Mudabicara.com_ Puisi Amir Hamzah merupakan salah satu puisi yang populer di masa perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan. Hal tersebut tak lain karena Amir Hamzah termasuk salah satu satrawan angkatan Poedjangga Baroe.
Sebuah angkatan sastrawan yang muncul pada tahun 1933 di bawah pimpinan Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane. Selain seorang sastrawan, tokoh yang bernama asli Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera juga masuk sebagai sosok pahlawan Nasional Indonesia.
Oleh karena itu, puisi Amir Hamzah merupakan puisi yang wajib anak muda baca sebagai bahan kontemplasi dalam menjalani hidup sehari-hari. Berikut ulasan puisi Amir Hamzah selengkapnya.
Baca Juga : Mengenal Sosok Ismail Marzuki dan Karyanya
Sekilas Tentang Amir Hamzah
Tengku Amir Hamzah merupakan sosok sastrawan yang lahir dari keluarga bangsawan Melayu Kesultanan Langkat di Sumatera Utara. Ia lahir pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Sumatera Timur.
Latar belakang pendidikan Amir Hamzah bermula HIS Tanjungpura dan melanjutkan sekolah Christelijk MULO di Medan namun pada kelas 2 dan akan naik ke kelas 3, Hamzah pindah ke Jakarta (dulu Batavia).
Baca Juga : Mengenal Chairil Anwar, Sastrawan Besar Indonesia
Namun kepindahannya pun tak menyurutkan semangat belajarnya dan Amir Hamzah meluluskan sekolah MULO pada 1927 di Jakarta. Pasca lulus dari MULO Amir Hamzah mendaftar di AMS Solo dengan jurusan Sastra Timur.
Pada saat menjalani pendidikan di Solo, orang tua Amir Hamzah meninggal dunia namun pendidikannya tetap berlanjut atas bantuan pamannya bernama Sultan Mahmud yang saat itu menjadi Sultan Langkat.
Kini Tengku Amir Hamzah yang terkenal dengan nama pena Amir Hamzah terkenal dengan julukan Raja Penyair Pujangga Baru. Tercacat Amir Hamzah telah menulis sebanyak 50 puisi, 18 potongan puisi prosa, 12 artikel, empat cerita pendek, tiga koleksi puisi, dan satu buku karya asli.
Berkat karya dan gerakan revolusi sosial di Sumatera Timur, Tengku Amir Hamzah dinobbatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
13 Puisi Amir Hamzah Yang Wajib Anak Muda Baca
Baca Juga : 10 Puisi Rivai Apin Yang Wajib Anak Muda Baca
1. Puisi Amir Hamzah : Padamu Jua
Padamu Jua
2. Puisi Amir Hamzah: Sebab Dikau
Sebab Dikau
Kasihkan hidup sebab dikau
segala kuntum mengoyak kepak
membunga cinta dalam hatiku
mewangi sari dalam jantungku
Hidup seperti mimpi
laku lakon di layar terkelar
aku pemimpi lagi penari
sedar siuman bertukar-tukar
Maka merupa di datar layar
wayang warna menayang rasa
kalbu rindu turut mengikut
dua sukma esa-mesra –
Aku boneka engkau boneka
penghibur dalang mengatur tembang
di layar kembang bertukar pandang
hanya selagu, sepanjang dendang
Golek gemilang ditukarnya pula
aku engkau di kotak terletak
laku boneka engkau boneka
penyenang dalang mengarak sajak.
Baca Juga : 13 Puisi Asrul Sani Yang Wajib Anak Muda Baca
3. Puisi Amir Hamzah: Taman Dunia
Taman Dunia
4. Puisi Amir Hamzah Berjudul : Kerana Kasihmu
Kerana Kasihmu
Kerana kasihmu
Engkau tentukan
sehari lima kali kita bertemu
Aku inginkan rupamu
kulebihi sekali
sebelum cuaca menali sutera
Berulang-ulang kuintai-intai
terus menerus kurasa-rasakan
sampai sekarang tiada tercapai
hasrat sukma idaman badan
Pujiku dikau laguan kawi
datang turun dari datukku
di hujung lidah engkau letakkan
piatu teruna di tengah gembala
Sunyi sepi pitunang poyang
tidak merentak dendang dambaku
layang lagu tiada melangsing
haram gemercing genta rebana
Hatiku, hatiku
hatiku sayang tiada bahagia
hatiku kecil berduka raya
hilang ia yang dilihatnya.
Baca Juga : 13 Puisi Ajip Rosidi yang Wajib Anak Muda Baca
5. Puisi Amir Hamzah: Do’a Poyangku
Doa Poyangku
6. Puisi Amir Hamzah: Permainanmu
Permainanmu
kau keraskan kalbunya
bagi batu membesi benar
timbul telangkaimu bertongkat urat
ditunjang pengacara petah fasih
Di hadapan lawanmu
tongkatnya melingkar merupa ular
tangannya putih , putih penyakit
kekayaanmu nyata terlihat terang
Kakasihmu ditindasnya terus
tangan tapi bersembunyi
mengunci bagi pateri
kalbu ratu rat rapat
Kau pukul raja-dewa
sembilan cambuk melecut dada
putera mula penganti diri
pergi kembali ke asal asli.
Bertanya aku kekasihku
permainan engkau permainkan
kau tulis kau paparkan
kausampaikan dengan lisan
Bagaimana aku menimbang
kaulipu lipatkan
kau kelam kabutkan
kalbu ratu dalam genggammu
Kau hamparkan badan
di tubir bibir penaka durjana
jadi tanda di hari muka
Bagaimana aku menimbang
kekasihku astana sayang
ratu restu telaga sempana
kekasihku mengunci hati
bagi tali disimpul mati.
Baca Juga : 13 Puisi Taufiq Ismail Yang Wajib Anak Muda Baca
7. Puisi Amir Hamzah: Sunyi
Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
Kudatangi gelanggang tempat menyebung
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa…
Teruslah aku perlahan-lahan
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.
Kudengar bangsi memanggil-manggil
tersedu-sedu, dayu mendayu
tersalah aku diri terpencil
badan dilambung gelombang rindu.
Duduklah aku bertopang dagu
merenung kupu mengecup bunga
lenalah aku sementara waktu
dalam rangkum kenangan lama.
Rupanya teja serasa kulihat
suaramu dinda rasakan kudengar
dinda bersandar duduk bersikat
aku mengintip ombak berpendar.
Imbau gelombang menyembahkan lagu
kepada bibirmu kesumba pati
fikiranku melayang ke padang rindu
walaupun dinda duduk di sisi.
8. Puisi Amir Hamzah: Harum Rambutmu
Harum Rambutmu
Kupatah tangkai kusuma kukucup
kendati mencari wangi asli
cempaka tinggal tergulai lampai
sayang tanganku hendak mencapai.
Teja! hanya cempaka ditayang daun
aneka bunga menutup bumi
impian lama datang mengalun
kerana kusuma kenangan diri.
harum rambutmu terasa ada
dalam bunga duduk tersembunyi
suma mana ratna mulia
kanda sibuk tengah mencari.
Pohon rendah dinaungi kemuning
puteri dilindungi payung kembang
bunga adinda kencana ramping
irama kusuma abang seorang.
Wangi tertebar membawaku ragu
mengembang abang ke hari lampau
harum sepadan wangi rambutmu
kalau terurai kita bergurau.
Melur! duta rindu di purnama raya
kawan sendu di sunyi malam
ratna rupa di hulu kemala
penambah manis jiwa pendiam.
Baca Juga : 13 Puisi Kuntowijoyo Yang Wajib Anak Muda Baca
9. Puisi Amir Hamzah: Dalam Matamu
Dalam Matamu
Tanahku sayang berhamparkan daun
bersinar cahaya lemah gemilang
dari jauh datang mengalun
suara menderu selang-menyelang
Renggang rapat berpegang jari
kita mendaki bukit tanahmu
dinda berkhabar bijak berperi
kelu kanda kerana katamu.
Berhenti kita sejurus lalu
berdekatan duduk sentosa semata
hatiku sendu merindu chumbu
kesuma sekaki abang kelana.
Hilang himpau air terjun
bunga rimba bertudung lingkup
kanda memangku sekar suhun
lampai permai mata tertutup.
Remuk redam duka di dada
di hanyutkan arus dewa bahagia
menjelma kanda di bibir kesumba
rasa menginyam madu swarga.
Dalam matamu tenang sentosa
kanda memungut bunga percaya
japamantera di kala duka
pelerai rindu di malam cuaca.
Dalam matamu jernih bersih
kanda kumpulkan mutiara cinta
akan tajuk mahkota kasih
kanda sembahkan kepada bonda.
10. Puisi Amir Hamzah: Senyum Hatiku, Senyum
Senyum hatiku, Senyum
Senyum hatiku, senyum
gelak hatiku, gelak
dukamu tuan, aduhai kulum
walaupun hatimu, rasakan retak.
Benar mawar kembang
melur mengirai kelopak
anak dara duduk berdendang
tetapi engkau, aduhai fakir, dikenang orang
sekalipun tidak.
Kuketahui, terkukursulang menyulang
murai berkicau melagukan cinta
tetapi engkau aduhai dagang
umpamakan pungguk merayukan purnama.
Sungguh matahari dirangkum segara
purnama raya di lingkung bintang
tetapi engkau, aduhai kelana
siapa mengusap hatimu bimbang?
Diam hatiku , diam
cubakan ria, hatiku ria
sedih tuan, cubalah pendam
umpama disekam, api menyala.
Mengapakah rama-rama boleh bersenda
alun boleh mencium pantai
tetapi beta makhluk utama
duka dan cinta menjadi selampai ?
Senyap, hatiku senyap
adakah boleh engkau merana
sudahlah ini nasip yang tetap
engkau terima di pangkuan bonda.
Baca Juga : 22 Puisi Wiji Thukul Yang Wajib Anak Muda Baca
11. Puisi Amir Hamzah: Hanya Satu
Hanya Satu
Timbul niat dalam kalbumu.
Terbang hujan, ungkai badai
Terendam karam
Runtuh ripuk tamanmu rampak
Manusia kecil lintang pukang
Lari terbang jatuh duduk
Air naik tetap terus
Tumbang bungkar pokok purba
Terika riuh redam terbelam
Dalam gagap gempita guruh
Kilau kilat membelah gelap
Lidah api menjulang tinggi
Terapung naik Jung bertudung
Tempat berteduh nuh kekasihmu
Bebas lepas lelang lapang
Di tengah gelisah, swara sentosa
Bersemayam sempana di jemala gembala
Juriat julita bapaku iberahim
Keturunan intan dua cahaya
Pancaran putera berlainan bunda
Kini kami bertikai pangkai
Di antara dua, mana mutiara
Jauhari ahli lalai menilai
Lengah langsung melewat abad
Aduh kekasihku
padaku semua tiada berguna
Hanya satu kutunggu hasrat
Merasa dikau dekat rapat
Serpa musa di puncak tursina.
12. Puisi Amir Hamzah: Berdiri Aku
Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyeduk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas.
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
dimabuk wama berarak-arak.
Dalam rupa maha sempuma
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Baca Juga : 13 Puisi Cinta W.S Rendra Yang Wajib Anak Muda Baca
13. Puisi Amir Hamzah: Kamadewi
Kamadewi
Kembali pula engkau datang
kepadaku di waktu sekarang
tengah menjadi permainan gelombang
gelombang terberai di bunga karang.
Lah lama kau kulupakan
lah lampau bagi kenangan
lah lenyap dari pandangan
Tetapi sekarang apatah mula
apakah sebab, aduhai bonda
ia datang menyusupi beta?
Kau ganggu hati yang reda
kau kacau air yang tenang
kau jagakan dewi asmara
kau biarkan air mata berlinang…
O, asmara kau permainkan aku
laguan kasih engkau bisikkan
gendang kenangan engkau palu
dari kelupaan aku, engkau sentakkan.
Pujaan mana kau kehendaki
persembahan mana kau ingini
aduhai angkara Asmara dewi.
Gelak sudah beta sembahkan
cinta sudah tuan putuskan
apatah lagi dewi harapkan
pada beta duka sampaian…
kamadewi! gendewamu bermalaikan seroja
puadai padma seraga
tetapi aku sepanjang masa
duduk di atas hamparan duka!
Kamadewi! tiadakah tuan bertanyakan nyawa?
Sekian penjelasan mengenai puisi Amir Hamzah, terima kasih telah mengunjungi portal website mudabicara. Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share artikel ini ya!. Selamat membaca!
baca juga : Harga Cetak Banner Per Meter Terbaru