Mudabicara.com_ Max Weber merupakan salah satu tokoh sosiologi yang paling berpengaruh hingga saat ini. Selain seorang ilmuwan yang produktif menulis, Max Weber juga terkenal sebagai bapak sosiologi modern.
Salah satu karya tulis yang melambungkan namanya di dunia intelektualisme berjudul The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Tulisan yang mengejutkan para intelektual waktu itu yang berisi tentang korelasi keberhasilan kapitalisme di Eropa dengan semangat beragama kaum calvinis protestan.
BACA JUGA : Mengenal Teori Tindakan Sosial Max Weber
Sebagai seorang sosiolog dan ekonom Max Weber memberikan sumbangsih besar terhadap perkembangan keilmuan sosiologi. Nah! Kali ini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang tulisan max weber yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme.
Apa isi yang dijelaskan serta apa pengaruhnya untuk perkembangan kapitalisme di Eropa?. Selengkapnya simak ulasan berikut ini:
Membaca Ulang Kapitalisme Max Weber
Etika Protestan dan semangat kapitalisme menjadi salah satu karya yang mengingatkan pada sosok Max Weber meskipun tulisan The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism bukan satu-satunya karya tulisnya.
Dalam tulisanya tersebut, Max Weber mencoba menjelaskan perubahan masyarakat yang efektif berdasarkan semangat keyakinan beragama kaum calvinis protestan.
Realitas sosial masyarakat Eropa kala itu memang sedang mengalami kemajuan kapitalisme yang disebabkan oleh semangat masyarakat pengikut sekte calvinisme dalam agama protestan.
BACA JUGA : Mengenal Teori Hukum Tiga Tahap Auguste Comte
Pandangan Max Weber tentang Etika Protestan sebenarnya mengkritik arus pemikiran utama Marxisme kala itu. Marxisme memandang perkembangan kapitalisme hanya akibat dari faktor ekonomi yang meliputi relasi alat dan produksi.
Di sisi lain kapitalisme ala Marxisme menempatkan teknologi, relasi produksi, feodalime serta kolonialisme pada urutan pertama faktor kemajuan kapitalisme. Artinya marxisme meletakankan basis struktur ekonomi sebagai faktor utama perubahan masyarakat.
Namun Max Weber memiliki pandangan lain, Ia berpendapat ide dan nilai merupakan basis struktur utama perubahan masyarakat yang mempengaruhi suprastruktur seperti ekonomi, budaya dan politik.
Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme
Max Weber menilai etika protestan terutama calvinisme memberi dampak besar terhadap perkembangan kapitalisme Eropa. Ajaran calvinisme meyakini kesuksesan dan kekayaan di dunia merupakan citra kesuksesan nanti di akhirat, begitu sebaliknya kesusahan dan kemlaratan di dunia merupakan kesusahan di akhirat.
Atas dasar inilah para pengikut aliran calvinisme memiliki etos kerja, disiplin, hidup sederhana dan hemat. Semua keuntungan akan mereka akumulasikan menjadi investasi untuk dilipat gandakan.
BACA JUGA : Mengenal Teori Perubahan Sosial Ibnu Khaldun
Dengan pola hidup yang seperti itu, mereka berharap mendapatkan kekayaan dan kemakmuran di dunia begitupun nantinya akan mereka rasakan juga di akhirat. Bagi Max Weber Etika Calvinisme inilah yang membawa Eropa kepuncak kapitalisme dan memiliki kehidupan yang sejahtera.
Bagi kaum calvinisme kekayaan merupakan bukti keselamatan mereka di akhirat. Alhasil, pengikut calvinisme harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan keuntungan dan kekayaan agar mereka termasuk golongan-golongan selamat.
Setiap aktivitas hidup adalah bekerja, jika tidak bekerja berarti tidak melayani kemuliaan tuhan. Bagi mereka menghabiskan waktu dengan tidak bekerja adalah salah satu dosa besar.
Hal inilah yang menguatkan pendapat Max Weber bahwa basis struktur kemajuan manusia adalah ide dan nilai. Bagaimana kerja keras merupakan tindakan spiritual untuk mengajar materi dunia.
BACA JUGA : 10 Manfaat Belajar Sosiologi Untuk Anak Muda
Calvinis meyakini kekayaan bukan sebagai sarana untuk kepuasan atau memenuhi kebutuhan materialnya, melainkan spiritualitasnya.
Tiga Konsep Ajaran Protestan
Dalam ajaran protestan sendiri semangat kerja keras merupakan turunan dari tiga ajaran yaitu Konsep Panggilan, Doktrin Predestinasi dan Askeitisme duniawi.
Konsep Panggilan
Konsep panggilan adalah suatu ajaran yang menekankan kewajiban tertinggi moral seorang calvinis adalah memenuhi kebutuhan duniawi.
Doktrin Predestinasi
Pada prinsipnya tuhan sudah menentukan nasib seseorang di akhirat, apakah selamat atau tidak. Baik orang saleh ataupun orang jahat tidak akan mengetahui status mereka nanti.
Ketidakpastian nasib inilah melahirkan kecemasan pada masyarakat Eropa, mereka selalu bertanya-tanya tentang kepastian nasib. Apakah termasuk orang yang terselamatkan atau tidak?.
BACA JUGA : Mengenal Karya Auguste Comte System of Positive Politics
Maka untuk menjawab kecemasan tersebut seorang Presbyterian bernama Richard Baxter menjelaskan ajaran John Calvin. Ajaran calvin menjelaskan orang-orang yang terselamatkan adalah orang-orang yang memberikan harta kekayaannya untuk kemajuan agama. Artinya orang yang kaya secara tidak langsung merupakan orang-orang terpilih untuk terselamatkan oleh Tuhan.
Askeitisme duniawi
Konsep panggilan serta doktrin predestinasi mengakibatkan orang memiliki sifat askeitisme duniawi. Alhasil orang yang mengunakan harta kekayaanya untuk berfoya-foya merupakan bagian dari orang yang tidak terselamatkan.
Hidup sederhana dan memberikan sebagian keuntungannya untuk agama merupakan indikator bahwa orang tersebut termasuk orang-orang yang terselamatkan. Ketika pola hidup sederhana dikawinkan dengan semangat kerja tinggi, maka hasilnya adalah kekayaan dan ivestasi yang terus menerus.
Tiga konsep ajaran inilah yang melatar belakangi lahirnya semangat kapitalisme. Semangat untuk menjadi orang kaya raya merupakan faktor penting dalam perubahan struktur masyarakat.
BACA JUGA : Mengenal Karya Auguste Comte: Course of Positive Philosophy
Max Weber menilai etika Protestan-Calvsinis inilah yang mempengaruhi keberhasilan Inggris dan Belanda pada abad 18-19 dalam menguasai perekonomian dunia.
Gaya hidup sederhana ini dilakukan oleh beberapa kelompok puritan dalam ajaran Protestan seperti Metodis, Baptis, Quaker, dan Presbyterian kemudian menyebar kesemenanjung Eropa bahkan sampai Amerika Serikat.
Bagi Weber, meluasnya pengaruh calvinisme ini membawa perubahan pandangan para borjuis kedalam ekonomi yang rasional. Hal ini lah yang mengimplikasikan lahirnya ekonomi modern. Di sisi lain hal ini juga merupakan akar dari semangat kapitalisme sekaligus budaya Eropa yang tidak ditemukan dibelahan dunia lain.
Pentingnya Membaca Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme
Beberapa hal penting mengapa harus membaca Etikan Protestan dan Semangat Kapitalisme adalah persoalan pemikiran alternatif. Max Weber memberi pikiran alternatif kepada masyarakat Eropa tentang proses perubahan masyarakat menuju kapitalisme.
Ketika banyak pemikir mendukung pandangan marxisme deterministik, Max Weber memiliki pandangan lain yang kiranya juga rasional dan terukur.
Selain itu soal konsep pendekatan interpretatif dan subjektif akan menjadi metode dasar ilmu sosial dalam memahami fenomena keagamaan.
BACA JUGA : Mengenal Teori Realitas Alam Semesta Anaxagoras
Metode interpretatif dan subjektif merupakan kritik Max Weber terhadap aliran sosiologi positivistik yang mengharuskan adanya data yang terukur secara objektif meskipun pada dasarnya keabsahan data bisa saja subjektif.
Beberapa karya lain Max Weber yang bisa menjadi bahan bacaan utama adalah Ancient Judaism (1952), The Religion of India: the Sociology of Hinduism and Buddhism (1958) dan The Religion of China: Confucianism and Taoism (1951).
Max Weber memberi kontribusi besar terhadap perkembangan keilmuan sosiologi khususnya menjelaskan perkembangan awal kapitalisme.
Perlu menjadi cacatan adalah Max Weber tidak menempatkan analisis idealistik sebagai penganti penjelasan marxisme deterministik. Baginya bisa saja dua aspek ini berjalan bersandingan ataupun silih berganti dan saling melengkapi.
Dalam karya tulisannya, ia mampu menjelaskan pengalaman masyarakat Eropa berbeda dengan Cina dan India dalam perkembangan menuju kapitalisme modern.