Mengenal Teori Fungsionalisme Emile Durkheim

Sosok Inspiratif3120 Dilihat

Mudabicara.com_Ā Teori fungsionalisme merupakan salah satu teori yang dicetuskan oleh seorang tokoh sosiologi besar bernama Emile Durkheim. Sebagai sosok guru besar ilmu sosial pertama di Perancis, Emile Durkheim menulis beberapa teori sosial yang masih berpengaruh hingga era milenial kini.

Selain teori fungsionalisme Durkheim juga mencetuskan beberapa teori diantaranya teori fakta sosial dan teori pembagian kerja. Di samping itu ia juga meneliti tentang korelasi fenomena bunuh diri dengan fakta sosial yang menjadi salah satu perbincangan hangat danĀ  kontroversial akhir abad awal abad ke-19.

BACA JUGA : Mengenal Teori Fakta Sosial Emile Durkheim

Nah! Kali ini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang apa itu teori fungsionalisme?, Apa sebenarnya teori fungsionalisme? dan apa pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu sosial?. Selengkapnya simak ulasan berikut ini:

Awal Mula Teori Fungsionalisme

Teori fungsionalisme atau sering disebut juga teori struktural fungsional merupakan salah satu teori yang masih menjadi pembahasan dalam kajian ilmu sosial hingga saat ini.

Dalam sosiologi, teori fungsionalisme fokus pada gagasan bahwa masyarakat terdiri dari berbagai faktor dan sistem yang membentuknya sebagai satu kesatuan.

Dalam artikel berjudul “Teori-teori Sosiologi Hukum Fungsional Struktural” (Juni 2018) menyatakan bahwa teori fungsionalisme mengacu pada peran masyarakat dalam skala yang lebih besar daripada peran masyarakat sebagai individu dalam suatu komunitas.

Teori ini bermula dari para pemikir aliran positivisme. Seorang sosiolog sekaligus bapak sosiologi modern, Auguste Comte. Ia merupakan salah satu pemikir motor pengerak lahirnya teori fungsionalisme.

Di samping itu tokoh lain yang berjasa adalah bapak darwinisme sosial yaitu Herbet Spencer

Pada prinsipnya asumsi dasar teori ini berasal dari padangan seorang tokoh Thomas Hobe yang menyatakan Homo Homini Lupus yang berarti Manusia adalah serigala bagi sesama manusianya.

Pernyataan Hobe memberi lecutan semangat para pemikir sosial mengkaji tentang bagaimana menciptakan sebuah tatanan yang teratur antar sesama manusia.

Pada awalnya Comte, mengembangkan analogi mengenai organisme kemudian dikembangkan oleh Herbert Spencer sebagai pemikiran mengenai persamaan organisme atau requisite functionalism.

Sementara itu, kehidupan manusia memiliki berbagai macam perbedaan baik perilaku, tujuan dan maksud. Alhasil keadaan tersebut memerlukan teori ataupun pendekatan agar tercapai masyarakat yang memiliki keteraturan sosial.

Pijakan awal ketertarikan Emile Durkheim meneliti perilaku masyarakat adalah saat ia mempelajari pendekatan Comte dan Spencer mengenai organisme.

BACA JUGA : Mengenal Teori Perubahan Sosial Ibnu Khaldun

Pandangan organisme menilai masyarakat sebagai organisme biologis memiliki organ-organ yang saling terkait dan memiliki kergantungan satu dengan yang lain. Ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tetap dapat bertahan hidup.

Herbet Spencer menilai ilmu sosial tentang transformasi masyarakat memiliki kecenderungan yang sama. transformasi masyarakat harus berdasarkan ilmu pengetahuan kehidupan sebab masyarakat merupakan entitas yang saling terhubung satu sama lain.

Oleh karena itu Durkheim mencoba untuk menjelaskan fungsi masyarakat yang berbeda-beda tersebut agar tercapai sebuah kestabilan atau keteraturan sosial melalui teori yang ia sebut teori fungsionalisme.

Teori Fungsionalisme Emile Durkheim

Teori fungsionalisme merupakan teori murni sosiologi yang membahas tentang peran masyarakat dalam ruang lingkup sosial. Titik awal teori fungsionalisme adalah peran masyarakat secara komunal bukan peran masyarakat secara individu.

Teori ini menyatakan bahwa masyarakat terbentuk dari berbagai macam faktor dan sistem yang saling berkaitan satu sama lain.

Secara jelas teori fungsionalisme menjabarkan secara teknis tentang masyarakat yang memiliki sistem, subsistem dan faktor yang saling terkait serta memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda.

Fungsi dan peran yang berbeda-beda ini menyebabkan masyarakat harus berkerjasama dan memiliki ketergantungan satu sama lain agar tercipta keteraturan sosial.

BACA JUGA : Mengenal Teori Hukum Tiga Tahap Auguste Comte

Emile Durkheim menjelaskan masyarakat merupakan satu kesatuan yang mana di dalam masyarakat terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Perbedaan fungsi tersebut memiliki tujuan agar sistem berjalan dengan berimbang.

Masyarakat dalam teori fungsional dibayangkan sebagai satu kesatuan subsistem yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Keterkaitan antar masyarakat bersifat fungsional dan interdependensi, ada satu bagian yang berhenti berfungsi maka akan berpengaruh terhadap fungsi yang lain.

Artinya jika ada salah satu bagian masyarakat yang goyah dan secara tiba-tiba berubah maka akan berpengaruh terhadap masyarakat yang lain.

Di lansir dari ThoughtCo Setiap komponen masyarakat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Sistem atau komponen masyarakat akan diganti dengan sistem baru ketika sistem atau komponen tersebut hilang.

Keluarga, pemerintah, ekonomi, pendidikan, media, dan agama adalah beberapa faktor yang dapat mendefinisikan teori fungsionalisme dalam sosiologi.

Selain itu, teori fungsionalisme dianggap sebagai teori masyarakat yang berfokus pada nilai stabilitas publik. Beberapa tindakan yang dapat mengganggu struktur masyarakat.

Masyarakat mungkin dipaksa untuk beradaptasi untuk menyesuaikan diri sehingga kestabilan kembali. Ketika sistem tidak berfungsi dengan benar, sebuah masalah sosial muncul, yang mendorong perubahan sosial di masyarakat.

Kritik Terhadap Teori Evolusi

Secara alur sejarah teori fungsionalime lahir sebagai kritik terhadap teori evolusi yang dikembangkan oleh Robert Merton dan Talccot Parsons.

Robert Merton dan Parsons berpandangan masyarakat layaknya organ tubuh sehingga ada mekanisme fungsional antar masyarakat. Mekanisme fungsional berfungsi sebagai stabilitas agar tercapai pertumbuhan masyarakat secara seimbang.

Namun teori fungsional Emile Durkheim menjelaskan bahwa masyarakat memiliki banyak sistem dan subsistem misalnya pendidikan, institusi agama, struktur politik, struktur organisasi, ekonomi, pemerintahan dan keluarga.

Kesemua sistem tersebut saling berkelindan yang memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga tidak mungkin dijelaskan dalam mekanisme sosial ala Robert Merton dan Parsons.

Setiap sistem yang membentuk masyarakat, misalnya saja struktur politik entah memiliki peran yang siginifikan ataupun tidak, namun struktur politik memilikiĀ  fungsi yang penting dalam membentuk sebuah masyarakat yang utuh dan berjalan sebagaimana mestinya.

BACA JUGA : Mengenal Teori Hermeneutika Hans Georg Gadamer

Kekita ada satu peristiwa yang menciderai nilai-nilai pada struktur politik maka secara langsung ada perubahan dalam struktur politik yang akan mempengaruhi yang lain.

Sehingga setiap sistem yang ada dalam masyarakat memiliki fungsiĀ  masing-masing untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda. Ketika ada sistem yang berubah maka secara alami akan muncul permasalahan sosial sehingga lahir dorongan untuk menciptakan sistem penganti.

Secara umum memang teori fungsionalisme bertujuan agar masyarakat dapat melihat adanya nilai stabilitas dalam melakukan kegiatan sosial. Teori fungsionalisme Emile Durkehim menjadi salah satu teori yang memberi sumbangsih perkembangan dalam kajian-kajian ilmu sosial khususnya sosiologi.

Contoh Teori Fungsionalisme Dalam Masyarakat

1. Perubahan Sosial Pada Konsep Jual Beli

Seiring perkembangan zaman masyarakat mengalami perubahan pada konsep jual beli. Pada zaman dahulu konsep jual beli berlaku sistem barter dari satu barang dengan barang lain selama nilai tukarnya sepadan.

Setelah muncul konsep uang, maka jual beli berganti mengunakan nilai tukar uang. Barang akan berharga sesuai dengan nilai tertentu sesuai kesepakatan umum.

Setelah muncul uang elektronik orang tidak lagi mengunakan uang fisik sebagai alat jual beli. Proses jual beli pada titik ini bisa dilakukan dengan melaui pemindahan data dari dokumen A ke Dokumen B.

2. Peristiwa Konflik

Peristiwa konflik adalah segala bentuk tindakan baik personal maupun kelompok yang dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif kepada kondisi masyarakat.

Misalnya peristiwa revolusi industri di Perancis menjadi salah satu contoh tentang perubahan kelas dan sistem ekonomi yang ada di negara-negara Eropa. Revolusi industri menjadi sakah satu contoh tumbuhnya industrualisasi dan semangat ekonomi kapitalisme.

BACA JUGA : Sistem Politik Demokrasi, Pengertian, Macam dan Ciri-cirinya

3. Struktur Sosial

Struktur sosial dalam konteks perubahan sosial dapat kita tandai dengan runtuhanya negara Uni Soviet. Pasca bubarnya negara yang berideologi komunis tersebut banyak negara mengadopsi sistem politik demokrasi dalam pemerintahan.

Perubahan sistem politik tersebut mengakibatkan juga perubahan struktur sosial, ekonomi dan budaya di beberapa negara yang mengadopsi sistem politik baru.

4. Masyarakat

Dalam perkembangan masyarakat tentu banyak norma, aturan dan hukum yang harus ditaati. Salah satu contoh seandainya ada kebijakan kenaikan harga bahan pokok maka akan terjadi inflasi di berbagai bahan pokok.Ā  Kebijakan pembangunan jalan pun juga menjadi salah satu perubahan sosial dalan teori fungsional.

Kelemahan Teori Fungsionalisme

Ada beberapa kelemahan teori yang dicetuskan oleh emile durkheim antara lain.

1. Kurang memperhatikan konflik dan masalah kekuasaan di masyarakat.

2. Teori fungsionalisme terlalu mengagungkan sifat sosial manusia.

3. Teori Fungsionalisme cenderung “refikasi” masyarakat.

4. Penjelasan tentang perubahan sosial terlalu cepat sehingga belum jelas secara utuh.

Tulisan Terkait: