bediri bentuk bangunan sangat sederhana namun bergaya kolonial. Arsitek pembanguan masjid adalah Toewan Opzhter B.O.W.

Pemugaran Masjid Besar Tuban

Selama ini Masjid Agung Tuban sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran pertama kali sekitar tahun 1960 sampai 1987 kemudian diresmikan oleh Trimarjino Wakil Gubernur K.D.H TK I Jawa Timur.

Bukti otentiknya dapat kita lihat di prasasti pada tiang penyangga depan masjid.Berikutnya pemugaran pada bangunan bagian kiri dan kanan yang bertujuan untuk memperindah bentuk masjid.

Pada tahun 2004 Bupati Haeny Relawati Widyastuti melakukan pemugaran total. Salah satu tujuanya adalah untuk memperbesar kapasitas masjid.

Pasca pemugaran masjid menjadi dua lantai. Ada beberapa tambahan bangunan antara lain penambahan sayap kiri, kanan, enam menara, lima kubah, dan kolam air mancur. Pemugaran selesai pada 18 Februari 2006 dan diresmikan oleh M. Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden RI saat itu.

Pada tahun  2016, Bupati Fathul Huda melakukan penyempurnaan dengan menambahkan empat payung di bagian halaman masjid serta menghilangkan air mancur di depan masjid.

Pemugaran yang dilakukan bukan semata untuk nilai kemegahan dan keindahan Masjid Agung Tuban. namun sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.

BACA JUGA : Mengenang Ahmad Syafii Maarif, Anak Kampung dan Kemerdekaan Bangsa

Ikonik Islam Di Pesisir Utara

Masjid Agung Tuban ini merupakan salah satu ikonik Islam di pesisir pantai utara khususnya kabupaten Tuban. Keberadaannya sebagai bangunan bersejarah dapat tercermin dari bentuknya.

Misalnya enam menara dapat berarti enam rukun iman dan lima kubah berarti lima rukun Islam. Selain itu empat payung juga dapat berarti melambangkan empat Khulafaur Rosyidin.

Masjid Agung Tuban ini mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin komplek, dimana mampu memberikan solusi di setiap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Tidak hanya mengalami perkembangan fisik saja namun juga pada bagian fungsi yang semakin meluas. Pada awal pendiriannya hanya sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan.

Kini Masjib Agung Tuban sudah menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan seperti pada bidang pendidikan dan bidang sosial-ekonomi.

 

Tulisan Terkait: