Apa Itu Arti Sosiologi Agama? Pengertian, Kajian, Macam dan Fungsinya

Ilmu Sosiologi1375 Dilihat

Mudabicara.com_ Sosiologi agama merupakan salah satu cabang ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan perilaku individu manusia terhadap keyakinan dan kepercayaan agamanya.

Sebagaimana agama adalah bagian dari intrumen eksternal manusia yang secara signifikan mampu mempengaruhi tindakan sosial bagi para pemeluknya.

Hal tersebut menjadi satu alasan mengapa kajian sosiologi agama dibutuhkan untuk mempelajari fenomena sosial agama, lalu apa sebenarnya pengertian sosiologi agama, objek kajian serta fungsinya bagi kehidupan masuarakat.

Baca Juga : Apa itu Arti Sosiologi Pedesaan? Pengertian, Kajian dan Fungsinya

Nah! kali ini mudabicara akan mengulas artikel tentang sosiologi agama,untuk memahami lebih dalam baca artikel berikut sampai selesainya.

Pengertian Sosiologi Agama

Sosiologi Agama

Sosiologi secara umum adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku sosial, interaksi sosial baik secara individu maupun kelompok dalam masyarakat.

Sedangkan agama memiliki arti seperangkat keyakinan, kepercayaan, amal ibadah, peraturan etika, pemyembahan terhadap tuhan, dewa atau pun benda-benda tertentu.

Agama secara langsung akan membuat para pengikutnya memiliki ketaatan, kepatuhan bahkan ketundukan terhadap apa yang meraka yakini dan cita-citakan.

Maka sosiologi agama secara sederhana dapat kita artikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan kehidupan masyarakat baik individu ataupun kelompok dengan agama.

Sosiologi agama menjadi satu ilmu sosial yang meneliti agama secara ilmiah sehingga mengetahui bagaimana agama dapat mempengaruhi tindakan sosial.

Baca Juga : Mengenal Teori Sosiologi Agama Max Weber

Dalam sosiologi, agama dipandang sebagai fenomena sosial, oleh karena itu ilmu sosiologi agama mencoba menemukan prinsip-prinsip umum mengenai relasi agama dengan fenomena sosial masyarakat.

Di sisi lain, sosiologi agama tidak hanya menjelaskan namun ingin mencari metode secara ilmiah hubungan fenomena masyarakat agama dengan kehidupan sosial secara utuh.

Misalnya dalam konteks agama yang berbeda, sosiologi agama menjelaskan secara komprehensif bagaimana masyarakat melakukan tindakan sosial berdasarkan sistem keyakinan yang berbeda-beda tersebut.

Guna mecapai masyarakat yang majemuk dan toleran, pendidikan mengenai sosiologi agama menjadi unsur penting yang harus diajarkan mulai dari Sekolah Menengah Atas.

Dari berbagai uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan pengertian sosiologi agama adalah saah satu cabang ilmu sosiologi yang mempelajari perilaku sosial baik individu atau kelompok secara ilmiah dengan fenomena sosial agama.

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

1. Max Weber (1864-1920)

Menurut tokoh sosiologi modern Max Weber sosiologi agama cabang ilmu yang mempelajari bagaimana agama mampu menjadi salah satu motif seseorang untuk mekakukan tindakan sosial.

Hal tersebut Max Weber dalam fenomenal yang membuat ilmu sosiologi agama ada yakni The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. 

2. Emile Durkheim (1858-1917)

Bapak sosiologi modern Emile Durkheim merupakan salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu sosiologi agama melalui teori fakta sosial dan teori fungsionalisme.

Emile Durkheim berpendapat bahwa sosiologi agama adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial agama mengunakan metode serta pendekatan sosiologis.

Baca Juga : Mengenal Teori Fakta Sosial Emile Durkheim

3. Drs. D. Hendropuspito, O.C

Menurut Drs. D. Hendropuspito, O.C sosiologi agama adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis. 

Tujuannya untuk mendapatkan keterangan secara ilmiah mengenai kepentingan masyarakat umum serta kepentingan masyarakat agama.

4. H.Goddijn-W.Goddijn

Menurut H.Goddijn-W.Goddijn sosiologi agama adalah cabang sosiologi umum yang mempelajari ilmu budaya secara profan, positif dan empiris untuk kemudian didorong kepada pengetahuan umum.

5. J.Wach

Menurutnya J.Wach sosiologi agama adalah ilmu yang mempelajari studi tentang bentuk-bentuk relasi individu atau masyarakat dengan agama serta interrealsi dari agama itu sendiri. 

6. Dillon

Menurut Dillon sosiologi agama adalah ilmu sosiologi yang mencoba untuk memahami,  mendeskripsikan serta menjelaskan tentang bagaimana pola dan cara agama berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat.

7. Davie

Menurut Davie sosiologi agama adalah ilmu yang fokus membahas relasa agama dengan konteks sosial dimana agama tersebut berkembang.

Baca Juga : 10 Manfaat Belajar Sosiologi Untuk Anak Muda

8. W.E.B. Du Bois

Menurut W.E.B. Du Bois sosiologi agama adalah ilmu yang mempelajari berbagai institusi yang diorganisasikan secara terpusat dan bertujuan untuk mencapoai kesejahteraan umat.

Sejarah Ilmu Sosiologi Agama

Pencetus awal pembahasan mengenai relasi agama dengan fenomena sosial masyarakat agama adalah Max Weber melalui bukunya berjudul The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. 

Buku tersebut menjelaskan bagaimana agama menjadi motor penggerak lahirnya kemajuan dan semangat kapiltasime yang ada di belantara negara-negara Eropa.

Etika protestan melalui sekte calvinisme memberikan pemahaman kepada pemeluknya tentang bagaimana manusia selamat melalui semangat dan etos kerja yang tinggi.

Berdasarkan keyakinan para penganut calvinisme tentang keselamatan bahwa orang-orang yang menumpuk dan memiliki kekayaan di dunia maka akan termasuk golongan orang-orang yang terselamatkan di akhirat.

Baca Juga : Memahami Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme Max Weber

Semangat spiritualisme tersebut mengkristal dalam aktivitas sehari-hari melalui kerja keras untuk mengumpulkan modal dan kekayaan.

Apabila sudah memiliki kekayaan dan modal maka mereka akan berlomba-lomba untuk mendukung gerakan penyebaran agama secara penuh.

Anehnya, para penganut calvinis memiliki gaya hidup yang sederhana meskipun memiliki kekayaan yang berlebih. Hal tersebut tak lepas dari narasi kekayaan dan kerja adalah ibadah.

Oleh sebab itu penelitiannya Weber menemukan adanya faktor nilai spiritual agama dalam perkembangan dan kemajuan kapitalisme yang terjadi abad ke 19. 

Buku Max Weber tersebut lantas menjadi cikal bakal lahirnya kajian sosiologi agama. Apabila sosiologi umum menjelaskan fenomena sosial masyarakat untuk mencari prinsip dan tata aturan umum.

Maka sosiologi agama bertugas menjelaskan secara ilmiah mengenai relasi fenomena sosial masyarakat dengan keyakinan agama dalam ruang lingkup masyarakat agama.

Tokoh kedua yang tak kalah kontribusi terhadap perkembangan sosiologi agama adalah Emile Durkheim (1858-1917) melalui teori fakta sosial dan teori fungsionalisme.

Tokoh yang terpengaruh oleh aliran positivisme Auguste Comte ini membawa ilmu sosiologi ke dalam ilmu sosial yang memiliki metode pendekatan secara ilmiah.

Durkheim merupakan tokoh awal yang mengenalkan kajian agama mengunakan metode soiologis. Di sisi lain, tokoh ini juga membawa pondasi awal metode ilmiah sosiologi secara umum sehingga dijuluki sebagai bapak sosiologi modern.

Baca Juga : Mengenal Teori Fungsionalisme Emile Durkheim

Dalam teori fungsionalisne, Emile Durkheim menjelaskan fungsi sosial dari agama. Bagi Durkeim fungsi sosial dari agama adalah lahirnya solidaritas sosial, memberi arti hidup, kontrol sosial, perubahan sosial dan dukungan psikologi.

Maka sosiologi agama akan mengurai unsur dasar dan nilai-nilai keagamaan yang mempengaruhi tindakan sosial sekaligus fungsi sosial dalam masyarakat.

Objek Kajian Sosiologi Agama

Sosiologi Agama

Berdasarkan Keith A. Roberts objek kajian sosiologi agama terdiri dari beberapa hal sebagaimana penjelasan berikut ini.

1). Kelompok Keagamaan dan Lembaga Keagamaan

Objek kajian sosiologi yang pertama adalah mengenai pembentukan, pemeliharaan serta pembaharuan kelompok agama serta lembaga keagamaan dengan komplesitas relasi sosial demi keberlangungan hidup besama.

Tentu kelompok agama dan lembaga keagamaan memiliki kompleksitas yang rumit dalam hubungannya membangun kehidupan sosial dalam masyarakat.

2. Perilaku Individu Dalam kelompok

Objek kajian sosiologi agama selanjutnya adalah perilaku individu dalam kelompok. Arti dari perilaku individu dalam kelompok adalah proses sosial yang mempengaruhi kesadaran kelompok dalam hal keagamaan dan proses ibadah ataupun ritual.

Baca Juga : Apa Itu Anarkisme? Pengertian dan Cirinya

3. Konflik Antar Kelompok

Kajian sosiologi agama berupa masyarakat agama sebenarnya bukan pada sistem dogma atau moral namun lebih kepada agama sebagai fenomena sosial.

Agama sebagai fenomena sosial tersebut kemudian menjadi fakta sosial yang dialami oleh banyak orang terutama para pengikut dan pemeluknya.

Oleh karen itu, maksud dari konflik antar kelompok adalah konflik antar pemeluk agama seperti islam dengan kristen ataupun protestan dengan kristen.

4. Masyarakat Agama

Sebagai mana sudah dijelaskan di atas, objek kajian sosiologi adalah masyarakat agama sebagai fenomena sosial. Sebagai fenomena sosial agama mampu mengerakan para pengikutnya untuk mematuhi segala bentuk aturan dan hukum yang diajarkan.

Tak jarang struktur agama memiliki fungsi kontrol sosial terhadap perilaku masyarakat dan sosiologi agama hadir untuk mempelajari pola-pola masyarakat tersebut.

5. Gerakan-Gerakan Sosial dan Organisasi Agama

Dalam masyarakat agama biasanya lahir berbagai gerakan sosial dan organisasi keagamaan yang memiliki sudut pandang atau interpretasi berbeda mengenai keyakinan atau dogma.

Hal tersebut akan mengakibatkan struktur dan infrastruktur dari implementasi keagamaan memiliki wajah yang berbeda-beda begitu pun perilaku keagamaan terhadap lingkungan sekitar.

6. Menganalisa Perubahan Sosial Keagamaan

Dalam masyarakat agama ada berbagai perilaku dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan dunia supranatural yang tentu hanya bisa dijelaskan melalui pendekaan teologis.

Baca Juga : Apa Itu Positivisme? Aliran Filsafat Auguste Comte

Tugas dari sosiologi agama hanya melihat perkembangan, kemajuan, hingga kemunduran para pemeluk agama dalam kontek sosial.

Macam-Macam Sosiologi Agama

1. Sosiologi Agama Perpektif Klasik

Dalam sosiologi agama klasik posisi sosiologi masih masuk dalam kajian sejarah dan filsafat sebab agama, masyarakat dan kebudayaan masih menjadi satu bagian dari produk sosial manusia.

2. Sosiologi Agama Perpektif Positivisme

Dalam sosiologi agama perpektif positivisme posisi sosiologi agama menjadi salah satu ilmu sosial yang mempelajari masyarakat agama atau fenomena sosial dengan mengunakan metode ilmiah yang berbasis empirisme dan fakkta

3. Sosiologi Agama Perpektif Teori Konflik

Dalam sosiologi agama perpektif teori konflik, kehidupan masyarakat agama yang tidak memiliki konflik adalah bentuk kemandekan sosial.

Oleh karena itu, perpektif teori konflik melihat konflik dibutuhkan dalam masyarakat agar mengetahui bukti sosial perkembangan masyarakat.

Baca Juga : Apa itu Fasisme? Pengertian dan Cirinya

4. Sosiologi Agama Perpektif Fungsionalisme

Dalam perpektif Fungsionalisme, sosiologi agama menolak asumsi dasar jika masyarakat adalah suatu persetaraan. Di mana setiap elemen, termasuk kelompok, memberikan sumbangsihnya melalui peranan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh masyarakat.

Fungsi Sosiologi Agama Dalam Kehidupan

Sosiologi Agama

1. Pola InteraksI Sosial Agama

Sosiologi agama akan memberikan pengetahuan mengenai pola interaksi sosial keagamaan dalam masyarakat serta bagaimana mereka membangun struktur dan infrastruktur dalam beragama.

2. Perspektif Ilmiah Mengenai  Masyarakat Agama

Masyarakat agama tentu memiliki kompleksitas yang tinggi dalam membangun relasi dan komunikasi sosial terhadap orang yang memiliki keyakinan berbeda.

Dengan sosiologi agama maka seseorang akan menemukan pola baku atau konsep secara ilmiah bagaimana masyarakat agama membangun sistem sosial saling menghargai dan menjunjung tinggi toleransi.

3. Mengontrol dan Mengendalikan Tindakan Serta Perilaku Keberagamaan

Dengan mempelajari ilmu sosiologi agama seseorang akan dapat mengontrol secara pribadi tindakan sosial dalam beragama sekaligus mengendalikan diri.

Manusia beragama harus memiliki sikap dan perilaku tenggang rasa terhadap pemeluk dan penganut agama lain agar tercipta keteraturan sosial agama yang baik.

Baca Juga : Apa Perbedaan Public Relations Dan Corporate Communication?  

4. Memahami Perbedaan Antar Agama

Membangun masyarakat yang memiliki jiwa besar dalam menerima perbedaan antar agama adalah salah satu tujuan sosiologi agama. Dengan ilmu tersebut orang akan saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan satu dengan yang lainnya.

5. Memahami Nilai-nilai, Norma, Tradisi serta keyakinan

Berbagai agama memiliki nilai, norma, tradisi dan keyakinan yang berbeda-beda. Hal tersebut juga memiliki implikasi logis terhadap praktek sosial masyarakat.

Maka dengan sosiologi orang akan memahami perbedaan nilai, norma, tradisi sehingga muncul rasa tenggang rasa yang tinggi.

6. Meminimaslisir Timbulnya Konflik Antar Umat Beragama

Dengan mengatahui pola innteraksi sosial keagamaan yang ada dalam masyarakat dan memahami nilai-nilai, norma, tradisi serta keyakinan yang dianut oleh masyarakat.

Maka secara tidak langsung akan meminimaslisir timbulnya konflik antar umat beragama sebab orang sudah memiliki pengetahuan secara rasional satu dengan yang lainnya.

7. Memiliki Sikap Kritis dan Rasional

Orang yang memiliki pengetahuan tentang sosiologi agama tentu akan memiliki sikap kritis dan rasional dalam menghadapi berbagai gejala sosial keberagaman masyarakat.

Baca Juga : Mengenal Tokoh Sosiologi Modern Max Weber

Maka akan lahir pribadi yang tidak fanatik terhadap satu keyakinan sehingga tidak menyalahkan keyakinan orang lain secara buta.

8. Menambah Khasanah Perihal Fenomena Agama

Menambah khasanah pemahaman perihal fenomena agama di kelompok masyarakat dan memhami secara utuh bagaimana masyarakat agama melakukan tindakan dan fungsi sosialnya.

9. Membantu Para Pemuka Agama Mendapatkan Resolusi Konflik

Konflik memang sering terjadi di tengah masyarakat karena masalah-masalah sosio-religius sehingga memerlukan pendekatan khusus terutama pendekatan sosiologis.

Sebab penyelesaian permasalahan agama tidak semudah penyelesaian masalah sosial non-keagamaan. Oleh karena itu para pemuka agama juga memerlukan pengetahuan sosiologi agama yang matang.

Sekian penjelasan mengenai sosiologi agama, sampai jumpa dalam pembahasan ilmu sosiologi lainnya dan terima kasih karena telah mengunjungi portal website mudabicara. Jika kalian merasa artikel ini bermanfaat, silahkan share artikel ini. Terimakasih

 

 

 

 

Tulisan Terkait: