13 Puisi Cinta W.S Rendra Yang Wajib Anak Muda Baca

Sastra1308 Dilihat

Mudabicara.com_ Bagi para pecinta sastra Indonesia siapa yang tidak mengenal sosok sastrawan WS Rendra. Seorang satrawan besar yang mampu mengkombinasikan kritik dan cinta dalam satuan diksi kata.

Bila angkatan 45 ada Chairil Anwar maka W.S Rendra tidak masuk satu angkatan pun dalam perkembangan sastra Indonesia. Pendiri Bengkel Teater ini memang seniman yang mahir dalam berbagai bidang. Selain mahir sebagai penyair dan dramawan, ia juga piawai sebagai aktor.

Lantas siapa W.S Rendra dan apa saja karya puisi cinta yang pernah ia ciptakan. Nah! kini mudabicara ingin mengulas lebih dalam tentang beberapa karya puisi cinta W.S Rendra.

BACA JUGA : 9 Puisi Karya Chairil Anwar Yang Wajib Anak Muda Baca

Sekilas Tentang W.S Rendra

W.S Rendra adalah seorang sastrawan yang lahir di kota Solo pada 7 November 1935. Nama asli W.S Rendra  adalah Willibrordus Surendra Broto.

Ayah dan ibunya bernama Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Rendra besar dalam suasana corak kombinasi kebudayaan Jawa dan katolik yang taat.

Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo adalah seorang pelaku dramawan tradisional dan seni drama. Selain itu ia juga bekerja sebagai salah satu guru bahasa di sekolah Katolik di Solo.

Bila W.S Rendra menjadi seorang seniman sebenarnya tak jauh dari latar belakang keluarganya yang juga seorang seniman. Ibunya pun adalah seorang penari serimpi di Istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Hal lain yang menunjang kemampuanya dalam berseni adalah ia tumbuh dan besar dalam keluarga nengrat Jawa yang tentu penuh dengan adat istiadat di setiap kegiatan keluarga.

BACA JUGA : Mengenang Perlawanan Wiji Thukul Lewat “Puisi Untuk Adik”

Misalnya dalam satu kegiatan keluarga ada adat istiadat untuk menembang secara spontan untuk anggota keluarga yang masih muda. Dari kegiatan inilah Bakat W.S Rendra mulai terasah.

Pendidikan W.S Rendra

Latar belakang pendidikan W.S Rendra dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas berada di Solo. Bakat sastrawan dan senimanya mulai tumbuh saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Kala itu, ia sudah mampu menulis berbagai karya mulai dari cerpen, puisi dan drama dan karya tersebut akan ditampilkan diberbagai ajang pentas seni sekolahnya.

Karya pertama yang tembus meja redaksi dimuat di majalah siasat kira-kira tahun 1952. Pasca itu maka secara berkala tulisan hasil karyanya banyak menghisai majalah-majalah di Indonesia.

Perjalananya W.S Rendra pun berpindah saat ia memutuskan pergi ke Yogyakarta  dan menimba ilmu di Fakultas Sastra di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dengan berbagai macam kemampuan Rendra aktif mengikuti berbagai kegiatan teater di Kota Pelajar. Berbat keahliannya pada tahun tahun 1954 ia mendapat undangan dari Universitas Harvard untuk mengikuti seminar kesusastraan.

Meskipun undangan itu membuatnya meninggalkan bangku kuliah namun waktu yang menjawab W.S Rendra pun pada akhirnya mendapat gelar Doktor  gelar Doktor Honoris Causa dari UGM.

Selain itu pada tahun 1964 Rendra mendapat beasiswa untuk belajar ilmu pengetahuan tentang drama dan seni tari dari American Academy of Dramatical Art (AADA).

BACA JUGA : Pembagian Sastra lama Indonesia, Macam dan Jenisnya

Salah satu sumbangsih besar W.S Rendra selain karyanya adalah salah kelompok teater bernama Bengkel Teater. Dari kelompok inilah lahir banyak sastrawan dan seniman salah satunya adalah Wiji Thukul.

Puisi-Puisi Cinta W.S Rendra

Sebagai seorang sastrawan ternama W.S. Rendra merupakan sosok yang piawai dalam meramu diksi kata-kata cinta. Lewat karya puisinya ia menerbitkan buku berjudul Puisi-puisi Cinta yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka.

Dalam buku tersebut terdapat tiga bagian yaitu Puber Pertama (1954-1958), Puber Kedua (1968-1977) dan Puber Ketiga (1992-2003). nKini mudabicara memberi 13 puisi cinta W.S Rendra saat Puber Pertama (1954-1958).

13 Puisi Cinta W.S Rendra

 

Bunga Gugur

Bunga gugur

di atas nyawa yang gugur

gugurlah semua yang bersamanya

Kekasihku.

Bunga gugur

di atas tempatmu terkubur

gugurlah segala hal ikhwal antara kita.

Baiklah kita ikhlaskan saja

tiada janji ‘kan jumpa di sorga

karena di sorga tiada kita ‘kan perlu asmara.

Asmara cuma lahir di bumi

(di mana segala berujung di tanah mati)

ia mengikuti hidup manusia

dan kalau hidup sendiri telah gugur

gugur pula ia bersama sama.

Ada tertinggal sedikit kenangan

tapi semata tiada lebih dari penipuan

atau semacam pencegah bunuh diri.

Mungkin ada pula kesedihan

itu baginya semacam harga atau kehormatan

yang sebentar akan pula berantakan.

Kekasihku.

Gugur, ya, gugur

semua gugur

hidup, asmara, embun di bunga – 

yang kita ambil cuma yang berguna.

 

Kekasih

Kekasihku seperti burung murai.

Suaranya merdu.

Matanya kaca.

Hatinya biru.

Kekasihku seperti burung murai.

Bersarang indah di dalam hati.

Muraiku,

hati kita berdua adalah pelangi selusin warna.

 

Janganlah Jauh

Janganlah jauh

bagai bulan

hanya bisa dipandang. 

Jadilah angin

membelai rambutku.

Dan kita nanti

akan selalu berjamahan.

 

Optimisme

Cinta kita berdua

adalah istana dari porselen.

Angin telah membawa kedamaian

membelitkan kita dalam pelukan.

Bumi telah memberi kekuatan,

kerna kita telah melangkah

dengan ketegasan.

Telah Satu

Gelisahmu adalah gelisahku.

Berjalanlah kita bergandengan

dalam hidup yang nyata,

dan kita cintai.

Lama kita saling bertatap mata

dan makin mengerti

tak lagi bisa dipisahkan.

Engkau adalah peniti

yang telah disematkan.

Aku adalah kapal

yang telah berlabuh dan ditambatkan.

Kita berdua adalah lava

yang tak bisa lagi diuraikan.

 

Dua Burung

Adalah dua burung

bersama membuat sarang.

Kami berdua serupa burung

terbang tanpa sarang.

Pahatan

Di bawah pohon sawo

idi atas bangku panjang

di bawah langit biru

di atas bumi kelabu

–Istirahlah dua buah hati rindu.

Temperamen

Batu kali

ditimpa terik matahari.

Betapa panasnya!

Ketika malam kembali membenam

kali pun tenteram.

Bulannya sejuk

dan air bernyanyi

tiada henti.

Jika kita marah

pada kekasih

selamanya

Kami Berdua

Karena sekolah kami belum selesai

kami berdua belum dikawinkan.

Tetapi di dalam jiwa

anak-cucu kami sudah banyak.

Kegemarannya

Pacarku gemar

mendengar aku mendongeng.

Dalam mendongeng selalu kusindirkan

bahwa aku sangat mencintainya.

Permintaan

Wahai, rembulan yang bundar

jenguklah jendela kekasihku!

Ia tidur sendirian,

hanya berteman hati yang rindu.

Rambut

Rambut kekasihku 

sangat indah dan panjang.

Katanya,

rambut itu untuk menjerat hatiku.

Kangen

Pohon cemara dari jauh

membayangkan panjang rambutnya

maka aku pun kangen kekasihku.

Tulisan Terkait: